26. Demi Masa

266 58 12
                                    

Assalamu'alaikum,
Bismillahirrahmanirrahim
Allahumma sholi alaa syaidina Muhammad

***

Fat sudah menandai beberapa kedai kopi yang membuka lowongan kerja. Ia berpikir mulai besok akan mendatangi satu-persatu kedai itu.

Kepindahan dari rumah Ammar harus dipercepat. Pernyataan Ali semalam membuatnya benar-benar bimbang. Takut bila dirinya menjadi sebab semakin tidak maunya Ali menuruti keinginan Nisa.

Sebagai perempuan, Fat merasakan bagai mana sedihnya bila mendapati cinta bertepuk sebelah tangan. Sakit sudah pasti. Rasanya, lebih baik Fat yang pergi. Menjauh dari kehidupan Ali. Awalnya mereka tak saling kenal, semua harus kembali seperti semula. Seperti saat belum mengenal Ali.

Fat menatap jam dinding, masih pukul 13.00. Ali pasti masih lama pulangnya, begitu pikir Fat. Gadis itu mengendap-endap masuk ke kamar Ali untuk mengambil sesuatu.

Buku Surah cinta Mishil. Membaca judulnya membuat bulu kuduk Fat meremang. Lembar pertama yang pernah Fat lihat ia lewati. Fat beralih membuka lembar lainnya, surah Al-Ashr. Ditulis rapi dengan arti sekaligus penjelasannya.

Surah Al-Ashr menjelaskan tentang apabila Allah telah bersumpah atas nama waktu, celakalah bagi manusia yang menyia-nyiakan waktu untuk melakukan hal kurang bermanfaat, kecuali orang yang memiliki keimanan, selalu menjalankan amal soleh saling berwasiat terhadap kebenaran dan kesabaran.

Surah Al Ashr juga mengajarkan kepada umat Muslim untuk memanfaatkan waktu sebaik mungkin, agar tidak terjerumus dengan hal-hal yang menyebabkan kerugian. Jika isi surat ini diamalkan dan umat Muslim memanfaatkan waktu sebaik mungkin, untuk mengejar jalan Allah, maka umat Muslim akan mendapatkan berkah dari Allah yang berlimpah.


Tulisan rapi nan cantik itu membuat hati Fat tersentuh. Berapa banyak waktu yang ia buang sia-sia selama ini dengan mengukir dosa. Hingga tak sadar, ia meringkuk di atas kasur dengan seprai putih itu. Memeluk buku bersampul hijau dengan perasaan berkecamuk.

Sementara itu, si empunya buku yang merasa harinya kacau-balau memilih pulang dari kantor. Izin dengan alasan tak enak badan. 

Tiba di rumah, tepatnya di dapur ia mencium aroma kecap dengan bumbu semur membelai hidungnya. Letupan uap dari Magicom yang menandakan sebentar lagi nasi matang juga menguarkan harum pandan. Kedua ujung bibir lelaki itu terangkat. Sederhana sekali, tetapi bila suatu hari peristiwa ini terjalin dalam ikatan halal antara dirinya dan gadis yang membuatnya resah itu terjadi pasti bahagia sekali.

Ali melangkahkan kakinya menaiki undakan tangga. Rasanya akan menyenangkan bila merebahkan badan di atas kasur empuknya. Namun, begitu membuka pintu kamar, pemandangan lain ia tangkap. Gadis yang membuat hatinya resah meringkuk di tengah kasur memeluk buku miminya. Ada genangan air di kedua ujung matanya. 

Baru Ali akan menutup tubuh Fat dengan selimut, gadis itu terusik. Kemudian detik selanjutnya terperanjat duduk.

"Kamu ngapain?" Fat memeluk dirinya sendiri. Dalam pikirnya, Ali masuk ke kamarnya hendak berbuat sesuatu. 

"Kamu jangan macem-macem masuk kamar aku." Fat menajamkan pandangan saat menyusuri seisi kamar.

"Kamu nyaman tidur di sini?" tanya Ali seraya menahan tawa. Rambut berantakan dengan mata sembab tak mengurangi manisnya gadis itu.

Dalam Hijrah CintaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang