ABCDE Life (OG)

09. Gara itu aneh?

Halo?

Ada orang?

Eh maksudnya ada yang baca?

Jangan lupa vote dan komen nya ya hihi

Happy Reading All 🌻
••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••••

Hari-hari telah berlalu. Kini semuanya sudah mulai beraktivitas kembali seperti semula, setelah kejadian yang menggemparkan dimana Eleonora hilang tapi ternyata ketiduran di perpustakaan. Semuanya sudah kembali normal dan kabar itu sudah mulai reda.

Pagi yang cerah ini, tapi tidak secerah kehidupan beberapa makhluk lain di dunia ini. Seorang lelaki tengah memacu motor kesayangannya menuju ke sekolah barunya, yaitu Shyam High School.

"Sial...masa hari pertama gue telat sih elah." Umpatnya kasar.

Ia tidak menyalahkan siapapun. Tapi menyalahkan dirinya sendiri yang belum bisa menghilangkan kebiasaan tidur pukul 3 atau 4 dini hari dan berakhir bangun kesiangan.

"ASSALAMUALAIKUM PAK! PUNTEN NUMPANG LEWAT!" Teriaknya kepada satpam yang sudah akan menutup gerbang sekolah barunya itu.

Untungnya dia berhasil melewati gerbang dengan mulus tanpa lecet-lecet. Tapi karena hal itu juga yang membuatnya langsung trending di sekolah.

"Eh anjir itu siapa sih teriak-teriak?!"

"Wih motornya cakep!"

"Anak baru ya? Kenalan dong!"

"Anjay keren pas masuk gerbang wush sret tet tet tet gitu."

"Perasaan gak ada suara tet tet tet gitu deh. Ngarang lo!"

"Cogan gak sih?"

"Koleksi cogan ku bertambah huhuuu!"

"Ganteng kenalan dong!"

Lelaki yang kerap di panggil Gara oleh orang yang sudah mengenalnya itu pun hanya bisa berdecak sebal dan langsung membuka helmnya.

"OPPA!"

"JUNGKOOK BUKAN SIH ITU!"

"HUAAA AKHIRNYA JUNGKOOK ADA YANG VESRI LOKAL!"

"Versi woy, gue tampol pake KBBI baru tau lo!"

"Rambutnya mirip Renjun aku plis!"

"Apa sih orang rambut dia mirip Harry Style!"

Gara hanya bisa pasrah dengan segala pekikan heboh itu dan terus mengabaikannya. Ia langsung pergi menuju ruang kepala sekolah.

Bruk

"Sumpah asli bisa gitu kek gue ditubruk duit apa money. Ini kenapa ditubruk manusia mulu sih?!" Batin Gara.

Gara segera bangkit dari duduknya yang tidak elit itu. Sedangkan perempuan yang berada dihadapannya sudah menunduk ketakutan.

"Maaf." Cicit perempuan itu.