Bab I

415 18 3
                                    

POV ANGELA MALVIA ADDISON

Lelah dan muak adalah dua kata yang sangat menggambarkan kondisiku saat ini. Lelah karena harus hidup demi orang lain dan muak karena aku tidak pernah bisa hidup sesuai dengan apa yang kuinginkan. Lahir dari sebuah keluarga terpandang di negara besar ini, memang memiliki banyak manfaat. Namun banyaknya manfaat yang diterima, sebanyak itulah beban yang juga harus kutanggung.

Menjadi salah satu penerus A&D menjadikan kehidupanku jauh dari kata normal. Sejak kecil pelajaran yang kuterima selalu harus lebih cepat dan terbilang tidak masuk akal dari anak seumuranku, tidak ada kata istirahat dalam kamus kehidupanku. Hal-hal yang harus kupelajari adalah seperti bagaimana cara seorang bangsawan berjalan, bagaimana tata krama dalam berbicara dan bersikap, pelajaran bahasa lebih dari tiga dalam sehari dan juga bagaimana mengelola bisnis merupakan hal yang normal dalam kehidupanku.

Sejak aku mulai bisa membaca dan memahami segala hal, keluargaku selalu memberikanku dokumen pekerjaan yang harus kupahami dalam dua hari. Jadi, melihat dokumen-dokumen pekerjaan yang berserakan di atas meja kerjaku, menjadi hal yang mulai kusepelekan.

"Sekian yang dapat saya sampaikan mengenai pembangunan pusat perbelanjaan." Itu adalah kalimat penutup yang terdengar membosankan bagiku.

"Bagaimana perkembangan kerja sama dengan LND? Apakah ada kemajuan atau masih stuck seperti terakhir kali?" Dan ini merupakan kalimat pertama yang kuucapkan semenjak aku memasuki ruangan rapat.

Ruangan itu seketika menjadi hening, seolah semua orang yang ada disana merencanakan untuk terdiam saat aku mulai mengajukan pertanyaan ini. Reaksi mereka adalah hal yang sudah kuduga, karena pada dasarnya topik kerja sama ini merupakan hal yang sedikit sensitif untuk dibahas di dalam perusahaan. Bagaimana tidak, jika selama tiga bulan sejak aku mengajukan persyaratan untuk bisa mencapai kerja sama bersama salah satu perusahaan konstruksi yang terkenal dalam bidangnya, yaitu LND. Hal yang menyulitkan adalah bahwa aku tidak akan menyetujui pembangunan pusat perbelanjaan selama kerja sama dengan perusahaan konstruksi yang kuinginkan di dapatkan.

Itulah mengapa selama tiga bulan proyek ini tidak dapat segera dilaksanakan dan ini adalah hal yang membuat hampir semua orang di dalam perusahaan depresi, karena proyek ini merupakan proyek yang besar.

"Lalu apa gunanya rapat seperti ini terus dilakukan, jika kalian saja tidak dapat membahas kerja sama dengan LND?!" Suaraku mulai meninggi, membuat beberapa orang tertunduk dan memilih untuk menghindari tatapanku.

"Nona, bagaimana jika kita mencari perusahaan konstruksi lain? Sulit sekali—"

"Jika LND saja tidak berniat melirik pembangunan pusat perbelanjaan kita, bukankah itu artinya perluasan pusat perbelanjaan tidak perlu dilakukan? Bukankah itu seharusnya membuat kalian tersadar, bahwa ada hal yang salah dalam rencana kalian?" Tanyaku dengan nada penuh hinaan setelah memotong kalimat salah satu eksekutif perusahaan.

"Bukan begitu—"

"Dan selama tiga bulan kalian terus memaksaku untuk menyetujui pembangunan ini, tapi tidak bisa memenuhi satu persyaratan yang kuberikan? Jangan lagi berani mengajukan rapat mengenai hal ini jika kalian masih tidak bisa memenuhi persyaratan yang kuberikan." Ucapku penuh peringatan dan segera berdiri untuk meninggalkan ruangan rapat yang dapat kutebak apa yang akan terjadi selanjutnya, karena pastinya para eksekutif tua bangka itu akan menyalahkan bawahan mereka, seraya diam-diam mengutukku.

Sebenarnya bukan tanpa alasan aku mengajukan persyaratan untuk bekerja sama dengan LND Group dan juga bukannya aku tidak tahu bahwa kerja sama ini memang sulit dilakukan mengingat bagaimana sejarah kedua perusahaan. Aku tahu semuanya, namun aku sengaja melakukannya, bahkan alasan kerja sama ini sulit dilakukan adalah karena diriku sendiri. Ini karena masih ada beberapa hal yang perlu kuperiksa mengenai alasan mengapa para tua bangka di dalam perusahaan ini begitu memaksa untuk segera melaksankan pembangunan pusat perbelanjaan ini.

Love For UsWhere stories live. Discover now