43. Aamiin

250 52 10
                                    

Assalamu'alaikum
Bismillahirrahmanirrahim
Allahumma sholi alaa syaidina Muhammad

***
Ali kembali mendapat klien baru. Bahkan kali ini, dua klien sekaligus dalam satu waktu.

Mendesign ulang sebuah bangunan yang sudah berdiri memang menantang bagi Ali. Beda halnya dengan merancang dari awal. Kali ini sebuah rumah di kawasan Jakarta barat dengan gaya jaman dulu, ingin dirombak menjadi gaya kekinian tanpa menghilangkan aksen jaman dulunya.

Selesai mengobrol dengan si ibu pemilik rumah, Ali dengan Mustofa dan Kenes segera kembali ke studio. Sampai di tempat yang dituju, ada dua orang klien menunggu di gerbang studio. Hampir saja mereka kembali pulang, kalau Ali tak cepat datang.

Di hadapan dua orang kliennya, Ali menjelaskan beberapa metode konsep design dan tata ruang karyanya. Dengan lincah pria berwajah menyenangkan itu berbicara sekaligus memeragakan tangan.

"Kalau gaya retro itu yang seperti model-model jadul gitu, ya?" tanya pria yang lebih muda.

"Kami mau rumahnya nggak terlalu besar," ungkap pria yang lebih tua.

Akhirnya setelah disepakati model bangunan yang mereka inginkan, dua orang yang mengaku asli orang Aceh itu pamit pulang. Mustofa sendiri pamit hendak ke pantry pada Ali, hingga tak lama pria itu memanggil nama Ali dengan suara panik.


Ali lekas menghampiri Mustofa di pantry. Ia ikut panik mendapati keadaan Kenes yang pingsan. Ali inisiatif mengambil minyak angin di laci meja kerjanya, ia bubuhkan cairan aroma hangat itu pada sapu tangan lalu mendekatkannya ke hidung Kenes.

Berhasil, tak lama Kenes bisa sadar meski wajahnya sangat pucat. Perempuan itu beranjak duduk sambil memegangi keningnya.


"Lo sakit? Kenapa nggak bilang?" Ali kembali berdiri untuk mengambil air hangat agar Kenes bisa meminumnya.



Ali kembali dan menyuruh Kenes untuk minum, selanjutnya pria itu mengajak Kenes pulang saja. Hingga tiba di rumah, Ali lekas menyuruh Kenes istirahat. Nisa nampak khawatir juga dengan keadaan putrinya itu. Ia takut, masalah yang sedang dihadapi Kenes adalah penyebabnya pingsan.

"Emang ada masalah apa sih, Ma?" Ali jadi penasaran.

Keduanya duduk di teras rumah dengan gemericik dari air terjun buatan sebagai alunan musik alamiah. Suara ikan dalam kolam juga sesekali terdengar.

"Cowok," jawab Nisa datar.

"Kenes punya cowok?"


"Papa nggak setuju."


"Alasannya apa?"


Ribet sekali keluarga ini, selalu cepat tidak setuju dengan hubungan kisah kasih anak muda. Ali kembali mengingat Fat. Andai dari awal keluarga mengizinkan dirinya dan Fat bersama, mungkin kini mereka sudah jadi sepasang suami istri muda.


"Cowoknya belum jelas kerjaannya dan kelihatannya cuma manfaatin Kenes doang," papar Nisa.

Dalam Hijrah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang