ReSeVI - Kakak Kelas

8 2 0
                                    


Kekerasan bukan solusi setiap situasi. laki-laki harus kuat, tapi juga berbudi. (Reon)


Selamat Membaca!(Emot BATu🗿)


Pagi ini tetap sama seperti pagi-pagi sebelumnya karena memang begitulah yang terjadi di SMA Pramarta. Setiap rutinitas telah tersusun dengan rapih, seperti sebuah siklus yang terus berputar. Para siswa dan siswi tiba di sekolah dengan seragam mereka, berjalan menuju kelas masing-masing dengan buku dan peralatan pelajaran yang mereka butuhkan.

Saat itu juga di ruang kelas 11 MIPA 3, gelak tawa terdengar dari barisan belakang. Suara riuh rendah tersebut segera menarik perhatian semua siswa yang sedang duduk di meja masing-masing. Beberapa dari mereka memalingkan kepala ke arah sumber suara, sementara yang lain berbisik-bisik, mencoba mencari tahu apa yang sedang terjadi.

Ternyata, penyebab gelak tawa di ruang kelas adalah ulah Tio dan Rey, sementara Reon masih terlelap tidur di sebelah Rey.

"Saudara Tio," terdengar suara Pak Andi, guru mata pelajaran Biologi.

Tio, yang merasa dipanggil, menoleh sambil berkata, "Eh, iya Pak, saudara saya lagi ada di rumahnya, Pak."

Kata-kata Tio langsung membuat murid-murid yang mendengarnya tertawa lagi. Nisa yang sebangku dengan Tio langsung memukul pelan jidat Tio sambil berbisik, "Jangan bikin rusuh, nanti Pak Andi tambah kesel."

"Tio, Rey, nah. Sama itu bangun kan yang tidur silahkan kalian keluar. Sebelum saya berubah jadi naga" Ucap Pak Andi sambil menahan amarahnya.

Rey yang duduk di samping Reon segera membangunkannya. Dia mengetahui bahwa situasi di kelas sedang tegang akibat ulah Tio dan dirinya. "Yon, bangun," bisik Rey kepada temannya sambil mengguncang perlahan bahu Reon.

Reon menggeliat dan akhirnya membuka mata dengan perlahan. Dia merasa sedikit bingung ketika melihat teman-temannya tersenyum-senyum dan Pak Andi yang tampaknya sedang kesal.

Sella, yang duduk di barisan meja yang sama dengan Tio, Rey, dan Reon, hanya memperhatikannya dengan ekspresi datar. Sementara itu, Icha, yang duduk di sebelah Sella, merasa benar-benar kesal dengan Rey, karena lagi-lagi membuat masalah.

"Kenapa?" tanya Reon, masih setengah sadar. 

Rey menjelaskan dengan cepat, "Kita dipanggil Pak Andi, harus keluar dari kelas sekarang."

Reon mengangguk paham dan segera bangkit dari tempat duduknya. Mereka bertiga kemudian berjalan menuju pintu kelas, namun ketika mereka bertiga berada di depan Pak Andi, Reon menundukkan kepalanya dengan rasa hormat yang mendalam.

Pak Andi melihat mereka dengan tajam. "Kalian tahu betapa pentingnya disiplin di sekolah ini. Jangan biarkan hal seperti ini terulang lagi. Tanggung jawab sebagai siswa juga mencakup perilaku di luar kelas." Mereka bertiga mengangguk, merasa lega bahwa mereka tidak mendapatkan hukuman lebih lanjut.

Suara bel istirahat terdengar di seantero sekolah, menyusul bunyi derap kaki riuh rendah para pelajar yang bergegas keluar dari ruang kelas mereka. Suasana berubah seketika, dari keheningan belajar menjadi kegembiraan dan keceriaan. 

Para siswa berkumpul di koridor sekolah, berbicara, tertawa, dan berbagi cerita tentang apa yang mereka lakukan selama istirahat. Beberapa siswa memilih untuk pergi ke kantin untuk membeli makanan dan minuman, sementara yang lain memanfaatkan waktu ini untuk bermain di lapangan atau berbincang dengan teman-teman mereka.

RE&SE [🥊]Where stories live. Discover now