CHAPTER 6 - The Rival

52 5 0
                                    

Sebelumnya aku mau minta maaf karena sudah lama tidak update. Aku kurang enak badan beberapa hari lalu, yang membuat aku tidak bisa fokus dalam membuat cerita 🙏🏻

Bila kalian mampir kemari, jangan lupa untuk memberikan vote+komen ya. Terima kasih 🤍

Happy Reading...

____________

Disebuah gedung yang sudah terbengkalai, terlihat beberapa pemuda sedang berkumpul. Beberapa diantara mereka ada yang sedang merokok marijuana dan ada pula yang sedang  meneguk alkohol. Salah seorang lelaki yang memakai tanda di lengannya, berupa bandana berwarna hitam, terlihat sedang asyik bercumbu dengan seorang gadis. Lelaki itu mencium dengan rakus bibir si gadis hingga erangan terdengar dari mulut keduanya.

Tiba-tiba di tengah keasyikan mereka yang sedang berpesta kecil-kecilan, datang salah satu anggota geng. Dia masuk ke dalam bangunan, mengintrupsi semua orang yang berada di dalam.

"Ada yang datang." Teriaknya, membuat si lelaki yang tengah bercumbu tadi langsung melepaskan pelukannya dari si gadis.

Manik cokelatnya menatap ke arah anak buahnya dengan mata menyipit. Dia bangkit dari duduknya, menghampiri sang anak buah dengan langkah kaki yang memunculkan aura penuh intimidasi.

"Siapa yang berani datang di tengah pesta kita?" Tanyanya

"Andalaus. Mereka datang kemari, aku melihat dari teropong. Rombongan mereka terlihat sedang berjalan kemari." Jelasnya

"Shit!!!" Umpat si lelaki sambil meludah, maniknya menatap bengis entah kepada siapa.

Sementara itu Caspian bersama rombongannya telah sampai di depan bangunan terbengkalai, tempat berkumpul musuhnya berada. Melihat bangunan ini membuat pikiran Caspian agak sedikit melamun, dia memikirkan kejadian beberapa tahun lalu. Seharusnya dia menepati janji untuk tidak menginjakkan kakinya kemari. Akan tetapi, karena ada nyawa gadis yang tidak bersalah sedang dipertaruhkan, dia harus melakukan hal ini, jika masa lalu tidak ingin terulang kembali.

Enrique menepuk pundah Caspian, "Kau baik-baik saja?" Tanyanya.

Caspian mengangguk "Ayo ke dalam." Ajaknya kepada Enrique juga yang lain.

Enrique merasa khawatir melihat respon Caspian. Lelaki dingin itu memang pintar menyembunyikan perasaannya. Dia tidak percaya walau sahabatnya berkata baik-baik saja. Dia melamun pasti karena teringat kejadian di masa lalu, di mana kejadian mengerikan itu terjadi di bangunan terbengkalai ini.

Mengesampingkan perasaannya, Enrique pun berjalan memasuki bangunan ini bersama yang lain, dengan Caspian yang memimpin di depan. Tidak lupa anggota geng Caspian memakai bandana berwarna merah yang diikatkan di lengannya. Hal itu sebagai tanda jika mereka dari anggota geng Andalaus yang memiliki ciri khas berwarna merah.

Di kota ini terdapat 4 anggota geng yang masing-masing memiliki tanda dengan warna yang berbeda. Dua diantaranya tidak terlalu mencolok, karena posisi mereka dibawah Andalaus dan Moretti. Sedangkan, geng Andalaus dan Moretti merekalah yang menguasai kota ini. Dari situlah sering terjadi perseteruan di antara kedua geng, mereka saling memperebutkan wilayah kekuasaan dan juga hal lain.

Sesampainya di dalam bangunan, terlihat anggota Moretti sudah menyambut mereka. Caspian menatap ke arah lelaki yang berada di tengah, yang tak lain pemimpin Moretti, dialah Vittorio Moretti. Lelaki berbadan kekar dengan tindikan yang menghiasi bibirnya yang berwarna pink natural. Lelaki yang beberapa hari lalu sempat mengobrol dengan Cassie.

"Lama tak jumpa, Dole." Sapa Vittorio dengan smirk-nya yang khas.

Caspian dengan wajahnya yang datar tidak membalas sapaan, hanya menaikan sebelah alisnya.

The Season When Everything is FineWhere stories live. Discover now