26. Keanehan

739 98 9
                                    

"Wolf kecil aku sudah membalut lukamu jadi jangan sampai kena air sama banyakin istirahat y"ujar lembut damian sambil mengelus lembut bulu putih ke abu abuannya

"Hmm"acuh max sambil menjilati bulu bulu tanpa menatap ke arah Damian yang sedari tadi menatapnya dengan tatapan rumit

"Laho berapa lama lagi gua harus nunggu biar bisa pergi? Ni hero kek aneh perasaan ky gak sesuai dengan kepribadiaannya di novel" tanya max pada laho yang sedari tadi hening

[ cooldown akan berakhir 2 mnt lagi tuan ]

"Dan laho ku rasa kau harus menyelidiki dunia ini, karena semua terasa berbeda. Walau samar aku bisa rasakan kalo damian bukan damian yang di awal awal cerita yang polos dan penuh keadilan. Sedangkan sekarang dia... agak berbeda, padahal jelas jelas sekarang waktu damian yg harusnya baru menemukan kekuatan itu dan masih tidak setabil karena belum bisa mengendalikannya kan tpi sekarang..."

[ Baik tuan, tapi jika ingin menyelidiki dunia akan memakan poin, dan level anda tuan. Apa anda bersedia? ]

"Lakukan!"

[ Baik ]

________________________
Lv : + 30
Poin : 8650
________________________

[ Pengurangan : Lv 3 dan poin 5000 ]

_____________________
Lv : + 27
Poin : 3650
_____________________

Melihat jumlah poin yang mengurang banyak membuat max ingin muntah darah saking tertekannya namun dengan cepat ia singkirkan rasa tertekan tersebut

[ Proses penyelidikan dunia akan di mulai, pengurangan poin,level  sudah di lakukan ]

[ Mohon tunggu beberapa waktu tuan ]

"Beberapa waktu y..." batin max merenung

Ia sudah menduga pasti menyelidiki dunia tak dapat di lakukan dengan waktu singkat dan mungkin bisa memakan waktu berhari hari atau mungkin berminggu minggu.

Tapi ia tak peduli karena yang terpenting adalah si hero yang bertingkah aneh.

Sambil menatap diam diam ke damian, max menggoyangkan ekornya tanpa sadar di bawah pengawasan cermat dari damian yang sedari tadi tak mengalihkan pandangannya dari max

"Tebakan yang merepotkan" batin max yang tenggelam di pikirannya sendiri. Ia mungkin dapat menebak alasan dari perubahan sifat sang hero tapi tebakan itu adalah hal yang sangat ingin ia hindari karena itu akan sangat merepotkan untuk di pikirkan

"Little wolf"

"Hah?!" Bangun dengan linglung, max menatap damian dengan bingung yang sedari tadi diam

"Kau tinggal di mana?" Tanya damian tiba tiba

"O...oh aku tinggal di tempat yang rahasia" jawab max tanpa mengubah ekspresinya yang datar

"Hm Rahasia..?"

"Kalo gitu apa malam ini kau ingin menginap? Hari sudah mau malam" tawarnya dengan sedikit nada membujuk

"Tak perlu"

Dengan raut wajah kecewa ia bertanya "Kenapa?"

"Malam tak menjadi hambatan ku"

"Kau sedang sakit"

"Sakit bukan apa apa untukku"

"Setidaknya demi aku yy" mohon damian dengan mata anjing

"Kau siapa ku?"

"Aku penolongmu?" Dengan senyum tanpa malu dan dosa ia menjawab yang membuat max tak bisa berkata kata

Sungguh tak tau malu, bukankah ini pemaksaan?

"Lagian kenapa kau ingin aku tetap tinggal, lagian aku harus segera pergi"

"Aku ingin mengobrol dengan mu dan biasakan kau pergi besok saja?"sambil tersenyum cerah ia terus membujuk max untuk tinggal namun sayangnya yang ia bujuk adalah max yang bisa menolak sesuatu dengan kejam

"Tak bisa"

Damian yang di tolak terus menerus seketika diam dengan tenang yang membuat max ngeri sendiri

"Laho apa dia mengidap bipolar?"

[ Saya rasa harusnya tidak tuan ]

"Lalu ada apa dengan nya??" Bingung max lelah

[ Mungkin ngambek? ]

"Apa kau gila? Ngambek? Padahal ketemu aja belom 1 jam emng kita dh sedekat itu buat bisa ngambek ngambek an" bingung max karena selama ini dia tak terlalu punya interaksi yang wajar dengan seseorang jadi ia cukup merasa aneh

[...]

Laho yang juga bingung dengan perasaan manusia pun tak bisa membalas ucapan tuannya dan hanya bisa dengan patuh diam di ruang dimensinya sambil terus mencari informasi dunia

Namun berbeda dengan tebakan ke dua rekan berbeda jenis itu, damian dengan tenang mengucap kan selamat tinggal pada max

"Kalo gitu jangan lupa untuk mampir ke sini lagi y" ujar damian dengan senyum manisnya

"Tentu saja... tidak akan" jawab max tanpa mengubah ekspresinya yang tenang dan santai yang bagian akhir tentu saja ia ucapkan di dalam hati

Tanpa menoleh ke belakang max melompat ke jendela rumah dan melesat ke dalam hutan yang sudah cukup gelap karena waktu sudah mau menjelang sore.

Sedangkan damian yang di tinggal sendiri di dalam rumahnya hanya tetap diam dengan tenang  sambil mengawasi hutan dengan tatapan kosong yang pikirannya ntah sedang berpikir apa

Yang pasti dengan diam diam ia menyimpan belatinya kembali ke bawah kursi dengan gerakan santai. Sudah menyimpannya kembali ia menatap telapak tangan yang tadi mengelus bulu max dengan tatapan rumit

" Mungkin bukan salah satu dari mereka "

.
.
.

Max yang melesat ke dalam hutan berhenti di salah satu dahan pohon di pohon yang cukup besar dan merasa sudah cukup jauh dengan rumah damian ia menghubungi laho

"Laho teleportasi ke gang yang terakhir kali"

[ baik tuan ]

《 Proses teleportasi di aktifkan 》

[5...4...3...2...1]

Dengan perasaan yang akrab dengan perlahan max menghilang dari tengah tengah hutan dan saat ia membuka matanya ia sudah berada di gang yang familiar

Dengan tenang max berjalan keluar gang seakan tak ada yang terjadi padanya hingga saat ia berjalan menuju penginapan kembali tiba tiba ada yang menarik leher belakangnya sehingga ia terbang dari permukaan tanah

"Eh!!"

.
.
.

Datang dan menghilang ~
Bantu follow akun ig al guys

amalia_mhudh

Bye....







Novel World Destiny ChangerOù les histoires vivent. Découvrez maintenant