Fiorentina duduk di kursi berseberangan dengan sang ibu yang memiliki rambut pirang dengan manik berwarna biru, berbeda dengannya yang memiliki manik berwarna hazel, seperti ayahnya.
"Tina, kau baru bangun." Ucap sang Ayah
Fiorentina mengangguk, sambil mengambil jus jeruk dan buah-buahan, menu sarapannya.
Sang ibu yang bernama Monica menatap putrinya dengan tatapan seperti ingin mengatakan sesuatu.
"Tina, semalam tadi kau kemana?" Tanya Monica
"Aku bersama dengan Alessio dan yang lain. Semalam Alessio balapan motor dengan Vittorio." Jelasnya
Ayahnya yang duduk di kursi utama di ruang makan ini, menghentikan aktifitasnya. Lalu mengambil serbet dan menggunakan serbet itu untuk membersihkan sisa makanan yang tertinggal di sudut bibirnya. Lelaki yang sudah berumur sekitar 45 tahunan itu masih memiliki wajah tampan dengan aura yang sangat mencolok. Dia menatap putrinya dengan tatapan khawatir. Lelaki itu bernama Benigno Ricci.
"Kau masih bergaul dengan mereka? Apa kau tidak mengerti dengan kejadian 2 tahun yang lalu?" Tanya Benigno
Fiorentina menatap ayahnya tidak suka. "Papa, aku menyukai Alessio. Oleh sebab itu aku masih ingin bergaul dengan mereka." Jawabnya
Monica yang melihat putrinya bersikap seperti itu kepada ayahnya, hanya bisa memasang wajah khawatir. Dia takut suaminya marah besar kepada putrinya. Walau Benigno sangat memanjakan Fiorentina, bukan berarti lelaki itu tidak bisa marah ketika tidak suka akan sesuatu hal.
"Aku mengkhawatirkan keselamatanmu. Bergaul-lah dengan mereka yang baik, jangan dengan mereka yang urakan seperti itu." Jelasnya
"Alessio anak temanmu, Papa. Bagaimana mungkin kau mengatakan jika anak dari temanmu itu tidak baik? Kau bahkan tahu bagaimana Alessio dari sejak kecil." Jawab Fiorentina
Melihat anaknya kembali menjawab ucapan suaminya, membuat Monica buka suara. "Sayang, dengarkan ucapan Papamu. Dia khawatir kejadian seperti Gloria terulang kembali." Ucapnya
Fiorentina merenung mendengar nama Gloria. Gloria adalah teman masa kecilnya dan teman masa kecil Caspian juga Vittorio.
"Jangan terlibat dengan konflik internal mereka, Alessio dan Vittorio. Aku tidak ingin putriku kenapa-kenapa." Ucap Benigno
"Aku mencintai Alessio, Papa. Aku tidak ingin jauh darinya." Jelas Fiorentina
Benigno memejamkan matanya, "Alessio hanya mencintai Gloria yang sudah tiada, Tina. Mengapa kau tidak juga sadar." Ucapnya
"Sayang..." Ucap Monica sambil memegang tangan suaminya
"Tidak Monica. Aku harus menyadarkan putri kita jika Alessio itu tidak pernah menyukai putri kita. Pemuda itu mencintai Gloria yang sudah tiada." Jelas Benigno
Fiorentina menggebrak meja. "Papa! Aku tidak peduli walau dia tidak mencintaiku, aku akan berjuang untuknya. Sama seperti Papa yang berjuang dalam pencariannu dalam menemukan anak haram itu!!!"
Ucap gadis itu dengan marah, langsung saja dia meninggalkan ruang makan itu. Tidak peduli dengan wajah sang Ayah yang sekarang sudah merah padam, karena menahan amarah.
Mendengar ucapan putrinya yang mengatakan bahwa suaminya sedang mencari anak dari kekasih masa lalu suaminya, membuat Monica menatap Benigno penuh tanda tanya.
"Apa maksud dari Tina barusan, Benigno?" Tanya Monica
Benigno menatap Monica dengan raut wajah sedih. "Eve, dia hamil dan aku memiliki putri darinya." Jelas Benigno
KAMU SEDANG MEMBACA
The Season When Everything is Fine
RomanceCassiopeia Autumn adalah gadis blasteran Indonesia-Italia yang mendapatkan beasiswa ke Florence, Italia. Ia mendapatkan beasiswa berkat kepintaran serta tekadnya. Kepergian Cassie ke Italia untuk melanjutkan pendidikan ternyata menuntunnya kepada ta...
CHAPTER 8 - Feeling Something
Mulai dari awal