THREE

93 15 0
                                    

Pagi ini menjadi pagi yang buruk bagi Roula dan Ihsan. Hari ini, satu anggota yang tidak diinginkan oleh mereka telah hadir di meja makan. Ihsan dan Roula menjadi tidak selera untuk sarapan, namun mereka terpaksa harus menuruti kemauan orang yang sama sekali tidak diinginkan kehadirannya.

"Apa yang anda lakukan disini? Padahal saya sudah merasa senang dengan tidak kehadiran anda!!, "seru Roula, datar.

" Roula!!, "tegur Nita.

" Dimana rasa hormat kamu kepada orang tua? Saya ini masih ayah kamu, loh!, "sergah Erick, ayah dari Roula dan Ihsan.

Rola tertawa, menyindir. " Ayah? Siapa itu? ". Rola kembali tertawa. " Saya tidak sudi punya ayah seperti anda!!, "tekan Rola, dengan emosi tertahan.

" KAMU..., "bentak Erick.

"WOI, BERANI LO BENTAK KAKAK GW, GW GAMPAR LO!!, "bentak Ihsan, tidak terima.

" Ihsan!!, "tegur Nita.

" Kalian ini kenapa sih?, "seru Nita, dengan emosi yang memuncak.

Ihsan terpaksa menahan emosinya. Roula yang dari tadi susah payah menahan emosi, sudah tidak bisa lagi ia tahan. Ia memukul meja, dan membuat Nita terkejut.

" Bunda tau kan... Kalo aku sama Ihsan benci sama makhluk yang satu ini... Tapi kenapa bunda masih nerima dia masuk ke rumah ini!?, "teriak Roula, dengan emosi yang sudah tidak bisa ditahan lagi.

Nita tertegun melihat ekspresi Roula yang sulit untuk diartikan. Seumur hidup, Nita tidak pernah melihat sosok Roula yang seperti ini.

Erick yang emosi karena tidak diperlakukan dengan baik, langsung melempar gelas yang ada didepannya kearah Roula.

Hampir saja gelas itu mengenai wajah Roula. Untung saja Ihsan dengan sigap melindungi Roula. Darah segar keluar dari tangan Ihsan.

"MAKSUD LO APAAN, HA?!, "teriak Ihsan, bersiap mencengkram kerah Erick.

Sebelum sempat Ihsan mencengkram kerah Erick, Nita sudah lebih dulu menampar Erick. Terlihat pipi Erick memerah karena tamparan Nita yang terbilang cukup kerah.

"Tega kamu mas, ngelakuin hal itu!! Dia itu anak kamu loh, mas! Aku kira kamu bakal berubah, tapi nyatanya nihil!!, "sergah Nita, dengan emosi yang sudah tidak terbendung lagi.

Karena emosi yang meluap tadi, akhirnya air mata Nita jatuh. Roula yang tidak sanggup melihat sang bunda menangis, langsung mendekati dan memeluk Nita.

Begitu pula Ihsan, tidak terima sang bunda dibuat menangis oleh makhluk yang ia benci, Ihsan langsung memukul rahang Erick. Erick yang tiba-tiba dipukul langsung jatuh. Sudut bibirnya sedikit mengeluarkan darah segar.

"Sebelum gw seret lo keluar dari rumah ini, mending lo sendiri yang keluar!!, "usir Ihsan, menekankan setiap katanya.

Dengan emosi yang tertahan, Erick berjalan pergi meninggalkan mereka. Begitu sampai diambang pintu, ia meneriakkan sesuatu yang membuat mereka tertegun.

"Liat saja nanti, saya akan pastikan kalian hidup sengsara! Selama saya masih hidup, kalian tidak akan hidup tenang!!, "ancam Erick, berjalan pergi.

🗿

Pagi ini cukup cerah. Alif sedang duduk diatas motornya, enggan untuk memasuki sekolah saat ini.

"Lebar bat senyum lo, ada apa gerangan nih!?, "celetuk Aksa, melihat Alif tersenyum lebar.

"Kesambet apaan lo?!, "tanya Ray, menaikan sebelah alisnya.

" Udah biarin aja, lagi ngebayangin duduk di pelaminan bareng si Roula kayaknya!!, "goda Arlo, menyikut lengan Alif. Sedangkan Ray hanya bersiul menggoda.

Anything For YouWaar verhalen tot leven komen. Ontdek het nu