12//Why?

233 19 6
                                    

Haiiiiiiiiii. Saya kembali bawa cerita yang semakin abal ini. Budayakan membote duku sebelum membaca haha.
Ada yang kangen cerita ini? GAk ada ya? Yaudah lahh, happy reading. SEMOGA SUKAA

ADa brooklyn tuhh
***

ARA POV

"Jangan jatuh cinta sama aku Ra" aku bengong ditempat. Jatuh cinta sama dia? Aku juga mikir kali kalau mau jatuh cinta, pastinya aku tidak mau dengan kekek tua seperti dia.

"Yakali aku jatuh cinta sama kakek tua macam kamu, kamu abis kebentur ya?" aku mengecek kepalanya siapa tau saja dia terbentur sampai mengatakan hal tadi, aku mengetok-ngetok kepalanya siapa tau saja otak terjatuh saat dia terbentur. tapi dia malah menangkap tanganku

"Aku serius Ra" katanya, lah emang aku bercanda apa? Aku juga serius kali

"Yee siapa juga yang bercanda, aku gak mungkin kali jatuh cinta sama kamu, mikir seribu kali dulu deh buat jatuh cinta sama kamu udah ahh aku mau beresin pakaian dulu" aku berjalan ke kamar kami dilantai dua. Aku mulai membuka koper dan mneyusun pakaian kami, ini saja baru sebagian pakaian, bagaimana kalau semua pakaian ku dan barang-barangku yang ada dirumah dibawa kesini semua?

Tiba-tiba pintu terbuka dan muncullah Bara disana. "Ra dibawah ada Bunda sama Mommy, kita disuruh kebawah" Bara memanggilku dan aku mengiyakan. Aku mengikuti Bara dari belakang dan turun kebawah menemui kedua pasang orang tua ku

"Hai Mom, Dad, Yah, Bun, Uncle, Nty" kata ku kepada mereka semua. Ada Mommy, Bunda, Ayah, Daddy, dan juga Uncle Clous dan Aunty Margareth

"Lengkap bener" kata Bara meraih tanganku dan menarikku untuk duduk di sofa sebelahnya.

"Ara di depan ada barang-barang kamu dari Jakarta, udah sampe kesini. Ntar tinggal dimasukin aja, baju-baju kamu mokoknya smua udah dipindahin kesini" Mommy mengajakku keluar dan benar saja satu truk entah apa itu namanya penuh dnegan barang-barang. Yang kuyakin sebagaian ada punya Bara

"Iya Mom, ntar Bara yang mindahin" aku melirik Bara, dan dia hanya mengangguk.
"Aduh Ra, kamu belum bikin makanan ya? Bunda laper ra" kata Bunda ku menghampiri aku dan juga Mommy

Aku menggeleng, "Kan baru sampe ke rumah Bun, lagian kulkas masih kosong kan? Belum diisi, koper juga butuh giliran buat disusunin Bun" aku tidak enak sebenarnya, tapi karna kulkas yang kosong melompong jelas aku tidak masak. Lagian perutku juga tidak sebegitu lapar, oke aku sebenarnya sangat lapar.

"Yasudah lah, kita biarkan Ara merapikan rumah barunya, bagaimana kita makan di restorant ujung jalan saja?" Ayah Bara bersuara dan mereka semua mengiyakan, kecuali aku dan Bara yang tidak diajak.

"Kalian baik-baik dirumah ya, kami ingin mengisi perut" Daddy mencium pipiku dan diikuti oleh semua nya. Aku mengangguk mengiyakan, tidak apalah aku nanti bisa delivery.

Aku emnarik Mommy dan ebrbicara dnegannya, "Ara kira rumah udha berish, kulkas udha penuh. Makanan udah disediain, tapi ini! Oh my, kosong, rumah kotor. Mommy mau nyiksa Ara?" aku berbisik kepada Mommyku, aku takt yang lain mendengar makanya aku berbisik. Mommy berbisik juga

"Biar latian jadi istri, udah ahh Mommy laper, kamu baik-baik ya sama Bara" aku terpaksa mengangguk, latian jadi istri gimana, Mommy aja kalau dirumah tugasnya cuman buatin Daddy kopi, yang lainnya udah ada pelayan. Gitu nyuruh aku, dasar gak adil.

Aku dan Bara mengantarkan mereka semua ke depan pintu. Aku mencolek pinggang Bara, dia mendengus. Aku terkekeh, lalu selanjutnya yang kudengar Bara menyuruh orang-orang yang tadi membawakan barang-barang kami, untuk memasukkan nya kedalam rumah. Dan lagi?! Aku yang akan membereskannya, loh seharusnya itu tugas dia.

My Idiot DollOnde as histórias ganham vida. Descobre agora