𝙈𝙢𝙣𝙝𝙝 𝙎𝙬𝙚𝙚𝙩!

1K 87 23
                                    

Pagi harinya [Name] menuju ke Teyvat University dan memulai kelas seperti biasanya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Pagi harinya [Name] menuju ke Teyvat University dan memulai kelas seperti biasanya. Senangnya hari ini dia tidak bertemu laki-laki berambut ungu janda yang membully dirinya. Lagipula [Name] tidak peduli dengan status pacarannya dia saat ini, jadi dia hanya menganggap hal itu angin lewat.

"Pagi [Name]!" Ucap laki-laki berambut putih diikuti perempuan berambut pirang kuncir dua dengan penutup mata.

"Eh kalian? Bennett dan Fischl?" [Name] berbalik badan melirik kedua tangan mereka saling bergandengan satu sama lain. TUNGGU... MEREKA SUDAH JADIAN KAH?

Bennet menganggukkan kepala pelan. Yup, mereka sudah jadian ternyata. Sudah lama [Name] menunggu saat ini.

"Yaudah mana pjnya dong?" Tanya [Name] manaik turunkan alisnya dengan senyum jahil. Yang ditanya hanya bisa mengangkat bahu keatas lalu menyodorkan dompet dengan isi kosong.

"Gaada noh liat!" Ucap Bennet menatap [Name] menyipitkan mata -_-"

[Name] hanya nyengir kuda Memperlihatkan gigi putih lalu memberi selamat pada mereka berdua. Ternyata dia sudah lewat 5 menit untuk kelas dosen. Oh Tuhan semoga tidak terjadi apa-apa...

"EH GUE TELAT MASUK KELAS!" [Name] berlari menuju lorong dan masuk ke dalam kelas. Sedangkan Bennet dan Fischl tertawa meliat [Name].

"Kebiasaan [Name] ini mah." Bennet lanjut menggandeng tangan Fischl kemudian berjalan menuju kantin kampus.

»»————>♡
Pukul 04.55

Wanderer kini sedang chill barengan Childe dan Lumine di cafetaria kampus. Sudah lama bahkan Wanderer selalu menjadi nyamuk di antara 2 anak ini. Mau gimana lagi, dia juga punya pacar tapi boongan doang.

"Wan, lo beneran pacaran sama [Name]?" Tanya Childe meyakinkan sahabatnya ini.

Wanderer menghela napas, heatset yang ia kenakan di telinga dilepas lagi. "Iya, berisik amat lo asli! Bisa ga sih kalian sibuk bucin aja? Gue ga keganggu sumpah!" Ucap Wanderer sibuk dengan ponsel.

"Yaudah mastiin aja sih, lu jadi kan bareng kita?" Childe bertanya disela-sela dia merangkul bahu Lumine.

Wanderer menganggukkan kepalanya pelan. Matanya melirik ke luar untuk melihat awan, tiba-tiba dia membulatkan matanya sehingga pupil di matanya mengecil.

Yang bener aja?! Itu [Name] bukan?! Kok dia ditarik sama beberapa laki-laki?? Satu tangannya ditahan bahkan tasnya dipegang oleh salah satu laki-laki itu. Nampaknya mereka ingin mencelakai [Name].

Childe juga menyadari hal itu langsung melirik Wanderer, "Shut! Tu cewek lo dicelakain! Tolongin sana!" Ucap Childe di hadapan Wanderer.

"IH... KASIAN [NAME]..." Lumine menutup mulutnya karena shock melihat [Name].

Wanderer hanya melihat dari kejauhan, tidak peduli dan tidak mau menyelamatkan [Name], dia sungguh tidak peduli dengan anak itu. Mau dia mati juga dia tidak peduli, sampai-sampai dia melihat aksi [Name]...

𝐍𝐨𝐭 𝐔𝐫 𝐁𝐮𝐬𝐬𝐢𝐧𝐞𝐬𝐬 | Wanderer X ReaderTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang