CHAPTER 7 - The Truth

52 3 0
                                    

Bila kalian mampir kemari, jangan lupa untuk memberikan vote+komen ya. Terima kasih 🤍

Happy Reading...

Cassie masih tergeletak di atas tanah yang dipenuhi banyak orang. Tidak ada satu pun dari mereka yang mau menolong Cassie, kebanyakan dari mereka hanya sibuk memikirkan diri sendiri, bagaimana caranya kabur dari keributan.

Saat Caspian akan menghajar kembali Vitto yang sudah babak belur, terlihat dari wajahnya yang sudah dipenuhi bekas tonjokan dan sudut bibirnya yang sudah mengeluarkan darah, Caspian tanpa sengaja melihat ke arah dimana Cassie berada. Lelaki itu menyipitkan matanya dan tidak fokus kepada lawan, membuat Vitto yang melihat itu langsung mengambil kesempatan untuk kabur dari Caspian dengan memukul pundak lelaki itu. Caspian yang dipukul langsung terkejut dan fokus kembali kepada lawannya, tapi sayangnya Vitto sudah berhasil kabur sebelum Caspian bisa kembali menghajar lelaki itu.

Caspian mengumpat sambil berlari ke arah Cassie berada, lelaki itu nampak khawatir melihat gadis yang sudah menyelematkan nyawanya. Dia tidak pernah merasa sekhawatir ini dari sejak lama, tapi sekarang ketika melihat Cassie tak sadarkan diri, ada sesuatu dalam hatinya yang mendorong ia untuk menjaga gadis itu.

"Autumn... Autumn." Panggil Caspian, dengan wajah khawatir. Lelaki itu menghiraukan rasa sakit serta darah yang mengalir dari perutnya.

Tadi ketika dia melawan Vitto, lelaki itu melayangkan tonjokan tepat dibagian perut dimana bekas luka jahitannya berada. Sehingga sekarang mungkin jahitannya terbuka kembali, karena belum sepenuhnya sembuh. Tubuh besar Caspian menggendong tubuh ramping Cassie untuk menjauhi keributan dan membawa ke dalam mobil miliknya.

Segera Caspian menidurkan Cassie di kursi yang berada disebelah kemudi. Dirinya harus segera membawa pergi Cassie dari sini, ia juga harus kembali memeriksa kondisi lukanya.

Tiba-tiba Enrique menghampiri Caspian. Lelaki itu melihat jika pemimpinnya tadi lari ke arah seorang gadis dan membawanya kemari.

"Ale. Kau baik-baik saja? Mengapa bisa gadis ini berada disini?" Tanya Enrique sambil melihat Cassie yang masih belum sadar

Caspian menggelengkan kepala "Aku tidak tahu mengapa dia bisa berada disini. Aku akan membawanya pulang, dia pingsan dan aku melihatnya tadi." Jelas Caspian

Lalu Enrique melihat darah sudah menghiasi pakaian Caspian, membuat lelaki itu khawatir. "Ale, lihatlah, ada darah di bajumu." Ucap Enrique

Caspian mengangguk "Aku sudah tahu. Tadi Vitto memukul tepat dibagian bekas lukaku." Jawabnya

Enrique nampak geram mendengar ucapan Caspian, "Lelaki itu sengaja ingin membuatmu semakin terluka, Ale." Kesal Enrique

"Aku tahu. Dia tidak akan pernah berhenti, kecuali aku sudah tiada." Jawab Caspian, berhenti sejenak lalu melanjutkan kembali, "Kalau begitu aku pulang duluan. Vitto tadi kabur dan jagalah anggota yang lain, aku mempercayaimu." Tambahnya

Enrique mengangguk, "Aku akan mencari Vitto, kau tenang saja." Jawabnya

Caspian mengangguk, kemudian masuk ke dalam kursi kemudi. Dia meninggalkan tempat itu untuk membawa Cassie ke tempat yang lebih aman. Ketika sudah melajukan mobilnya, lelaki itu melirik ke sampingnya, menatap wajah gadis yang masih belum sadar.

"Aku berjanji akan menjagamu." Ucap Caspian lebih kepada dirinya sendiri

Saat perjalanan menuju tempatnya, ponsel milik Cassie sejak tadi terus bergetar dari balik tas selempang sang gadis. Caspian ingin sekali mengambil ponsel itu untuk melihat siapa yang sejak tadi terus menerus menelpon Cassie. Tapi selalu diurungkan olehnya karena merasa tidak pantas, melihat ponsel pribadi milik orang lain.

The Season When Everything is FineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang