Bab 17. Scandal

86 15 5
                                    

"Ohayo Dokter Shun." Sapa Shinka saat mereka berpapasan di lobby RS. Sudah 2 hari lamanya Shinka tidak masuk kerja rasanya kangen dengan RS.

"Ohayo Dokter Shin-, Aw!" Sapa Shun terhenti dia kesakitan hanya sekedar menjawab salam dari Shinka.

Shinka menatap heran, "Tumben pakai masker?"

"Pakai masker bukannya wajib di RS?" Benar sih harus wajib pakai masker agar tidak tertular penyakit ataupun menularkan penyakit.

"Biasanya kamu gitu." Shun yang biasanya tanpa masker saat tidak sedang tindakan ataupun ke pasien namun hari ini pakai masker terus, gadis itu menatap curiga.

"Coba buka maskermu, aku ingin lihat." Dari sikap Shun terlihat sangat aneh dan mencurigakan, seperti menutupi sesuatu.

Shun terbelalak, gadis itu kekeh ingin melihat wajah Shun dibalik masker, "Jangan Dokter, aku sedang sakit."

Shun mencegah Shinka untuk membuka maskernya. Gadis itu menarik tangan Shun yang menghalangi wajahnya.

Kretek!

AKRH!

Shinka semakin yakin saat mendengar ada krepitasi ditangan kanan Shun. Ada yang tidak beres dengan Dokter Residen ini.

"Kita ke IGD sekarang!" Perintah Shinka menarik tangan kiri Shun. Cowok itu sudah menolak namun Shinka lebih mementingkan kondisi Shun dari pada alasan yang terus menolak.

Perawat shif malam yang habis operan dengan shif pagi pun terkejut dengan Shinka yang menarik Shun ke ruang tindakan. Shinka memberikan kode dan dengan sigap perawat tersebut menarik brankar lalu dibawa ke ruang tindakan.

"Dokter Shinka, aku tidak apa-apa. Aku hanya flu, percayalah." Shun meyakinkan sekali lagi untuk menghentikan tindakan Shinka.

Shinka selesai dengan gown serta masker, "Lepas maskermu."

Tidak ada pilihan lain selain melepas masker. Gadis itu dan para perawat yang membantu terkejut melihat wajah Shun yang babak belur habis di hajar warga sekampung.

"Lepas bajumu juga!" Shinka tidak yakin kalau bagian tubuh Shun baik-baik saja. Wajahnya saja sampai bonyok seperti itu pasti tubuhnya juga terluka.

AHW!

"Shun kesulitan melepas baju karena tangan kanannya mendadak sakit dan sulit untuk digerakkan.

"Boleh minta gunting bajunya." Pinta Shinka meminta bantuan perawat untuk menggunting pakaian Shun.

Shinka menutup mulutnya terkejut melihat sekujur tubuh Shun yang lebam bahkan terdapat luka jahitan yang masih basah dan baru, sepertinya Shun melakukannya sendiri.

"Apa yang sebenarnya terjadi kepadamu Dokter Shun?!" Tanya Shinka menatap mata Shun, namun cowok itu hanya merunduk, dia tidak bisa menceritakannya.

Shinka paham, gadis itu bergegas merapikan jahitan luka tersebut dan meminta perawat untuk membidai lengan kanan Shun serta memintanya untuk di rontgen.

Selesai di IGD dan Radiologi, kini Shun berada diruangan Shinka dengan hasil rontgen ditangannya.

"Sekarang cerita, kenapa kamu bisa seperti ini?" Gadis itu membaca hasil rontgen tangan kanan Shun dan dugaannya benar, tangan Shun mengalami keretakan tulang lengan.

"Sudahlah Dokter, aku anak yang kuat kata Kaa-San." Sekuat-kuatnya anak laki-laki kalau tangan kanannya mengalami keretakan harus segera diobati supaya tidak tambah parah.

"Katakan, siapa yang melakukan ini kepada kamu?" Shinka yakin kalau Shun tidak terjatuh melainkan dihajar orang sampai babak belur seperti ini.

Shun merunduk, "Jika aku kasih tahu, Dokter Shinka tidak akan percaya."

ContractTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang