ANDAI SAJA

16 4 0
                                    

Candra tengah berada di dekat cafe kampus sesuai janji ia dengan Gistara dua hari yang lalu mereka akan bertemu di cafe dekat kampus, tidak lama menunggu akhirnya Gistara datang sambil tersenyum manis di hadapan Candra, “Candra Lo udah nunggu lama? Maaf ya gue telat soalnya tadi ada urusan dikit” melihat penampilan Gistara sudah tertebak di pikiran Candra bahwa Gistara Yang dulu hanya akal-akalan agar ia bisa dekat dengannya.

“ouh, iya enggak apa-apa kok. Gue juga baru dateng” jawabnya sambil menggaruk tengkuknya yang tidak gatal sambil tersenyum kikuk, “oke, ayo kita masuk, ada banyak hal yang pingin gue ceritain” Candra langsung masuk di ikuti oleh Gistara yang Masih saja memperhatikannya dengan manik yang lekat. Candra masuk dan mengajak Gistara yang tiba-tiba merangkulnya dari samping membuat ia sedikit terjingkat.

Mereka duduk di meja paling ujung dan sangat dekat dengan jendela kaca. Gistara memanggil pelayan untuk menuju ke tempat mereka berada, ketika Gistara sedang berbincang lalu melihat pelayan yang menghampiri mereka ia tersenyum remeh, “Ouh, jadi ratu omorfos ternyata kerja di cafe ya? Enggak pantes banget Lo bersanding sama Eric, kasihan Eric punya cewek kayak Lo! Ck” ejeknya kepada Angelina yang ternyata bekerja menjadi pelayan cafe depan kampus I F B Bandung.

“Harusnya Lo enggak sih yang ngaca? Biarin gue kerja di cafe yang penting duit nya gue tabung buat keperluan gue, dari pada gue menghamburkan uang demi hal enggak berguna! Apa lagi buat balas dendam kayak Lo, gue memang benci sama Zea tapi asal Lo tahu dari Zea kecil umur 6 tahun sampai dia sudah umur 16 tahun gue yang urus dia seperti adik gue sendiri, sedang kan Lo tunangannya? Hanya bisa apa coba?” Balas nya kembali dengan nada yang sedikit tinggi.

Candra yang melihat pertengkaran itu menghentikannya dan memesan apa yang di inginkan oleh Gistara tadi lalu dengan kesal Angelina pergi dari sana, “ih, ngeselin banget sih! Dia itu, rasanya pingin gue Jambak” Candra hanya menghela nafas halus dan menatap Gistara dengan tatapan halus, “harusnya Lo yang minta maaf anak orang enggak salah kenapa Lo marah-marahin? Angelina enggak salah tapi mulut Lo yang enggak di rem” Bela Candra pada Angelina yang terdengar jelas karena candra sedikit menyentak Gistara membuatnya semakin sebal.

“sekarang Lo yang belain cewek sialan itu?! Lo bukan Candra yang gue kenal! Lo bukan dia di masa putih abu-abu!” Gistara yang kesal langsung pergi begitu saja, padahal berharap di tahan namun ternyata Candra cuek dan acuh, “nih pesanan Lo.. btw Lo kok enggak nahan Gistara, Lo kok malah membela gue?” tanya Angelina dengan ekspresi heran.

Candra tertawa kecil lalu menatap jendela yang berembun akibat hujan, “dia belum mengenal apa itu hidup Lina.. dia cuman tahu kalo hak gue di ambil ya balas dendam terus kalo gue mau itu ya itu enggak boleh di ambil, padahal apa yang dia mau itu banyak banget.. ” mendengar nama panggilan itu manik Angelina langsung berembun maniknya langsung sendu menatap Candra, “l-lo manggil g-gue L-lina?.. ” air mata Angelina satu demi satu mengalir lalu ia menatap ke bawah.

“Gue tahu nama panggilan itu sedikit trauma bagi Lo.. tapi gue enggak mau Lo dalam lingkup toxic yang membuat lo menjadi orang yang salah jalan” ucap Candra dengan mata tenang dan hangat, “gue kasihan dengan Lo yang harus mati-matian banting tulang gara-gara Bryant menghancurkan perusahaan papah Lo.. dan pada akhirnya bangkrut” kata-kata yang di lontarkan Candra membuat Angelina tersenyum tipis.

“iya, gue memang tadinya enggak pernah mau kalau Bryant itu buat perkumpulan kayak gitu, karena melanggar peraturan. Lo tahu sendiri karena kita satu SMP dulu, gue murid teladan jadi murid nakal” ungkap Angelina menatap jendela dengan tatapan lurus sambil memperhatikan jendela, “gue nyesel ikut Bryant, gue nyesel kenapa harus Ter obsesi sama dia dulu. Andai aja gue bisa ulang kembali waktu gue harusnya bergaul bersama adinda dan Lo juga Dimas, Gistara itu salah pergaulan sama kayak gue dulu pas SMA... ” jelasnya.

Candra menggeleng menatap Angelina yang hanya menghela nafas pasrah, “jangan terlalu menyalahkan diri Lo. Itu sudah ujian dunia, harta, dan jabatan itu adalah ujian untuk Lo, apakah Lo bisa menyimpan nya dengan baik merawatnya dan mempergunakannya untuk hal positif atau malah kebalikannya” tutur Candra dengan tatapan lurus ke arah gadis di depannya.

“Makasih Lo udah pengertian.. gue kira Lo orang nya seburuk yang di ceritakan Bryant, ternyata Lo orang terbaik yang gue temui.. gue enggak nyesel ketemu bahkan langsung cerita masalah gue. Ternyata gue cerita ke orang yang tepat” ucap Angelina.

“iya enggak papa, gue Nerima semua perkataan orang lain kok.. mau dia jahat mau enggak. Oke kalo gitu gue pamit ya, dah!” Candra 'pun berdiri dan pergi meninggalkan cafe tersebut, namun Angelina masih terpaku menatap Candra  iya bahkan sampai tidak menyangka Candra adalah orang yang hangat apa lagi ia sangat tenang di ajak berbicara. Ia juga sangat pengertian terhadap siapapun, pantas saja orang di sekitarnya sangat bahagia dengan aura positif yang di miliki oleh Candra.

Saat menatap meja Candra memberikan uang atas pesanan dan juga sepucuk surat kecil kepada Angelina. Ketika ia mengambil dan membacanya semangat Angelina yang tadinya runtuh kembali lagi membara, jangan merasa sendiri jalanin hidup Lo, gue, adinda, dan Dimas akan Nerima Lo apa adanya. Kami di sini Lo mau curhat ke kami, kami siap Nerima'.

Angelina langsung menyerahkan uang tersebut ke kasir dan lanjut melayani pesanan yang lain sambil tersenyum penuh semangat, sungguh ini adalah interaksi pertama nya lagi setelah hampir lima tahun tidak sama sekali berinteraksi.

'Candra ternyata semua omongan Bryant itu sampah ya? Lo orang baik dan perhatian, gue sampai enggak nyangka sama Lo.., batinnya sambil menyiapkan pesanan.

*****

Di tempat lain Rayan memperhatikan sebuah buku dan kotak yang berisikan sebuah foto juga bunga Daffodil berwarna kuning dan sangat wangi. Tidak heran ketika Rayan tersenyum lembut dan indah menatap Bunga tersebut, bunga yang melambangkan Kesejahteraan itu sangat membuat orang merasa hidup bebas wanginya sangat tenang begitu pula bunganya yang ketika tertiup angin akan bergoyang-goyang mengikuti arah tenang.

Seketika tatapan Rayan sendu, tatapan yang tidak pernah ia layangkan dan sangat jarang ia keluarkan, namun sekarang dan saati ini ia mengeluarkan semua rasa di dalam hatinya...
Jiwanya sangat tenang, jiwanya bukan lah tegas seperti yang orang lain lihat, jiwanya sangat rapuh bagai kayu yang sudah terkena air terlalu lama tentu keropos.

Namun Rayan bisa bertahan tentu karena orang di sekitarnya, adiknya juga abangnya yang selalu ada mendampingi nya walau ia sedikit egois untuk mereka.

Bunga Daffodil itu sangat melambangkan perasaan yang ingin sejahtera, sama seperti saat ini kondisi miliknya sangat sejahtera. Bahkan kalau orang lain bilang 'Rayan gue iri sama keluarga Lo' itu membuatnya tidak percaya. Awalnya ia pikir keluarganya ini menyebalkan keluarga nya ini sangat bikin ia tidak ingin bersosialisasi, ternyata dugaannya salah.

“Gue tahu, gue egois.. tapi gue enggak akan pernah mau mengambil hak kalian demi kepentingan gue sendiri, gue sayang banget sama kalian. Gue enggak mau kehilangan kalian lagi, cukup ayah yang pergi jangan kalian.. ” ucapnya sambil memperhatikan foto yang berada di dalam kotak tersebut.

Rayan menatap pohon Rambutan yang di mana semua kenangan keluarga mereka juga ada di pohon itu. Pohon yang pertama kali di tanam oleh ayah saat masih berumur 6 tahun sekarang sudah berumur 45 tahun, waktu bukannya singkat semua perjuangan ayah tertanam di pohon itu sampai sekarang, “makasih sudah mau mendampingi hidupku ayah.. aku harap impian ayah terhadap kami semuanya terwujud” serunya dengan semilir angin yang mengiringi.

*****
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
*
HALOOO
MAAF YA PAMA UPDATE YANG TINTA BERWARNA!!
AKU LAGI FOKUS BANYAK KIN CHAPTER OUD VERHAAL!!
JANGAN LUPA VOTE DAN BACA JUGA YA OKE????

[✓] Tinta Bewarna Where stories live. Discover now