DELAPAN

5.8K 354 0
                                    

Raven memandang sinis uluran tangan Arella.

"Pergi dari sini!" Tekan Raven menghiraukan wajah ceria didepannya ini.

Suduh bibir Arella turun kebawa, gadis itu terlihat kecewa. Ia menahan ringisan keluar dari bibirnya, jujur saja saat Raven mendorongnya jatuh dari kursi, bokongnya terbentur dengan lantai semen itu.

Tapi menurutnya mengajak Raven berteman lebih penting saat ini daripada rasa nyut-nyut di bokongnya.

"Galak amat sih" amuk Arella lucu.

Raven berjalan melewati gadis itu, mendudukkan dirinya ke sofa. Lalu tak lama ia berselonjoran tanpa memperdulikan Arella.

"Ravenn... ingat nama gue kan? A.REL.LA"

Ujar Arella menatap semangat Raven.

Memandang Arella sejenak, Raven memutar tubuhnya menghadap kepala sofa, membelakangi Arella. ia sangat malas berurusan dengan gadis itu.

Arella cemberut dan memincingkan matanya melihat reaksi Raven yang tidak peduli.

"Heii...heiiii....Raven? Bangun! Maukan jadi teman gue? Bangunnnn"

"Heiii Villain! Bangun dong, gue mau ajak kenalan nih"

"Kenapa sih sombong banget sama gue? Padahal gue kan udah bantuin lo 2x. Jadi ayokk dong temenan sama gue"

Cerocos Arella terus terdengar di telinga Raven, membuat telinga pria itu begitu panas. Bukan hanya telinganya yang panas tapi mood nya pun ikut terbakar.

"BERISIK BANGSAT!" bentak Raven keras membuat Arella seketika memberhentikan cerocosannya.

Raven bangun dengan kasar, pria itu menarik tangan Arella menunggu tangga dengan kasar.

"Turun!" Suruh Raven.

Mata pria itu begitu tajam belum lagi urat lehernya terlihat. Raven benar-benar emosi sekarang.

"Turun ! Atau lo pengen gue dorong dari tangga?!" Teriakan Raven membuat Arella terjengkit kaget.

Gadis itu menggeleng keras, memundurkan langkahnya.

"Iya....iya...peace...kita damai... gue turun sekarang" putus Arella menunjukkan jarinya yang membentuk V.

Arella berbalik dengan langkah seribunya dia segera menuruni tangga. Dia tidak berani dengan Raven entah kenapa auranya sangat membuat nyalinya ciut. Padahal di kehidupan dulunya dia sering dikasari dan diteriaki lebih kasar dari Raven.

Lorong gelap itu menyambutnya, dia jadi menyesal mengikuti rasa penasarannya, bagaimana ini... Arella sangat benci gelap.

Menutup matanya, dan menghembuskan nafasnya dia mengepalkan tangannya.

"Hushh...pasti bisa" yakin Arella membuka matanya menatap satu titik di ujung lorong itu.

LARI!

Arella berlari melewati lorong gelap itu, matanya melihat harapan saat ia melihat ujung lorongnya. Dan iya yakini itu koridor lift roftop.

Matanya membuat begitu keluar dari kegelapan. Dia malah melihat Jack yang menghalanginya. Sial... ini jam istirahat sudah pasti Ganes dkk ada di markas mereka. Yang dimana lokasinya juga di roftop.

Brukk....

"Ouhhchh"

"Anjing siapa yang nabrak gue!"

Suara ringisan Arella dan umpatan Jack terdengar. Varum, Adithya, Ordo dan Ganes begitu terkejut melihat kehadiran Arella dari lorong gelap itu.

"Sialan" umpat Arella disertai ringisan diakhir. Bokongnya sudah mendarat dua kali di lantai. Rasanya benar-benar sakit sekarang.

Mengubah Takdir Sang AntagonistTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang