Bab II

111 11 0
                                    

TUJUH TAHUN LALU

Wanita itu terus berlari, menyusuri jalanan yang ramai, diikuti tatapan penuh kebingungan orang-orang yang melihatnya. Namun dia tidak peduli, yang ada dalam pikirannya saat ini adalah bagaimana menghindari kedua pria yang mengejarnya sejak beberapa menit yang lalu. Dengan bertelanjang kaki, karena dia telah melepaskan heelsnya, dia bahkan tidak menyadari bahwa kakinya mulai terluka, Angela benar-benar tidak peduli.

"Berhenti disana!" Teriak salah seorang pria yang mengejarnya.

"Nona!" Salah satu dari mereka kembali berteriak, namun dia tetap berlari. Para pejalan kaki yang melihat bersikap tidak peduli dan terkesan menjauh demi menghindari masalah yang mereka tidak tahu.

Angela melihat sebuah restoran Jepang yang tampak tidak asing baginya. Dengan cepat dia memasuki restoran itu, menggabaikan pelayan restoran yang terkejut dan terlihat bingung, dia segera melihat ruangan pribadi di dalam restoran. Tanpa pikir panjang Angela memasuki ruangan tersebut.

Seseorang di dalam ruangan itu tampak terkejut, terlihat dari bagaimana dia mengalihkan padangannya dengan cepat menatap kehadiran Angela yang terlihat cukup kacau. "Izinkan aku bersembunyi disini." Ucapnya tanpa menunggu balasan dan segera memasuki sebuah bilik yang tersedia di dalam ruangan tersebut.

"Nona!" Teriakan seorang pria yang tidak asing kembali terdengar diikuti pintu ruangan yang dibuka dengan kasar.

"Maaf Tuan, izinkan kami melihat ruangan ini. Kami sedang mencari Nona kami." Ujar salah satu pria yang mengejarnya, setelah menyadari bahwa ternyata ruangan tersebut tidak kosong.

"Apakah kalian tidak terlalu lancang untuk berkata seperti itu di wilayahku?" Untuk pertama kalinya pria yang sejak tadi hanya diam di dalam ruangan itu bersuara. Suaranya yang dalam dan tatapan matanya yang tajam dengan aura mengintimidasi yang datang entah darimana berhasil menghentikan pergerakan kedua pria itu.

"Tapi—"

"Apa yang kalian lakukan di ruangan Tuan kami?" Seorang pria bertubuh besar dengan pakaian formal serba hitam, yang tampaknya adalah bawahan pria ini datang dan memotong kalimat para pria yang mengejar Angela, siapapun tahu jika hal ini terus berlanjut kemungkinan besar sebuah pertarungan akan terjadi di dalam sana.

"Kami sedang mencari Nona kami." Jawab seorang pria yang mulai mengerti akan situasi yang tengah terjadi.

"Hanya ada Tuanku disini, dan jika benar Nona kalian datang, apakah kalian pikir Nona kalian dapat dengan mudah memasuki ruangan ini?" Itu adalah sebuah kalimat yang secara tidak sadar menunjukkan bahwa seorang pria yang ada di dalam ruangan ini bukanlah pria biasa.

Kedua pria yang sejak tadi mengejar Angela kembali menatap pria yang masih duduk dengan tenang di mejanya tidak menghiraukan kekacauan yang tengah terjadi, hingga akhirnya mereka mulai mengenali siapa dia sebenarnya.

"Maafkan atas kelancangan kami Tuan. Kami pikir Nona kami memasuki ruangan ini, jika begitu kami pergi dulu." Ucap kedua pria itu seraya menunduk dan melangkah keluar diikuti oleh bawahan pria itu.

Saat suasana tenang kembali menghampiri, Angela yang terlihat kacau akhirnya keluar dari bilik. "Terima kasih sudah membantuku." Ucapnya seraya duduk di hadapan pria itu dengan tidak peduli.

"Sial tasku." Umpatnya setelah menyadari bahwa dia benar-benar tidak membawa barang-barangnya.

"Boleh kupinjam ponselmu? Aku ingin menghubungi seseorang untuk menjemputku." Tanpa membalas Angela, pria itu memberikan ponselnya. Reaksinya sempat membuat Angela bingung karena bagaimana bisa pria yang baru pertama kali dia temui ini mmepercayainya?

"Halo, jemput aku di Izaka Restaurant. Hubungi aku di nomor ini." Setelah mendapatkan balasan dari orang diseberang panggilan, Angela segera mematikan panggilan itu dan mengembalikan ponsel.

Love For UsWhere stories live. Discover now