[ part 17 ]

1.3K 143 15
                                    

Akhirnya hari yang dikhawatirkan oleh Keirlan tiba, hari dimana laki-laki itu resmi menjadi pemimpin perusahaan milik keluarga dari pihak mamanya.

"Be confident, okay?" tutur Kimberly yang tengah mengusap surai laki-laki sembari tersenyum hangat.

Saat ini mereka sudah berada di lobby gedung perusahaan yang akan ditangani oleh Keirlan, namun karena melihat suaminya yang terlihat cemas membuat gadis itu meminta sopirnya untuk keluar sebentar selagi ia menenangkan laki-laki nya.

"Lily nggak nervous?" tanya Keirlan yang tentunya dibalas gelengan oleh gadis itu.

Keirlan dibuat iri dengan jawaban itu, kalau Kimberly tidak gugup harusnya ia juga tidak. Ia tidak tahu apa yang membuatnya se-gugup ini.

"Ini hari pertama, wajar kok kalo grogi."

"Balas sapaan mereka kalo kamu mau, jangan gampang terpancing emosi kalo mereka buat kesalahan, kalo ada yang nggak kamu pahami tanya ke Papa Brian, dan yang terakhir harus percaya diri!" pesan Kimberly yang dibalas anggukan oleh Keirlan.

Dari semua itu kuncinya hanya satu, Keirlan harus percaya diri. Ia harus bersikap layaknya pemimpin karena sedari dulu ia selalu didoktrin untuk memimpin bukan dipimpin.

"I'll try!" kata Keirlan.

Kimberly tersenyum bangga mendengarnya, dari jawaban itu berarti Keirlan sudah mengembalikan sikap percaya dirinya.

"Goodluck, Baby."

Keirlan menganggukkan kepalanya dengan semangat, lalu bersiap-siap untuk keluar dari mobilnya. Namun sebelum ia membuka pintu mobil, laki-laki itu berbalik lagi ke arah Kimberly.

"Where's my kiss? hug?" tanya Keirlan yang membuat raut wajah bingung Kimberly berubah menjadi tawa kecil.

Kimberly mendekatkan dirinya pada Keirlan, mengecup singkat bibir laki-laki itu dan kemudian memeluknya sembari mengusap punggung Keirlan.

"Semangat buat Lily juga!" seru Keirlan setelah pelukan mereka terlepas dan laki-laki itu memasang wajah gembira.

"Siap, Kapten!" balas Kimberly.

"Bye-bye!" kata Keirlan sebelum laki-laki itu membuka pintu mobil dan keluar dari sana.

Begitu Keirlan turun dari mobil dan menutup pintu mobilnya, raut wajahnya langsung berubah menjadi datar saat ia membalikkan badannya membelakangi mobil.

Senyumannya tadi hanya ia dedikasikan untuk Kimberly seorang, orang asing tidak berhak melihatnya.

Dengan langkah percaya diri, Keirlan masuk ke dalam gedung perusahaannya. Para karyawan banyak yang menyapanya dengan senyuman formal, sementara Keirlan hanya menjawabnya dengan anggukan singkat ataupun berlalu begitu saja. Toh, Kimberly bilang padanya untuk menyapa balik mereka jika ia mau saja.

"Selamat pagi, Pak."

Keirlan menghentikan langkahnya saat mendapati seorang laki-laki yang mungkin seusianya berdiri di depan ruangan kerjanya, jika Keirlan tidak salah ingat, laki-laki ini adalah sekretaris sekaligus asisten pribadinya yang direkomendasikan oleh Richard.

"Nama?" tanya Keirlan.

"Yuan Pranaja," jawab laki-laki itu.

Keirlan melihat penampilan laki-laki itu dari atas sampe bawah, lalu ke atas lagi. Tingginya hanya sebatas hidungnya saja, namun perawakan laki-laki itu terlihat cukup atletis dan jika dilihat dari wajahnya, mungkin Yuan keturunan Tionghoa.

"Umur?" tanya Keirlan.

"Dua puluh tiga, Pak."

"Ternyata lebih tua," ujar Keirlan dalam hatinya.

Giant Baby S2 [COMPLETED]Where stories live. Discover now