SEMBILAN

5.2K 353 0
                                    

Disinilah Arella sekarang, duduk di samping Ganes yang sedang fokus mengendarai mobilnya. Arella memandang jalanan yang dilewatinya.

"Jangan terlalu senang berduaan denganku, semuanya murni perintah ibuku untuk bertemu denganmu." Ujar Ganes tiba-tiba.

Arella berdecak dalam hati, pria disampingnya itu sangat-sangat percaya diri.

"Gue nggak senang tuh berduaan sama lo! Pede banget" balas Arella pedas.

Arella sangat malas meladeni tingkah Ganes, entahlah Arella merasa tingkah Ganes saat berbeda dengan Ganes yang dulu.

Ganes yang dikenalnya adalah sosok yang sangat dingin dan tak tersentuh. Bukan Ganes yang banyak omong dan kelewat pede seperti pria yang disampingnya kini.

Mobil berhenti di sebuah toko kue, Arella mengernyitkan alsinya bingung "gue baru tahu rumah lo pindah kesini"

Ganes batal membuka pintunya mendengar sindiran Arella.

"Bukannya biasa lo kalau mau ketemu mama gue... lo minta dianterin ke sini dulu?" Tanya Balik Ganes.

Arella melupakan hal itu, setiap ia bertemu mama Ganes, dia pasti menyempatkan untuk membeli buah tangan di cake store itu.

Arella turun dari mobil menyusul Ganes yang berjalan lebih dulu. Gadis itu menunjukkan rasa malasnya. Hanya Ganes yang memilih cake.

Sebenarnya pria itu sedikit heran melihat tingkah Arella, biasanya gadis itu yang bersemangat memilih kue namun kenapa malah terlihat lesu, tidak seperti biasanya.

"Buruan deh gue ngantuk nih, nyokap lo gue kenapa sih harus ajak ketemuan di waktu jam tidur siang gue" omel Arella pada Ganes yang sedang membayar roti yang dibelinya.

"Pegang.. bilang ini dari lo" Ganes menyerahkan paper bag berisi macam-macam dessert pada Arella.

Arella dengan lesu menerima itu.

"Kenapa lo lakuin ini? Biasanya gue mohon-mohon pun lo pasti bakalan lewatin toko roti itu. Sekarang tanpa diminta lo udah bergerak lebih dulu. Kenapa?"

Arella begitu menanti jawaban Ganes.

"Lo berubah"

Hanya itu yang dikatakan Ganes lalu setelahnya mereka tidak berinteraksi satu sama lain lagi. Arella fokus dengan pikirannya sedangkan Ganes fokus menyetir.

●●●●●

Pintu gerbang itu terbuka lebar, melihat mobil sang tuan muda. Arella memandang rumah besar itu. Dia seolah terbawa ke masa lalu. Ada banyak kesialan yang didapatkan dirumah itu. Dan semua terjadi setelah ia menikah dengan Ganes.

Dapat Arella lihat di pintu utama nyonya besar rumah itu alias ibu Ganes berdiri disana menunggu mereka.

"Cih...munafik" cemooh Arella dalam hati menilai wanita paruh baya itu.

Arella turun dari mobil Ganes, berjalan bersisian dengan tunangannya itu. Memasang tampang polos dan lugunya Arella mengambil tangan ibu Ganes dan menyalaminya.

"Aduh Arel... kamu makin cantik aja sayang" puji ibu Ganes, mengelus pipi halus Arella.

"Masuk yuk... tante udah masak banyak buat kamu"

"Bohong!" Batin Arella menanggapi ucapan ibu Ganes.

Mana bisa wanita sosialita itu memasak, yang masak adalah pembantunya dia hanya mampu menyuruh saja.

Arella tersenyum lembut masuk di peluk oleh ibu Ganes. Sedangkan Ganes mungkin sedang berada dikamar mengganti bajunya.

Mata Arella menatap sesuatu yang membuat dirinya dulu sangat dipermalukan oleh keluarga ini.

Guci itu...

"Kenapa sayang? Yuk kita langsung aja ke ke ruang makan" ajak ibu Ganes lagi.

Arella melanjutkan langkahnya bersama ibu Ganes, begitu sampai di meja makan, Arella terkejut melihat sudah ada Ganes disana.

Tidak biasanya pria itu mau bergabung, biasanya setelah mengantar Arella datang Ganes pasti akan pergi keluar dan akan kembali saat Arella akan pulang.

Pria itu dulunya saat mati-matian menghindari frekuensi pertemuan mereka.

Namun kenapa sekarang ia malah duduk diruangan yang sama dengan Arella?

"Lo tumben anak tampan mama mau gabung" goda ibu Ganes, Arella hanya membalas dengan senyum malu-malu. Dan Ganes tidak melepaskan tatapannya dari Arella.

"Abis makan, Arella mau bantuin Ganes buat prakarya seni budaya ma... jadi mama nggak usah ajak Arella medi pedi atau sejenisnya" ujar Ganes memberitahu ibunya.

Ibu Ganes tertawa "hahahah lucu lo kalian, bilang aja kalian mau berduaan, mama ngerti kok, tenang aja mama nggak bakalan ganggu"

Arella hanya ikut tertawa kikuk bak orang bodoh. Gadis itu akan menjalankan rencananya untuk membalas wanita ini sekarang.

"Duhh kayaknya Arella lupa ponsel Arel di mobil Ganes deh tante" ujar Arella lemah. Gadis itu tidak berhenti memeriksa kantung dan sakunya.

"Biar gue yang ambil" Ganes tiba-tiba bersuara dan bersiap-siap berdiri.

"Nggak!! Gue aja... soalnya gue yang simpan nanti lo kesusahan nyarinya" kilah Arella memberhentikan aksi Ganes.

Pria itu hanya memandang Arella lalu mengangguk mengiyakan.

Arella langsung bangkit dari kursinya, menekan tombol mobil Ganes. Begitu pintunya terbuka Arella benar-benar mengambilnya disana.

Memasuki ruang tamu, Arella berjalan dengan mencotohi model catwalk.

1

2

3

Prang....

Prang....

Arella menyandung kakinya sendiri. Sehingga ia sengaja linglung dan meraih meja yang didekat sana, naasnya tangannya malah menyenggol vas bunga kesayangan ibu Ganes itu.

Rencananya berhasil, bukan hanya satu, Arella berhasil memecahkan dua vas bunga mahal itu.

"Ada apa saya-- HAH! VAS KESAYANGANKU!!"

Ibu Ganes bersimpuh menatapi vasnya yang sudah tak berbentuk lagi. Harga barang itu sangat mahal dan hanya di import dari luar negeri.

"Tadi Arella kesandung tante terus nggak sengaja nyenggol vas bunganya" sesal Arella dibuat-buat.

Arella tahu wanita itu sedang sangat marah saat ini. Namun tidak mungkin ia akan memarahi Arella. Tentu saja dia akan menampilkan citra yang baik pada Arella.

"Nggak papa kok nak. Tenang aja masih banyak kok yang jual vas kayak ini. Yang penting kamu tidak terluka"

Batin Arella tertawa jahat melihat tingkah ibu Ganes yang menahan amarahnya. Ini baru awal, Arella masih punya banyak kejutan untuk mantan ibu mertuanya itu.

"Ganes... bawa Arella ke ruang makan, kalian makanlah lebih dulu, nanti mama menyusul" ujar Ibu Ganes berusaha terlihat lembut padahal amarahnya sudah naik sampai di ubun-ubunnya.

Arella kembali ke ruang makan bersama Ganes. Mereka makan dengan tenang sedangkan di ruang tamu ibu Ganes merasa kesal dan sedih melihat nasib vas bunga mahalnya.

●●●●●

"Gue mau pulang habis ini, jadi jangan nyusahin gue dengan alasan tolol lo yang nahan gue dirumah lo"

Arella merasa kesal dengan Ganes yang seakan menahannya di rumah pria itu. Bahkan pria itu membuat alasan jika mereka akan membuat kerajinan prakarya.

"Tinggallah sebentar lagi"

"Gue mau pulang! Gue muak lihat muka lo!" Ujar Arella begitu berani.

Wajah Ganes berubah pias, "apa yang lo bilang?!"

Memutar bolanya malas Arella menjawab "gue muak lihat muka lo itu, jadi setelah ini gue mau pulang. Nggak usah anterin gue nanti gue bisa pulang sendiri"

"Tetap disitu!!" Tekan Ganes melihat Arella akan melangkah keluar dari ruang makan. Mereka telah selesai makan.

Arella tidak peduli, dia tetap melangkah keluar.

"TETAP DISINI SIALAN!!!"

Mengubah Takdir Sang AntagonistWhere stories live. Discover now