Pilihan Satria

36 11 5
                                    

Ruangan Satria yang sejak tadi hening dan tenang, bahkan tidak ada suara, tiba-tiba menjadi ramai begitu Bintang masuk ke ruangan itu. Bayu yang sejak tadi terlarut dengan alat soklet di depannya menjadi sedikit penasaran dan terus menerus mencoba mengintip ke dalam ruangan itu.

Sejak Satria memulai hubungan yang sebenarnya Bayu tidak yakin apakah hubungan itu benar tidaknya, Satria dan ia menjadi jarang lagi ngobrol. Kesibukannya dengan publikasi jurnal juga membuatnya jarang makan siang dengannya. Padahal Bayu terus menerus ditanya oleh sepupunya, Deva, yang sepertinya juga diminta Nathan untuk mengawasi Satria.

Ia perlahan hendak masuk ke ruangan yang pintunya sedikit terbuka itu, beralibi ingin mengajak Satria makan siang karena sudah lama mereka tidak makan siang bareng.

Namun apa yang ia dengar membuatnya terkejut.

"Saya mau serius sama Teteh kamu. Bukan akting doang seperti selama ini."

Bayu menghela napasnya.

Dugaannya memang benar tapi mendadak senyum langsung melengkung di wajahnya.

Dengan cepat ia mengetikkan pesan ke orang yang super nyebelin yang mengganggunya akhir-akhir ini.

Bayu
They are real
Gue saksinya

"Tugas cuma dua hari doang kok bawaannya banyak sekali Teh?" ujar Ibu pagi itu sambil membantu Mentari melipat baju-bajunya ke sebuah tas besar di atas karpet

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Tugas cuma dua hari doang kok bawaannya banyak sekali Teh?" ujar Ibu pagi itu sambil membantu Mentari melipat baju-bajunya ke sebuah tas besar di atas karpet. Mentari hanya tersenyum dengan mata berbinar.

"Tari extend Bu nginep di Bogor. Baru balik Minggu jadinya."

"Ada apa Teh tumben? Bintangnya pulang, eh kamu malah pergi."

Mentari menutup resleting tas besarnya sambil memasang wajah bahagia. Ibunya memandang dengan tatap selidik, "Mau healing sendiri ya Teh? Di rumah pusing ditanya tetangga terus ya kapan kawin?"

Mentari hanya tertawa, "Nggak lah, Bu. Teteh mau nonton konser."

"Di Bogor? Tumben nggak di GBK aja gitu kayak konser koreaan,"

"Di kampusnya Bintang Bu,"

"Lhaa, itu Bintang malah nggak nonton. Sama siapa Teh?"

Mata Mentari membulat, perlahan ia menjawab dengan suara nyaris berbisik, "Satria Bu."

"Anak itu lagi? Naksir sama Teteh kayaknya."

"Menurut Ibu gimana? Kalau Ibu suka nggak sama Satria? Gawat Bu, Teteh mulai kepikiran terus."

Ibunya menepuk-nepuk bahu gadis itu dengan cepat sampai Mentari mengaduh, "Ih Ibu suka banget! Bageur gitu anaknya. Ibu doain lancar yah. Extend aja sampai minggu depan, Ibu ikhlas!"

"Ampun Bu, Teteh bukan samsak. Doain aja ya, Bu. Teteh takut geer doang."

"Jangan kelihatan ngarep tapi juga kasih kode dikit aja gitu kalau kamu suka sama dia. Dari dia yang sering nganter kamu kemarin-kemarin aja, Ibu udah suka. Bageur banget, sopan. Nggak kayak Nathan ngeloyor masuk aja."

Kesatria Mentari (Completed)Where stories live. Discover now