05//Marry me?

437 30 3
                                    

BARA POV

Aku sedang menyesap coffe ku sambil menaikkan kaki ku di meja. Nikmatnya menjadi direktur di perusahaan miliku sendiri. Sesekali aku terpejam, minum kopi malah membuatu mengantuk. Kalau aku tertidur, bagaimana setumpuk berkas ini?

Tok...tokk...

Siapa lagi itu.. Arghhh!
Aku berteriak menyuruhnya masuk.

Tiba-tiba muncul wanita ular itu degan Araya dibelakangku. Araya ya? Yakk kenapa aku malah mengingat Ara si Barbie Killer itu?

"Maaf pak, saya sudah melarang wanita ini masuk. Tapi dia malah menerobosnya" Araya memunduk bersalah, sebenarnya bukan dia yang salah. Tapi wanita ular ini, ewh

"Tidak apa Araya, lain kali kau boleh mengapakan wanita ini" aku tersenyum menyahuti. Aku memperbolehkannya, terserah dia ingin menguliti atau pun direbus wanita didepan ku ini juga tak apa.
Araya mengangguk dan tersenyum miring ke arah wanita ular didelanku ini. Seenaknya dia langsung duduk di sofa ruanganku setelah Araya berpamitan pergi.

"Ada apa?" Tanyaku to the point. Aku lagi malas meladeni siapapun itu.

"Gak tanya kabar aku dulu Bar? Mana kiss kamu setiap ketemu aku?" Yaampun, kalau bukan karna permainan ToD yang memaksaku dulu berpacaran dengannya pun aku tidak mau.

"To the point, please?"

"Aku suka saat kamu memohon" jawabnya sambil memilin ujung rambutnya dan terkadang juga mengibaskan rambutnya dengan slow motion. Tidak takut kutunya berterbangan apa?

"To the point cepet"

"Oh oke kalau kamu langsung mau ke inti. Jadi begini, aku tidak percaya kalau kamu beneran mau nikah sama barbie kw yang kemarin" tidak percaya? Memang,apa urusanny?

"Lalu,apa urusannya dengan mu?" Tanyaku,ketus.

"Aku tidak percaya kalau itu memang bener kecuali kamu melamarnya didepan cafe ku,dan ada aku disitu. Lalu kalian menikah, baru aku mempercayai itu" dasar,wanita ular!! Bisa-bisanya dia memaksaku!!

"Bukan urusan lo" aku menyahuti dengan tangan yang bersidekap didada. Dia kira aku takut heh.

"Jadi kau tidak mau?"

Aku mengangguk, "Ya, lagian ini bukan urusan lo. Nikah enggaknya gue bukan urusan lo"

"Oh oke kalau kamu gak mau, berarti aku tidak percaya"

Nahkan, apa urusanya dengku kalau dia percaya atau tidak.

"Hubungannya apaa?!" Aku jadi geram sendiri taulah!

"Aku,akan memberi tahukan kepada Ayahmu tentang....em....errr..video yang kupunya" dia kemudian mengeluarkaan handphone nya dari dalam tasnya dan berjalan mendekatiku.

What! Bagaimana bisa!

"Gimana? Masih nolak? " dia mendekat ke arahku, lalu memasukkan handphone nya kedalam tasnya.

"Berapa yang lo pinginin?" Tanya ku sambil mengeluarkan cek dan pulpen.

"Nothing, aku hanya ingin kau. Tapi jika kau bilang dia calon istri mu penuhi permintaan ku tadi, kalau tidak kuyakin kurang dari sehari video ini sudah mampir di email Ayahmu. Dan kedudukanmu sebagai anak manis hancur sidah" brengsek wanita ini, memang apa hubungannya dia dengan aku? Obsesi eh?

"Oh oke , kalau kau menantangku. Dan untuk kau, siapkan saja tissue sebanyak mungkin, kau akan membutuhkannya" aku menatapnya sengit. Padahal didalam hati , aku masih bingung.

"Hm aku menunggunya, see you" ucapnya lalu berjalan keluar dari iruanganku.

Bagaimana bisa aku ketemu lagi?!

My Idiot DollTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang