26-

451 25 10
                                    

Maaf, saya lama absennya. Saya mau promosi cerita baru(padahal banyak cerita yang belum selesai udah bikin lagi:"") namanya DK9. Penasaran buka aja di work saya, and Vommen ya?

Well, cerita ini slow update. Tergantung dari vomment ya, kalau banyak ya saya cepet selesain. Kalau dikit, ya tunggu aja deh:"

WELL, TERIMAKASIH UNTUK 500 VOTED NYA, WKWKS SENENG BANGET.

Enjoy! Vommen dulu.

***

Bara menyendarkan tubuhnya di sofa apartemennya. Ia menuutp kedua matanya meraskaan pening dikepalanya setelah menghabisan berbotol botol minuman, tapi tiba-tiba pintu apartemennya terbuka, dan muncullah sosok Matthew.

"astaga Bara, ini apartemen atau apa?" Matthew geleng-geleng kepalany melihat sahabatnya menghabiskan berbotol-botol minuman alkohol berbagai merk. Bara mencoba membuka matanya, tapi terasa berat, jadi Bara hanya bisa mengangkat sebelah tangannya walau pun dia tidak tau siapa yang datang ke apart nya. Dipikirannya hanya nama Ara.

"Nah idiot! Kau bahkan tidak bisa membuka matamu, bangunlah. Ada hal penting yang harus kukatakan" Matthew duduk di sofa hadapan Bara. Walau disini tidak ada bau apapun yang menyengat hidung, tapi pemandangan isi apart Bara, melihatnya saja sudah sangat mengotori mata.

"duduk kubilang" Kata Mathhew, sambil membantu tubuh Bara untuk duduk. Karna ada sesuatu yang harus dikatakannya kepada bos besarnay ini.

"Ada apa Ara? Apa kau sudah mencintaiku?" racau Bara, Mathew menggeplak kepalanya mendengar racauan Bara yang menyebut dirinya sebagai Ara. Bara meringis kesakitan , lalu tangannya menggapai-gapai badan Matthew, Matthew bergidik ngeri melihat Bara yang saat ini seperti seseorang yang mengidap homo, dan akan siap menidurinya.

Matthew menekan-nekan dahinya, tiba-tiba kepalanya pening melihat kondisi Bara, yang seperti orang gila. Dia meneguk air putih di atas meja.

Sreg

tiba-tiba Bara merangkul dirinya dan sudah siap dengan bibir di depan wajahnya seperti ingin mencium Matthew, karna panik Matthew menyemburkan minumannya ke wajah Bara.

Byuur

"Dasar gila, aku masih bernafsu dengan wanita bodoh!" kata Matthew lalu menonjok wajah tampan Bara, walau kejam kedengarannya tapi ini adalah salah stau cara agar Bara tersadar.

Bara terhuyung ke lantai, tangannya menyeka darah yang mengalir di sudut bibirnya, tiba-tiba bara merapatkan dirinya di bawah sofa sambil memeluk kedua lututnya, matthew merasa kepalanya tambah pusing.

"shit! Sekarang aku yang tampak sepeti akan memperkosa Bara!" gumamnya.

Matthew melepas jas kerjanya dan mengendorkan dasinya yang terasa sangat mencengkram lehernya, ditambah pusing yang menyerangnya, tidak hanya pekerjaan kantor yang menumpuk, tapi kerjaan Bara juga yang ditumpukkan kepadanya, ditambah lagi kondisi Bara yang mirip orang sakit jiwa.

"sadarlah bara, kau dimabuk cinta eh, sampai seperti ini?" MAtthew berjongkok melihat botol minuman alkohol yang berserakan, "Dasar gila! Merk apa saja minuman ini, banyak sekali? CKCK Ternyata benar Bos besarku sedang patah hati rupanya" ejeknya, Bara mendongak dan menatap tajam Matthew.

Matt mengedikkan bahunya, lalu duduk disofa sebelah Bara, "Sadarlah ada hal yang harus kukatakan, ini mengenai Kakek Tercintamu" bisik Matt.

Bara langsung melotot dan duduk dengan tegap seakan tadi tidak terjadi apapun, karna baginya kabar Kakeknya ini kabar menggemparkan. Apa jangan-jangan lelaki tua itu membekukan keuangannya? ?atthew mendengus melihat respon Bara. Seharusnya dia dari tadi melakukan cara ini.

My Idiot DollWhere stories live. Discover now