Kesatria Mentari yang Bingung

41 8 3
                                    

Ribuan helaan napas panjang sepertinya sudah Mentari keluarkan sejak tadi. Sejak Jemmy siang tadi mengomelinya yang nganggurin Kemal di weekend kemarin, ia jadi merasa agak canggung dengan rekannya itu.

Tapi mau bagaimana lagi, dia sudah kepalang janji sama Satria untuk menyerahkan proposal itu ke HR dan hanya Kemal satu-satunya orang yang ia kenal di tim itu.

Mentari akhirnya mendorong pintu kaca di depannya sambil berjalan hampir berjinjit menuju kubikal tempat Kemal duduk. Tampak beberapa orang hanya tersenyum ke arahnya selagi ia melewati kursi dan meja itu dan mengarah lurus ke arah Kemal.

Kemal menyadari kehadirannya, senyumnya langsung melengkung sempurna di wajahnya yang sedikit terlihat kelelahan menghadapi setumpuk kertas berserakan di meja.

"Kem,"

"Men? Tumben?"

Mentari tersenyum singkat begitu Kemal yang ia pikir akan canggung menghadapinya itu kini justru mengarahkannya untuk duduk di pantry milik HR itu. Ia duduk begitu Kemal menarik salah satu kursi untuknya.

"Kem, sorry. Gue masih nggak enak soal Sabtu kemarin," ujar Mentari memulai pembicaraan. Yang diajak bicara hanya tertawa salah tingkah.

"Nggak apa-apa Men, kayak sama siapa aja,"

"Maaf ya. Gue beneran lupa waktu ketemu sama temen lama gue itu. Masih bete nggak?"

Kemal masih tertawa kecil. Ia menggeleng sembari mengayunkan tangan memberi gestur bahwa ia sudah baik-baik saja. "No worries, nggak apa-apa. Terus ini kenapa kesini? Mau minta maaf aja beneran?"

Mentari akhirnya membuka iPad-nya dan memperlihatkan salah satu file PDF yang tadi sudah dikirimkan Satria. Kemal beringsut maju mendekat untuk melihat keseluruhan isinya. Sambil matanya memeriksa halaman demi halaman, ia tersenyum.

"Good idea kok, Men. Apalagi ini kampus gue sendiri kan. Pasti gue OK. Nanti gue propose ke bos gue ya."

Mentari yang sejak tadi sudah gugup, akhirnya bisa menghirup napas lega. "Thanks, Kem. Gue tunggu info ya."

Kemal tersenyum sambil kemudian terdiam seperti teringat sesuatu. "Tapi Men, ada syarat dari gue."

Mentari sedikit terkesiap begitu Kemal menatapnya dengan lekat sambil menunjuk proposal itu. "Temenin gue jadi panitia disana. Biar gue nggak canggung juga. Toh lo juga ada kenalan kan jadi enak komunikasinya."

Oooh, Mentari mengangguk mengerti. Ia sudah takut saja jika Kemal meminta syarat-syarat aneh. Ia terdiam sejenak sambil berpikir apakah baik untuknya ikut serta kesana.

Hanya sehari, lagipula belum tentu rekannya di Imakindo akan datang di event itu besok. Atau kalau pun datang, ia tidak yakin mereka akan mengenalinya karena sudah sepuluh tahun lebih mereka tidak berjumpa.

Mentari akhirnya mengangguk, yang dibalas dengan senyum sumringah dari pria di depannya.

Mentari akhirnya mengangguk, yang dibalas dengan senyum sumringah dari pria di depannya

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.
Kesatria Mentari (Completed)Where stories live. Discover now