18

1.8K 160 2
                                    

Mereka senang bermain-main

Kesana kemari memainkan hati orang-orang

Lupa jika hati mereka telah lama mati

Demi seonggok kuasa yang mereka banggakan

Sampai mereka, melakukan cara apapun 

Agar mereka bisa melepaskan 'kuasanya'

mereka adalah....

'Dewa'

Alessia memandangi lelaki yang sedang duduk santai di sofa kamarnya dalam diam. Lelaki itu bahkan masih terlihat santai saat lili menodongnya dengan sebuah garpu. Yups, garpu yang biasa Alessia gunakan untuk memakan dessertnya kini menjadi alat pertahanan lili.

Alessia menghela nafasnya lelah, dia berjalan kearah lili dan menepuk pundaknya seraya berkata, "Dia tamuku lili." 

Setelah berkata seperti itu lili menurunkan garpunya lalu menunduk. 

Lelaki asing yang sedari tadi memandngi lili kini beralih ke arah Alessia dan tersenyum, senyum yang terasa sangat menjengkelkan bagi Alessia.

Mengabaikan rasa menjengkelkan itu, Alessia kembali berbicara kepada lili. "Ngomong-ngomong lili, kau membawa kalung itu?" 

Lili tanpa ragu mengeluarkan kalung berbandul permata hitam yang dikenakannya. Melihat warna bandul itu membuat lelaki yang tadinya bersikap santai, mulai menegakkan tubuhnya dan mengamati kalung dengan seksama.

Melihat reaksi itu membuat Alessia menarik garis keatas disudut bibirnya. Reaksi yang diberikan lelaki itu akan Alessia anggap sebagai respon positif.

"Bisakah aku meminjamnya sebentar?"

Mendengar permintaan itu, tanpa ragu lili memberika kalung itu kepada Alessia. Saat Alessia menyuruh lili untuk pergi meninggalkannya berdua dengan lelaki itu, tanpa bertanya sedikitpun lili memilih untuk berbalik arah meninggalkan mereka berdua.

Saat bagaimana lili akan menutup pintu kamar Alessia, dia melihat Alessia yang berjalan kearah lelaki itu. Mata lili bergulir kearah lelaki asing itu, yang ternyata sedari tadi memperhatikan setiap langkah yang diambil lili dan membuat kedua netra hampir mirip mereka saling bertubrukan.

Dalam jeda itu, mereka berdua saling menilai satu sama lain, netra abu milik lelaki itu memindai lili dari atas kebawah lalu diakhiri dengan sebuah smirk tipis diujung bibirnya. Dalam netra antara ketidak jelasan antar abu dan putih milik lili, dia menilai rasa tidak nyaman yang diberikan oleh lelaki itu mungkin berasal dari kedua netranya.

Netra yang seolah-olah menjadi pertanda dari hubungan tak kasat mata yang mungkin mengikat mereka berdua.

Sepeninggalnya lili, Alessia kembali memandangi lelaki itu dengan helaan nafas panjangnya. Saat bagaimana Alessia berdiri tepat didepan lelaki itu, dia mengangkat ujung gaunnya dan menundukan kepalanya seraya berkata.

"Alessia Elloise menyapa putra mahkota kerjaan Nocturn, Cassius Nocturn."

Akhirnya lelaki bermata keabuan itu nebgalihkan pandangannya kepada Alessia memandanginya dengan pandangan menilai, lalu kembali menarik garis disudut bibirnya. 

Echoes: Dancing with DeathTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang