MUSUH

18 3 0
                                    

Pagi hari, setibanya Candra di kampus ia melihat ada seorang yang sangat ia kenali sedang mengobrol dengan gadis pujaan hati, setelah ia mendekat, dia kaget, karena itu adalah—Bryant, musuh bebuyutan nya saat SMP–SMA

Bryant yang merasa pergerakan seseorang langsung menoleh ke belakangnya, dan tersenyum licik, "eh–eh, ada bocah Badung ya di sini" ucapnya dengan memicingkan mata, "bacot!" Tidak mau berlama-lama akhirnya Candra memutuskan pergi dari situ, dia muak dengan Bryant.

"Bryant apa hubungan kamu dengan Candra?" Tanya adinda dengan mimik muka yang tampak kebingungan, "Din, kamu enggak inget dia pernah nonjok temen aku sampai dia di bawa ke RS? Semenjak itu aku benci sama dia.. " adinda juga menjanggal, bukannya dia yang waktu itu ngajak ribut gara-gara geng omorfos ya? Kata Candra anak buah dia buat onar duluan kok membalikan fakta sih!, Adinda hanya ber 'O-uh' saja mendengarnya.

"Oh, iya, apa kabar temen-temen kelas SMA kamu?" Tanya adinda dengan senyuman menggelegar, "kita masih kok aktif di omorfos" jawab Bryant dengan senyum lebar, "ouh, ya, udah, aku masuk dulu ya.. sampai ketemu lagi Bryant" adinda langsung membalikan badannya dan pergi begitu saja meninggalkan Bryant seorang.

Adinda, dia enggak pernah berubah, dan si pecundang itu juga enggak pernah berubah selalu ngeselin, Ck! Kalo gue liat aja dia Deket sama adinda, dah gue penggal tuh kepalanya, dan kali ini gue enggak perlu kecolongan lagi, gue harus dapetin hati adinda, ucapnya dalam hati sambil menuju aula besar di kampus ini, karena sedang acara pertukaran pelajar dari kampus di Semarang.

Asal 'kan semua orang tahu bahwa Bryant adalah anak dari pemilik perusahaan terbesar di Indonesia, bahkan pemilik saham terbesar juga.

Makanya Bryant paling di takuti, tapi pas masa SMA, anak yang bernama, Candra itu berani ke pada dirinya, membuatnya sedikit kesal dan penasaran, apakah anak ini punya rasa takut? Dia bahkan berani mendekati orang yang paling di sukai ole Bryant, dan memukul temannya hingga koma? Itu aneh tapi menarik.

Perasaan saat melihat Candra itu entah benci, entah penasaran, atau kesal, itu yang Bryant rasakan tapi kalau dilihat-lihat, Candra bukan orang yang semengesal 'kan itu juga, kepala nya pusing memikirkan itu semua lebih baik ia fokus ke dirinya sendiri.

Pusing otak gue mikirin bocah tengil itu, lebih baik gue mikirin adinda, gerutunya dalam hati.

*****

Candra sangatlah kesal dan terkejut, melihat musuhnya kembali lagi ke kehidupan miliknya, ia berharap tidak akan ada pertengkaran, ia takut kejadian yang sudah hampir beberapa tahun yang lalu terulang kembali, takut teman yang paling dia sayangi akan diambil kembali oleh nya, dia tidak bermaksud menyakiti seseorang namun seseorang itulah yang memancing nya.

Candra melamun tanpa sadar kelas sudah selesai dan dosen telah selesai menjelaskan materi, "baik, segitu dulu semuanya, sampai jumpa, Minggu depan!" Bu dayang 'pun keluar dari kelas 'pun, tidak di sadari oleh Candra sampai ada yang menepuk pundaknya, "woy! Kelas udah selese, masih melamun aja, masuk kagak tuh materi" ucap orang di belakang nya, "demi apa Lo kelas udah selesai!?" Candra panik karena dia sedari tadi melamun dan takut apapun tidak masuk di otaknya.

"Ih, bodo lah! Liat sekitar makanya! Dah, gue pamit masih ada urusan!, Bay!" Candra terdiam sesaat setelah punggung teman nya itu sudah hilang tidak kelihatan lagi, dia menepuk-nepuk pipinya sendiri
Menyadarkan nya dari apa yang terjadi.

"Hadeeh! Dah, lah, mendingan gue keluar jajan, laper nih perut!.. " dia membereskan bukunya lalu bergegas pergi menuju parkiran kampus.

[✓] Tinta Bewarna Where stories live. Discover now