Siasat Satria

40 12 6
                                    

Suasana stand tidak begitu ramai oleh alumni dan mahasiswa. Mentari menumpuk berkas-berkas CV di meja dengan perasaan puas. Ia berulang kali tersenyum menanggapi setiap pertanyaan dari mereka yang masih sangat muda dan bersemangat.

"Hai Tar. Gimana? Aman?"

Kepala Mentari terangkat begitu mendengar suara itu. Ia langsung tersenyum begitu melihat sosok itu di depannya.

"Aman banget. Si Kemal puas banget kayaknya nih dapat CV bagus-bagus."

"Wah jadi ikut bangga. Hmmm btw, udah makan siang?"

"Belum, nanggung soalnya."

"Mau makan siang bareng nggak? Sekitar sini banyak makanan enak."

"Sorry, ada apa ya? Bukannya makan siang sudah disiapin panitia ya? Tadi kayaknya gue udah terima buat semuanya termasuk Mentari."

Kemal menyergap di antara keduanya dan ikut nimbrung di tengah-tengah mereka. Satria tersenyum ke arahnya. "Iya, udah disediain memang buat semuanya. Tapi kalau boleh, gue pinjam dulu ya Tarinya?"

Mentari sedikit terkesiap. Berhubung sejak tadi ia harus menahan rasa canggung karena terus bersama Kemal, selingkup rasa lega tiba-tiba menyergapinya.

Kemal menatap Mentari dengan tatap penuh harap. "Makan disini aja ya? Sekalian sama temen-temen?"

Mentari baru saja mau menjawab namun Satria tidak kalah cepat. "Sebentar aja kok. Udah lama soalnya nggak ngobrol sama Mentari. Gimana Tar?"

Mentari tersenyum canggung. Situasi ini aneh banget. Kalau bisa ia mau kabur saja tanpa harus bersama salah satu dari keduanya. Tapi ia menatap Satria lagi, setidaknya kalau bersama Satria ia tidak perlu merasa secanggung saat bersama Kemal.

Mentari menatap Kemal sambil memasang wajah agak memohon.

Memohon untuk bisa kabur sejenak.

"Kem, bentar saja ya? Gue juga lama nggak ngobrol sama Satria."

Kemal sejenak terdiam namun akhirnya mengangguk juga. Mentari tersenyum singkat sambil mengambil tasnya dan beberapa barang yang harus ia bawa.

Ia kemudian menyambut Satria dan mulai berjalan berdampingan dengannya. Rasa lega seperti keluar dari dadanya yang sejak tadi terasa terhimpit.

Keduanya berjalan beriringan dari lobi aula menuju arah mobil Satria yang terparkir ketika sebuah sedan bermerk asal Eropa dengan megahnya datang ke arah mereka.

Beberapa orang membantu membukakan pintu di kursi belakang dan seketika meneriakkan nama yang tidak asing di kepala Mentari.

Mentari terkesiap begitu wajah orang itu terungkap.

Jantungnya mendadak berdegup kencang tatkala pandangan mereka saling bertaut.

Mentari menahan napasnya. Salah satu tangannya mencengkeram sling bag-nya kuat-kuat.

"Mentari?"

"Nathan?"

"Nathan?"

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Kesatria Mentari (Completed)Where stories live. Discover now