CHAPTER 8 - Feeling Something

Mulai dari awal
                                    

Fiorentina duduk di kursi berseberangan dengan sang ibu yang memiliki rambut pirang dengan manik berwarna biru, berbeda dengannya yang memiliki manik berwarna hazel, seperti ayahnya.

"Tina, kau baru bangun." Ucap sang Ayah

Fiorentina mengangguk, sambil mengambil jus jeruk dan buah-buahan, menu sarapannya.

Sang ibu yang bernama Monica menatap putrinya dengan tatapan seperti ingin mengatakan sesuatu.

"Tina, semalam tadi kau kemana?" Tanya Monica

"Aku bersama dengan Alessio dan yang lain. Semalam Alessio balapan motor dengan Vittorio." Jelasnya

Ayahnya yang duduk di kursi utama di ruang makan ini, menghentikan aktifitasnya. Lalu mengambil serbet dan menggunakan serbet itu untuk membersihkan sisa makanan yang tertinggal di sudut bibirnya. Lelaki yang sudah berumur sekitar 45 tahunan itu masih memiliki wajah tampan dengan aura yang sangat mencolok. Dia menatap putrinya dengan tatapan khawatir. Lelaki itu bernama Benigno Ricci.

"Kau masih bergaul dengan mereka? Apa kau tidak mengerti dengan kejadian 2 tahun yang lalu?" Tanya Benigno

Fiorentina menatap ayahnya tidak suka. "Papa, aku menyukai Alessio. Oleh sebab itu aku masih ingin bergaul dengan mereka." Jawabnya

Monica yang melihat putrinya bersikap seperti itu kepada ayahnya, hanya bisa memasang wajah khawatir. Dia takut suaminya marah besar kepada putrinya. Walau Benigno sangat memanjakan Fiorentina, bukan berarti lelaki itu tidak bisa marah ketika tidak suka akan sesuatu hal.

"Aku mengkhawatirkan keselamatanmu. Bergaul-lah dengan mereka yang baik, jangan dengan mereka yang urakan seperti itu." Jelasnya

"Alessio anak temanmu, Papa. Bagaimana mungkin kau mengatakan jika anak dari temanmu itu tidak baik? Kau bahkan tahu bagaimana Alessio dari sejak kecil." Jawab Fiorentina

Melihat anaknya kembali menjawab ucapan suaminya, membuat Monica buka suara. "Sayang, dengarkan ucapan Papamu. Dia khawatir kejadian seperti Gloria terulang kembali." Ucapnya

Fiorentina merenung mendengar nama Gloria. Gloria adalah teman masa kecilnya dan teman masa kecil Caspian juga Vittorio.

"Jangan terlibat dengan konflik internal mereka, Alessio dan Vittorio. Aku tidak ingin putriku kenapa-kenapa." Ucap Benigno

"Aku mencintai Alessio, Papa. Aku tidak ingin jauh darinya." Jelas Fiorentina

Benigno memejamkan matanya, "Alessio hanya mencintai Gloria yang sudah tiada, Tina. Mengapa kau tidak juga sadar." Ucapnya

"Sayang..." Ucap Monica sambil memegang tangan suaminya

"Tidak Monica. Aku harus menyadarkan putri kita jika Alessio itu tidak pernah menyukai putri kita. Pemuda itu mencintai Gloria yang sudah tiada." Jelas Benigno

Fiorentina menggebrak meja. "Papa! Aku tidak peduli walau dia tidak mencintaiku, aku akan berjuang untuknya. Sama seperti Papa yang berjuang dalam pencariannu dalam menemukan anak haram itu!!!"

Ucap gadis itu dengan marah, langsung saja dia meninggalkan ruang makan itu. Tidak peduli dengan wajah sang Ayah yang sekarang sudah merah padam, karena menahan amarah.

Mendengar ucapan putrinya yang mengatakan bahwa suaminya sedang mencari anak dari kekasih masa lalu suaminya, membuat Monica menatap Benigno penuh tanda tanya.

"Apa maksud dari Tina barusan, Benigno?" Tanya Monica

Benigno menatap Monica dengan raut wajah sedih. "Eve, dia hamil dan aku memiliki putri darinya." Jelas Benigno

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 16, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

The Season When Everything is FineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang