"Bayi...bayiku.." panik Arella memeriksa dan menyentuh perutnya namun kenapa perutnya menjadi datar?

Arella panik seketika tidak mendapati perutnya membesar. Dan lagi... kenapa dia memakai seragam high schoolnya?

Matanya memindai orang yang sedari tadi menatapnya datar. Seketika pandangan Arella memburam mendapati sosok yang paling dibencinya ada dihadapannya.

"Apa...apa yang terjadi?" Suara Arella begitu tercekat.

Dia mengepalkan tangannya melihat Ganes. Tatapannya begitu menyiratkan sesuatu disana.

"Lo pingsan saat upacara" jawab pria itu datar.

"Berhenti disini!" Arella nyaris berteriak mengatakan itu.

Arella tidak sudi berdekatan dengan sumber kesakitannya di masa lalu. Rasanya sangat pengap sekarang. Dia butuh bernafas dan menenangkan dirinya.

Mobil yang membawa Arella terhenti ditepi jalan, tanpa melirik sang pengemudi, Arella membuka pintu dan turun dari mobil Ganesh.

Matanya mengedar menatap sekelilingnya... ini...kenapa....dia....

Arella meremas sesuatu di sakunya, dan matanya mengerjap tidak percaya, gadis itu mengambil sesuatu dari sakunya. Yah ponselnya.

Gadis itu lemas begitu mengetahui  dia kembali ke lima tahun yang lalu. Arella kembali di usia ke 16 tahunnya.

"Apa...yang terjadi? Apa...apa aku mengulang waktu?" Batinnya.

Dengan langkah gontainya di terus berjalan di trotoar. Dia linglung, dia begitu syok mendapati dirinya kembali ke masa lalu. Arella mengingat sesuatu, reflek ia menoleh kebelakang.

Arella mendengus kasar, tentu saja pria itu tega meninggalkannya. Harusnya Arella sadar dari dulu, jika sampai kapanpun usahanya hanya sia-sia.

Mobil Ganes sudah tidak ada di sana. Arella tidak kecewa. Dia hanya meyakinkan dirinya jika bahwa pria itu memang kejam dan tak berperasaan.

Langkah Arella terhenti di sebuah mini market. Gadis itu berjalan masuk ke sana. Dia akan membeli minum dan menjernihkan pikirannya sejenak.

Arella mengambil beberapa snack dan minuman disana lalu ke kasir untuk membayarnya.

Gadis itu memeriksa tasnya, namun matanya gelisah begitu ia tidak menemukan benda segi empat yang biasa di bawanya saat masih sekolah.

"Apa dompetku jatuh, bukankah aku selalu memasukkannya ke tas?" Panik Arella memeriksa tas dan sakunya.

"Bayar pakai ini" sodoran kartu seseorang membuat Arella menatap orang tersebut.

Dia....Ganesh

"Apa-apaan si bangsat ini! Bukannya tadi dia sudah pergi" batin Arella kesal.

Arella mengambil kantung belanjaanya lalu berlalu begitu saja dari hadapan Ganes. Dia tidak mengucapkan apapun.

Duduk di kursi yang telah disediakan, Arella membuka minumnya dan beberapa makanan disana.

Matanya menatap jelly yang digenggamnya. Sudut bibirnya terangkat naik.

Saat hamil dulu, Arella pernah mengidam ingin memakan jelly ini, namun sayang waktu itu produksinya sudah tidak ada lagi karena perusahaannya bangkrut.

Matanya berair mengingat kenangan itu, saat ia mengelilingi setiap cabang minimarket untuk mencari jelly rasa ini.

Arella mengelus pelan perutnya yang masih datar itu. Dia...dia sangat merindukan calon anaknya.

Air matanya mengalir, dia masih bertanya-tanya, kenapa tuhan lebih memberinya untuk mengulang waktu, kenapa dia tidak mati saja menyusul anaknya.

Tunggu...

Bukankah selalu ada hukum sebab akibat di dunia ini, apakah tuhan menginginkan dia merubah hidupnya di kehidupan kali ini? Atau tuhan ingin ia membalaskan setiap rasa sakitnya di kehidupan kali ini?

"Abis ini kita pulang"

Suara itu membuyarkan lamunan Arella. Ganesh, pria itu duduk dihadapan Arella. Pria itu membawa mie cupnya yang menyembulkan asap panasnya.

Arella memutuskan tatapannya, dia kembali fokus pada jelly ditanyannya.

"Ak-- gue bisa pulang sendiri pakai taxi"

Alis Ganes berkerut mendengar peneluturan Arella. Tidak bisanya gadis itu menolak ajakannya dan apa tadi... dia memakai kata "gue"? Apa telinga Ganes bermasalah. Pikir pria itu.

"Lo yakin?" Ulang Ganes memastikan, mungkin saja Arella hanya ngambek dan menggertaknya.

"Gue bisa pulang sendiri, jadi gue duluan" ujar Arella langsung, tidak ingin membuang waktunya.

Ganesh memandangi Arella yang hendak menjauh namun langkah gadis itu tiba-tiba berhenti.

Ganesh menerbitkan senyum miringnya "rupanya dia hanya menggertak, cihh gadis tolol"

Arella kembali dihadapan Ganes, tangannya memberikan sekantung sisa jajanannya pada Ganes.

"Ini... gue kembaliin, untuk makanan yang udah gue makanan, nanti gue ganti besok" ucap Arella meletakkan kantongan itu di samping mie cup Ganes.

Dia kembali melangkah menjauhi Ganes, pergi dari sana. Tekadnya sangat membara di dadanya. Dia akan membuat pria itu menderita.

Arella akan membalaskan semua rasa sakitnya pada pria yang memberikan rasa sakit itu.

"Gue bersumpah Ganes, untuk setiap darah yang keluar pada malam itu, kau yang akan membayar setiap tetesannya " tekad Arella bulat.

Mengubah Takdir Sang AntagonistWhere stories live. Discover now