Di hari berikutnya [Name] menjalankan hari-hari seperti biasa. Tidak lupa dengan Wanderer yang selalu mengabari kemanapun dia pergi supaya [Name] tidak khawatir.
Semakin lama rasa cinta mereka semakin tumbuh, seperti tidak bisa dipisahkan. Namun sepertinya akan datang masalah baru ke Wanderer. Ia akan mengunjungi Inazuma yang dimana tempat dia dibuang.
Lalu apa yang dia lakukan disana? Tentunya ada urusan tertentu yang tidak bisa dijelaskan sekarang. Bahkan Wanderer juga tidak tahu apa yang akan dia lakukan kedepannya di Inazuma yang jelas dia harus menemui seseorang.
Bibi Nahida juga tahu tentang hal ini, bahkan hubungan antara [Name] dan Wanderer juga telah diketahui. Bibi Nahida berpesan pada Wanderer harus berhati-hati selama di Inazuma karena bisa saja bahaya mendatangi dirinya.
Namun sekarang ini saatnya untuk [Name] dan Wanderer menjalankan LDR untuk beberapa hari. Wanderer telah menyerahkan surat dispensasi ke pihak kampus untuk memenuhi urusan pribadinya.
"Udah selesai belum peluknya, Sayang?" Wanderer yang lebih tinggi dari [Name] menaruh dagunya di atas kepala [Name].
Sifat manja [Name] keluar drastis, "Gamau, belum selesai! Nanti kalau kamu gak balik-balik gimana?!" [Name] semakin memeluk badan Wanderer sekencang mungkin.
Helaan napas Wanderer keluar, ia tahu dalam 1 minggu ini tidak akan menemani [Name]. Yang jelas hari-hari kedepannya akan terasa hampa.
Malam yang dingin di taman dekat kampus menjadi pertemuan terakhir mereka hingga minggu depan. Yang jelas [Name] akan sangat merindukan Wanderer. Walaupun mereka masih bisa berkomunikasi lewat chat tetapi rasanya tidak afdol kalau tidak bertemu secara langsung.
"Hmn? haha! Nanti kalau kamu kangen kan tinggal telpon aja?" Wanderer mengusap-usap kepala [Name] lembut.
[Name] mempoutkan bibir, dikira kangen segampang itu?!
"Gamau, tahu gak sih nahan kangen gak segampang itu ih, nanti kalau aku diambil cowok lain gimana?" [Name] melirik keatas terdapat wajah Wanderer yang sudah menahan tawa.
Akhirnya Wanderer tertawa lepas juga, ia tidak menyangka bisa bertemu dengan [Name]. "Gak bakal diambil lah, nanti kalau dia ambil kamu bakalan aku patahin kakinya." Ucap Wanderer mengecup kening [Name]. Semburat merah muncul tiba-tiba di kedua pipi [Name].
Lagi-lagi Wanderer mengusap-usap pipi [Name] pelan. Saking gemesnya dia mengigit pipi [Name] pelan lalu mengecup bibir [Name] sekilas.
Setelah selesai manja satu sama lain Wanderer mengantarkan [Name] pulang menuju ke apartment. Yah seperti ini kegiatan mereka sehari-hari. Tapi kedepannya mungkin tidak seperti ini.
Brak!
Wanderer membukakan pintu untuknya dan menutupnya pelan. Ia meyakinkan apakah dia perlu mengantarkan [Name] sampai ke kamarnya tetapi [Name] malah menolak. Yah yasudahlah kalau begitu, lagipula ini sudah malam sudah saatnya beristirahat.
YOU ARE READING
𝐍𝐨𝐭 𝐔𝐫 𝐁𝐮𝐬𝐬𝐢𝐧𝐞𝐬𝐬 | Wanderer X Reader
Fanfiction𝙈𝙤𝙙𝙚𝙧𝙣 𝘼𝙪! [Name] sadar ketika hari pertama masuk kampus ia tidak sengaja menabrak seseorang berambut indigo yang mengenakan seragam Teyvat University yang sedang membawa segelas kopi di tangannya hingga jatuh tumpah karena [Name] menyenggo...