𝘿𝙖𝙩𝙚

946 70 17
                                    

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


Wanderer terbangun di sebuah rumah yang pastinya ia sudah tahu dimana. Nyatanya ia hanya pingsan di hari dimana bertarung dengan [Name].

Kepalanya terasa pusing, ia memegang keningnya yang dibaluti oleh kain sekaligus obat merah. Kalau ia pegang rasanya seperti nyut-nyut.

"Aakhh, sakit banget..." Wanderer mencari ponsel miliknya. Ia tahu pasti [Name] yang membawanya kembali ke rumah Bibi Nahida.

Krieett~

Nampak sosok Bibi Nahida yang tersenyum hangat melihat Wanderer sudah sadar. Pastinya [Name] saat hari itu juga panik tak tertolong.

"Selamat pagi, ini sarapan untukmu~" Ucap Bibi Nahida dengan nada yang lembut.

Wanderer masih mengusap-usap kepalanya. Di daerah jidatnya dibaluti kain agar darah tidak berceceran. Bibi Nahida duduk di samping Wanderer.

"Nee, tahu tidak?"

Wanderer bingung, tahu apa? Ya gatau lah orang belum di omongin.

"Tahu apaan?" Begitu tanyanya ke Bibi Nahida. Wanderer mulai memakan sarapannya sambil penasaran.

"Kemarin [Name] khawatir denganmu, ia sampai menemui Bibi hanya untuk menanyakan kabarmu. Tidak tahunya dia punya firasat buruk dan ternyata benar sesuatu yang buruk telah terjadi." Bibi Nahida mencubit pipi Wanderer gemas.

DEG!

"Ma, stop cubit-cubit aku." Ketus Wanderer yang lagi mengunyah tapi diganggu dengan cubitan Bibi Nahida.

Ting-Ting!

Itu pesan masuk di ponsel Wanderer. Ternyata [Name] yang mengirim pesan.

In coming Call...

"Beneran gapapa nih? Kok rasanya masih khawatir ya..." Suara [Name] terdengar di telinga Wanderer. Walaupun hanya lewat ponsel namun rasanya sungguh melepas rindu.

"Udah, gausah khawatir ini gue lagi makan. Lo mau dijemput?" Tanya Wanderer dengan nada mengunyah makanan.

"Pfttt- minimal abisin dulu tuh makanan lo, muncrat hape lo ntar!" [Name] kalau lagi jahil pasti logatnya langsung ala anak Jaksel pake Gue-Elo.

Merasa tidak terima, Wanderer langsung on cam memperlihatkan kondisinya sekarang. Kepalanya diperban dengan pipinya yang kembung penuh dengan makanan didalam. Aw lucu...

"Ulang sekali lagi lo ngomong apa?!" Marah Wanderer melet.

Bibi Nahida yang merasa disitu hanyalah menjadi nyamuk langsung nyibukin diri ke dapur untuk mencuci piring. Ah ya karena hari ini kampus diliburkan jadi mereka berdua ini tidak tahu akan melakukan apa.

𝐍𝐨𝐭 𝐔𝐫 𝐁𝐮𝐬𝐬𝐢𝐧𝐞𝐬𝐬 | Wanderer X ReaderWhere stories live. Discover now