DUA PULUH TUJUH

120 6 0
                                    

Bismillah
Happy reading 📝
   •
   •
   •
Typo bertebaran

Ceklek!

"Audy Bunda pulang!" Ana berjalan kearah sofa dan mendudukkan tubuhnya disana. Dia menaruh sesuatu yang baru saja dibelinya dan sang suami dibawah dekat kakinya.

"Ihh comel deh" Gemes Ana.

Tuk! Tuk! Tuk!

Suara langkah kaki terdengar dari arah tangga. Disana terlihat Audy yang sedang berjalan menuju Ana sambil menggendong Rev.

"Kenapa Bun?" Tanya Audy yang sudah ada dihadapan Ana.

"Bunda punya surprise! Mau tau ngga?" Tanya balik Ana dengan nada gembira.

Sudy datang sambil membawa keresek hitam, lalu duduk disamping Ana, "Haduh capeknya" gumam Sudy yang didengar oleh Ana.

Ana menengok kearah Sudy, seketika wajah yang tadinya gembira berubah jadi sinis, "kamu ngeluh? Kamu ngga ikhlas nemenin aku? Kalau tau Kayak gitu, aku bakal pergi sendiri!" Omel Ana.

"N-nggak gitu yang, maksud aku---"

"Maksud kamu apa, hah?!" Sela Ana memotong ucapan Sudy.

Dengerin dulu makanya!! Batin Sudy kesal. Tapi dia gabisa bilang langsung karna dirinya tipe suami takut istri.

Audy menguap, dia memperhatikan Bundanya yang sedang memarahi sang ayah. Audy lebih suka kalau Bunda dan Ayahnya keluar kota. Bukan karna dirinya tega, dan tidak sayang kedua orangtuanya itu.

"Bunda" Panggil Audy pelan.

Ana menengok, "APA?!"

"Surprise apa? Bunda mau kasih tau apa? Kalau ngga jadi Audy mau ke kamar lagi" ucap Audy sambil menatap Ana dengan tangan yang mengusap kepala Rev.

Amarah Ana mereda, dia tersenyum lalu menunduk untuk mengambil sebuah kandang disebelah kakinya.

"TADAAA!"

Ana mengangkat kandang yang berisi seekor kucing berwarna hitam kedepan wajah Audy.

"MEOWWW!" Rev langsung berteriak dan melompat dari pangkuan Audy. Dia menatap waspada kearah kucing dikandang itu.

Sialan, gue trauma ketemu kucing hitam! Batin Rev ketakutan.

"Eh, Lava kenapa? Lava seneng ya karna punya teman" Ana mengeluarkan kucing hitam itu.

Audy berdiri, dan berjalan kearah Rev. Dia menggendong Rev, Audy mengerti kenapa sikap cowo itu seperti ini.

"Namanya Benny, dia betina. Bunda sengaja beli yang betina supaya menghasilkan anak-anak Kucing yang imut" ucap Ana menjelaskan.

"MEOWWW!" Rev menggeram.

Gue gamau punya anak!!! Batin Rev berteriak.

"Bunda, kenapa namanya Benny?" Tanya Audy tiba-tiba.

Ana mengelus bulu Benny, "Soalnya cuman nam itu yang lewat dipikiran Bunda" jawab Ana.

"Nanti Lava masukkan ke kandang yang sama kaya Benny ya!" Perintah Ana.

Rev langsung menengok, dia melihat kearah kucing hitam yang terlihat sedang tersenyum genit kearahnya. Rev berhalusinasi.

TIDAK!!! INI MUSIBAH, SIAPAPUN TOLONG GUE!
•••
"Kata Lo berdua, disana ada Bunda sama Ayahnya Audy ngga?" Tanya Momo.

Gege dan Voka menengok, "ya adalah, bego! Itukan rumahnya" jawab Voka ngegas.

"Maksud gue tuh, emang orang tuanya udah pulang dari luar kota?" Momo meralat pertanyaannya.

"Katanya Cencen si, orang tuanya udah balik"

"Ohh" ucap Momo ber'oh' riang.

Mereka bertiga berjalan kearah pintu rumah Audy.

Tok! Tok! Tok!

"CENCEN!"

"Eh, Ege! Lo kenapa diem aja dari tadi?"  Tanya Momo yang berdiri disebelah gadis itu.

"Ngga ngapa-ngapa" jawab Gege pelan. Padahal aslinya dia sedang gelisah.

Ceklek!

"Eh kalian, ayo masuk!"

"Iya, Yah!"

Mereka bertiga memang memanggil orang tua Audy dengan sebutan  'Ayah-Bunda' karna disuruh oleh Bunda Ana. Katanya waktu itu....

"Kalian udah Bunda anggap seperti anak sendiri, jadi jangan manggil Tante-om ya! Panggil aja Bunda-Ayah!"

Mereka hanya mengangguk mendengar ucapan Bunda Ana.

"Kalian kesini? Sini duduk. Lihat Bunda baru beli kucing! Comel kan?" Tanya Bunda Ana.

Voka dan Momo mengangguk serempak.

"Waduh Kucing hitam, ras terkuat! Setelah Kucing oren"

"Kucing hitam tak terkalahkan!"

Sedangkan Gege ketakutan sedari tadi.

Waktu itu cuman 1, ini kenapa ada 2, bajingan! Ucap Gege dalam hati.

"Gue harus pergi dari sini, gue harus pergi" gumam Gege berulang kali mengucapkan kata 'pergi'

Dengan perlahan Gege berjalan mundur. Dia harus pergi! Disini terlalu berbahaya, tempat mengerikan.

Dug!

Gege menghentikan langkahnya ketika dirinya merasa menabrak sesuatu. Dia menengok kebelakang.

"Non Gege ngapain jalan mundur-mundur gitu?" Tanya wanita paruh baya didepannya.

"BI INA?!"
______
        Hai hai! Bi Ina comeback ada yang
                     kangen ngga?

               Jangan lupa vote!
           Hargai author nya⟵(๑¯◡¯๑)

NEXT?

Revan Transmigrasi (END)Where stories live. Discover now