29. Culik or not?

736 83 9
                                    

Setelah pertemuan singkat dengan sistem/ Zoi max tak banyak merubah rencananya dan lebih fokus untuk mengajari anak anak untuk bisa lebih kuat dalam bidang nya masing masing.

Sudah ada 1 bulan lebih setelah terakhir kali max bertemu Zoi dan sekarang ia berada di pelabuhan yang berada di bagian selatan kerajaan Crawsqon.

Saat ini ia bersama para remaja akan menuju kerajaan elf yang berada dekat dengan wilayah tanah raja iblis.
Karena bagaimanapun ia butuh untuk menyelidiki raja iblis secara langsung .  Kalo bisa mungkin ia akan teleportasi namun karena batas maxsimal tak mencukupi jadi ia hanya bisa teleportasi ke wilayah iblis jika ia berasa di kerajaan elf yang dekat dengan wilayah tanah raja iblis.

Untuk hiro atau si Damian, ia serahkan pada laho untuk mengawasi nya namun sepertinya ada yang terjadi pada laho setiap ia mengawasi Damian jadi laho hanya bisa mengawasi Damian secara singkat setiap harinya.

Max sendiri tak peduli karena menurutnya Damian juga tak akan membuat masalah jika di lihat dari kepribadiannya jika ia masih Damian yang di ceritakan novel. Tapi setelah bertemu langsung max sadar jika Damian sekarang sangat bertolak belakang dengan Damian yang dulu. Ia jadi khawatir apa dunia ini akan baik baik saja...

Selagi mencapai tujuannya untuk mengawasi raja iblis dan hero. Max juga senantiasa memfokuskan diri pada perkembangan Alex, Gliam, Darex, Clio, dan Ziora.

Ia tak lembut dan lembek saat melatih mereka. Ia melatih mereka seperti saat ia di latih menjadi pembunuh bayaran, y walau tak sekejam yang ia alami dulu.

Setidaknya mereka lebih kuat secara fisik,mental dan kekuatan dari pada orang" asli yang hanya di latih oleh pelatih biasa.

Jika dengan kekuatan mereka yang sekarang setidaknya 1 orang sudah cukup untuk menghabisi 1 peleton seorang diri.

Alex dengan skill "Copy" kekuatan orang mati sekarang sudah menyerap lebih dari 5 kekuatan dari seorang bandit/ pembunuh bayaran yang mereka bunuh dalam perjalanan. Walau hanya kekuatan lemah tapi di bawah bimbingan max, kekuatan tersebut bisa di maksimalkan sebaik mungkin untuk membantu pengguna nya

Gliam si penghipnotis sudah seperti rubah licik yang memiliki kekuatan ilusi. Gliam dapat memainkan emosi orang lain dan menghipnotis mereka sesuka hatinya jika mental orang tersebut lemah/sedang goyah

Darex si pengguna ruang dapat membuat ruang nya sendiri dan mengendalikan ruang dan waktu dari ruang tersebut sehingga ia bahkan sudah bisa teleportasi walau hanya baru beberapa ratus meter batas yang baru bisa ia kuasai. Ruang nya juga bisa seperti black hole yang dapat menyerap orang lain dan membuatnya abadi di ruang tersebut dalam kegelapan yang hampa hingga ia mati secara mental dan akhirnya mati secara fisik. Walau mungkin 1000 thn di dalam ruang tapi bisa hanya 1 mnt di dunia nyata.

Sedang kan Clio sudah menjadi ilmuwan yang menciptakan mantra dan menciptakan hewan sihir dengan komposisi mantra yang tepat dan rumus yang tepat. Ia bisa menciptakan mantra apapun dan hewan apapun dengan itu.

Dan terakhir Ziora, ia adalah kesatria wanita sejati. Dengan kekuatan fisik yang paling kuat ia mengunakan pedang dan menyelimuti pedang dengan kekutaan elemen sehingga ia bisa berubah  pedang menjadi pedang es atau api. Apa lagi dengan kekuatan mental yang kuat ia bahkan tak akan berpengaruh dengan hipnotis Gliam yang sangat kuat.

Max selalu melatih dan menjalani hari harinya dengan tenang hingga tiba"  laho kehilangan sosok Damian yang akan ia awasi.

"Bagaimana tiba-tiba dia bisa menghilang?" Bingung max sambil menyelimuti dirinya dengan ekornya yang tebal

[ Mungkin dia sudah menguasai kekuatan ruang dan waktu sehingga ia bisa berteleportasi ke manapun yang ia mau ]

"Ahh~ benar mereka kan juga lahir kembali, aku lupa. Seharusnya kekuatan yang dulu sudah ia kuasai sekarang juga sudah bisa ia kuasai kan y"ujar max lelah dan pasrah

" Jadi kemanakah ia pergi?" Gumam max sambil menerka nerka dalam batinnya walau sudah ada 1 tebakkan yang mungkin kemungkinan benar

" Bertemu raja iblis" batin max sambil menghela nafas lelah

.
.

BRAKK!!!!

"Hohoho halo pembunuhku ada apa gerangan kau datang kemari?" Tanya Marvos sang raja iblis

"Jangan memanggilku seperti itu"jawab Damian dengan tatapan dingin

"Ok ok ok" sambil angkat tangan marvos berjalan ke salah satu sofa dan berbaring di sana dengan sembrono tanpa peduli dengan tatapan Damian yang menatap nya dengan dingin

"Jadi ada apa kau kemari?" Tanya Marvos kembali sambil tiduran dengan posisi miring dengan tangan kiri sebagai menyangga kepalanya.

"Kau tau serigala kecil yang aku ceritakan kn"

"Owh yang di surat itu kn. Kalo tak salah max y nama nya, akh so cute~"

"-_- y"

"Jadi emang kenapa?" Tanya Marvos sambil menyomot buah anggur yang berada di meja dan memakannya

"Dia mungkin yang di ceritakan oleh si sistem pengawas itu"jawab Damian dengan agak jengkel saat melihat raja iblis yang katanya paling kejam dan menakutkan sekarang terlihat sangat penuh celah dan sembrono di depannya

"Ohhhhh~ trus?"

Mendengar nada ringan dari pihak sebelah, Damian hanya bisa menghela nafas panjang sambil menekan rasa ingin membunuhnya lagi dan lagi hingga ia puas.

"Wow slow bro jangan marah, ok ok saya serius" ujar marvos sambil menenangkan damian yang sudah mengeluarkan aura hitam

Ya walau posisinya tak berubah dan tetap sambil rebahan tapi ia mulai membahas hal ini dengan serius karena sepertinya Damian tak bisa di jahili lagi kalo gak ia mungkin akan terpenggal dalam hitungan menit.

"Ok, sepertinya max emang pembantu yang di bicarakan si pengawas itu"

"Tapi ada 5 anak di sekitarnya dan mereka cukup kuat untuk anak anak"

"Oh~ siapa mereka?" Penasaran Marvos hingga ia merubah posisinya menjadi duduk sambil nyender ke senderan sofa

"Ntah tidak ada informasi tentang mereka ntah di masa lalu atau sekarang. Seakan akan mereka langsung ada di dunia ini secara tiba tiba"

"Mungkin mereka di kirim oleh si pengawas juga" tebak marvos

"Mungkin" setuju Damian sambil menganggukkan kepalanya dengan ringan

"Jadi apa kita culik saja mereka nanti mereka bisa tinggal di salah satu istana ku" saran marvos dengan bangga seakan akan ide nya adalah ide terbaik di antara ide lain lainnya.

"Tidak " tolak Damian langsung tanpa berpikir

"Kenapa?" Bingung marvos dengan polos

" Kalo mau max bantu kita y tinggal culik aja mereka, dan kalo max menolak kita jadikan 5 anak itu sebagai sandera"

"Tidak" tolak Damian lagi dan lagi dengan dingin

"Apa kau hanya tau metode penculik kan saja, kita bisa memintanya untuk bekerja sama lagian sudah pasti ia akan membantu menyelamatkan dunia ini"

"Akhhh~ untuk apa menyelamatkan dunia. Biarkan saja mereka hancur toh mereka hanya makhluk yang akan mati juga"

"Diam dan lakukan saja" dingin Damian dengan Ekspresi datarnya

Ya walau ia juga ingin dunia hancur saja tapi Damian tau di balik dunia yang kotor ini masih ada orang baik yang ingin bertahan hidup dan ingin menjalani hidup dengan kebahagiaan nya sendiri

" Pokoknya besok aku akan menemui max dan menanyakan apa ia mau membantu atau tidak"

"Ok terserah mu saja sang Hero" ucap marvos dengan senyum serkasnya.

.
.
.

Yo aku agak ngantuk saat tulis ini jadi kalo ceritanya kurang  menyambung atau agak aneh sorry y ni mata ku dah merem melek pen tidur

Bye bye~

Novel World Destiny ChangerWhere stories live. Discover now