EMPAT

6.7K 374 1
                                    

Jam istirahat telah usai, kini para siswa kembali melanjutkan materi pembelajaran mereka.

Arella sedang fokus memperhatikan penjelasan guru sosiologi, kali ini dia akan benar-benar tekun belajar untuk memperbaiki nilainya.

Di kehidupan dulunya, dia begitu menyepelekan gelar dan ilmu, bahkan setelah lulus SMA dia tidak berminat melajutkannya ke jenjang perkuliahan.

Arella lebih memilih menjadi ibu rumah tangga. Menjadi istri yang patuh pada Ganes, suaminya. Sayangnya itu adalah pilihan terbodoh yang Arella jalani.

Gadis itu mencatat pelajaran di buku catatannya. Sharadda yang duduk di sebelahnya menatap heran yang sahabat.

Tidak biasanya Arella ambis pada pelajaran, pikir Sharadda.

"Hushh...hushh..gaes" bisik Bulbul dari arah belakang Arella.

Jadi, Arella dan Shradda duduk sebangku, sedangkan Bulbul dan Aruhi duduk sebangku di belakang mereka.

Sharadda sedikit menoleh ke belakang begitupun Arella.

"Itu benaran nggak sih Ganes selama ini pecandu?" Bisik pelan Bulbul.

Arella yang mendengar pertanyaan tidak penting itu kembali fokus pada layar lcd didepan. Tapi telinganya masih menangkap pembicaraan sahabatnya tentang Ganes.

"Belum tentu sih, walaupun bener itu barang di temuin di tasnya, tapi belum tentu dia yang pakai." Balas Sharadda.

"Bisa jadi dia cuman di jebak" sambung Sharadda.

Deg...

Arella mencengkram erat bollpoinnya.

Menetralkan emosinya, Arella mencoba mengatur nafasnya, ayolah dia tidak salah. Ganes memang pecandu sejak dulu. Hanya saja saat itu pria itu tidak ketahuan.

Sahabat Arella kembali melanjutkan pembicaraan mereka tentang Ganes tentu saja dengan berbisik-bisik. Jika mereka ketahuan guru bisa di usir mereka.

"SHARADDA!! REMBULAN!! APA YANG KALIAN BICARAKAN DI BELAKANG SANA"

Benar kan... baru saja Arella bilang...

Sharadda berdecak, sedangkan Bulbul malah senyum-senyum tak bersalah pada sang guru.

"Nggak kok bu ini tadi Sharadda ajak Bulbul ngomong soal Ganes yang ditangkep sama guru BK bu" jawab polos Bulbul.

"Habis sudah" ringis Sharadda.

"Kalau begitu kalian bisa lanjutkan obrolan kalian itu DI LUAR!" Tekan guru Sosiologi itu.

Arella dapat merasakan tatapan sengit Sharadda yang menatap Bulbul. Lalu setelahnya mereka berdua keluar dari kelas.

Arella hanya menggeleng pelan melihat tingkah kedua sahabatnya itu. Baru saja ia hendak kembali menulis materi, kursi yang tadi di tempati Shradda berbunyi, rupanya Aruhi maju ke depan untuk duduk bersama Arella.

"Numpang, gue nggak suka duduk sendiri" ujar Aruhi, gadis itu juga fokus pada catatannya.

Melihat Aruhi duduk disebelahnya, entah kenapa sebuah ide tiba-tiba muncul di kepala Arella.

"Ruhi... lo dekat nggak sama si Raven?" Pancing Arella.

Arella hanya perlu basa-basi dulu agar semua informasi yang didapatkan Aruhi tentang Raven bisa di koreknya. Maklum Aruhi itu ratu gosip.

"Raven?"Aruhi nampak berpikir.

"Ahhh si Villain" pekiknya namun Aruhi tersadar, jadi gadis itu langsung menutup mulutnya.

Arella menyipitkan matanya, meletakkan jari telunjuknya di tengah bibirnya, menyuruh agar Aruhi tidak berisik.

"Gue tahulah" bisik Aruhi.

Mengubah Takdir Sang AntagonistWhere stories live. Discover now