Bab 3. White Wedding

190 38 7
                                    

Sepulangnya dari RS, Shinka dan Kakashi menghadap orang tua mereka dengan tangan Shinka menggenggam tangan Kakashi. Semua orang berdiri melihatnya, mereka terkejut dengan apa yang mereka lihat dan menunggu penjelasan dari mereka.

"Sekarang Shinka sudah paham maksud Papa." Bagaimana pun seorang Ayah tidak akan melakukan sesuatu jika itu bukan kebaikan untuk anak perempuannya.

Semuanya terdiam menunggu Shinka selesai bicara. Shinka semakin mengeratkan genggaman pada Kakashi serta sesekali mata mereka bertemu, dia tersenyum dengan penuh arti, "Shinka terima lamaran dari Keluarga Hatake."

Semua orang tidak menyangka kalau hal ini akan terjadi, mereka pikir Shinka tidak akan menerima perjodohan ini. Sungguh di luar dugaan.

"Kamu serius Nak?" Shatoshi masih terkejut dengan hal yang baru saja terjadi. Shinka tersenyum. Shatoshi bangga, dia mendekati putrinya lalu memeluk Shinka erat.

Jauh dilubuk hati Shinka, hanya mendengar kalimat sederhana seperti ini keluarnya begitu bahagia. Tidak apa mengorbankan perasaan Shinka yang penting dia bisa membuat keluarganya bahagia dengan perjodohan ini.

1 minggu kemudian...

Semua persiapan untuk pernikahan sudah selesai. Disebuah gedung terbesar di Tokyo, dengan penataan dekorasi bernuansa putih, sangat indah dan elegan. Tidak lupa dengan kata mewah, semuannya sangat sempurna.

Shinka masih berada dikamar, dia belum selesai dengan riasannya. Entahlah apa yang dilakukan oleh perias ini, perasaan dari tadi tidak selesai-selesai. Aika menghampiri putrinya yang masih duduk di depan meja rias.

Wanita itu menyentuh pundak Shinka dan tersenyum. Gadis itu menatap raut wajah Aika dengan tersenyum pula. "Ada apa Mama?"

"Kamu sangat cantik sayang." Puji Aika memutar tempat duduk Shinka.

Gadis itu menggeleng, "Jangan Mama. Jangan menangis."

Aika menghapus air matanya, "Mama sangat bahagia sayang. Putri kecil Mama akan menikah dan pergi dari Mama. Rasanya baru kemaren kamu tidak mau lepas dari pelukan Mama. Sekarang kamu sendiri yang akan meninggalkan Mama."

"Jangan bicara seperti itu. Shinka masih disini, Shinka tidak akan pergi." Hibur Shinka tersenyum.

Shinka memeluk tubuh Aika, "Shinka masih memeluk Mama."

Aika melepas pelukannya, "Setelah kamu tinggal bersama Kelurga Hatake, jangan lupakan Mama."

Shinka tertawa semu, "Mana mungkin Shinka melupakan Mama. Shinka akan selalu menjenguk Mama."

"Mama sayang padamu Shinka."

"Shinka lebih sayang sama Mama." Ucap Shinka memeluk tubuh Aika kembali.

Beberapa saat kemudian, orang yang ditugaskan mengatur semua acara datang dan memberitahukan bahwa resepsi akan segera dimulai. Aika membantu Shinka menuju tempat resepsi berlangsung. Disana sudah ada Shatoshi yang menunggu.

"Princess Papa cantik sekali." Puji Shatoshi memegang tangan Shinka.

"Papa. Jangan seperti itu. Shinka gugup." Jelas saja dia gugup. Sebentar lagi dia akan keluar dan menjadi pusat perhatian.

"Tenangkan dirimu sayang. Kita hanya perlu berjalan saja." Tenang Shatoshi menggenggam tangan putrinya.

Shinka menarik nafas panjang, "Papa benar, hanya berjalan. Berjalan ditengah para tamu undangan, itu yang menjadi masalahnya."

Shatoshi tertawa pelan, "Sayang. Jangan terlalu dipikirkan, itu justru membuatmu semakin gugup."

Obito mencubit pinggang shinka, "Santai saja. Tarik nafas buang."

ContractTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang