Moving On

9K 1K 35
                                    

AAAAAAA AUMMMM
Suara teriakan nyaring Jisung menggema di ruang tengah, bayi berusia empat bulan itu tengah berbaring seraya mengemut tangannya hingga mulutnya basah akan lelehan salivanya. Sementara Jaemin duduk di sampingnya dan memandang kelakuan putranya.

Aaaaaa aumm mam mmmm
Jaemin tertawa melihat tingkah putranya yang mengoceh dengan kedua kaki terus menendangi udara, tubuhnya terentak dengan tangan mengepal. Jaemin mengambil teether dan memberikannya pada Jisung namun Jisung justru melemparnya.

“Aigoo, kenapa di buang?” Tanya Jaemin.

Kyaaaaa
Jisung memekik dengan senyum melihat wajah sang papa di atasnya.

“Daddy pulang!”

Jaemin menoleh saat mendengar suara Jeno masuk ke dalam rumah, dia lihat suaminya menjinjing kantung plastik lalu menutup pintu. Wajahnya di hiasi senyum menghampiri putra dan suaminya.

“Aku belikan susu, katamu susu menyusuimu habis. Aku belikan bakso ikan juga.” Ujarnya meletakan kantung plastik ke atas meja.

“Aigo anak Daddy sedang apa? Sudah menyusu?” tanya Jeno, dia menungging di karpet, wajahnya bertemu dengan wajah putranya.

KYAAA AAAAAA MMMM AAAA
Jeno tertawa saat putranya memekik bahagia, kakinya terus menendangi udara dengan tangan kecilnya yang mengepal memukuli wajah Jeno.

“Kenapa kau senang sekali hari ini Jisung?” Tanya Jeno, dia mengecup pipi tembam putranya.

Sementara Jaemin baru saja datang membawa semangkuk bakso ikan dan menyantapnya. Dia memandangi suami dan putranya yang asik bermain.

Kedua tangan Jisung naik, ia merengek minta di gendong oleh Jeno, dan pria itu dengan sigap menggendong putranya.

“Baru Daddy tinggal keluar sebentar sudah rindu.” Monolog Jeno, dia meletakkan kepala Jisung di pundaknya, bayi itu tersenyum melihat sang Papa yang asik makan.

Jaemin pun tersenyum memandangi putranya, bayi itu tumbuh sangat sehat dan menggemaskan. Pipinya tembam dengan mata bulatnya. Beratnya sedikit berlebih untuk bayi seusianya, dia sangat lahap menyusu, Jaemin benar-benar kewalahan, dia sering mengeluh putingnya lecet karena Jisung seperti tak pernah kenyang.

Namun Jisung menolak susu formula, pernah sekali saat Jeno memberi susu formula karena Jaemin sudah merengek putingnya perih. Jisung justru enggan menyedot botol susunya, membiarkan susu mengalir keluar dari mulutnya. Dan dia hanya tersenyum saat itu seperti tahu dan sengaja mengerjai kedua orang tuanya. Sejak itu, mereka mengurungkan niat memberi Jisung susu formula.

Dia beruntung memberi nutrisi yang baik untuk Jisung. Ketakutannya perlahan mereda, seiring dengan suaminya yang terus memberikan semangat dan cinta untuknya.

Jaemin kembali duduk setelah meletakkan mangkuk ke dapur. Dia lihat Jeno merebahkan Jisung, namun Jisung justru menangis.

“Kau buang air besar, ayo kita ganti pampersmu dulu.” Ujar Jeno.

Tangis Jisung perlahan mereda. Dia membuka celana Jisung, membuka Pampers dan membersihkan pantat Jisung. Bahkan ia dan Jaemin sering bergantian memandikan Jisung. Dia juga tahu membersihkan Jisung selepas buang air, memakaikan Jisung pakaian bagus, menggunakan parfum bayi agar putranya senantiasa wangi dan segar.

Jeno tersentak saat mendengar suara kentut Jisung, dia dan Jaemin langsung saling tatap kemudian tertawa. Mendengar tawa menggelegar kedua orang tuanya, Jisung pun ikut tertawa.

“Aigo, kenapa buang angin di depan Daddy.” Ucap Jeno mengomel namun dengan nada lembut, sementara Jaemin masih tertawa. Dia lihat Jeno kembali memakaikan Jisung Pampers, lalu memakaikan celana.

98,7FM [NOMIN]✓Where stories live. Discover now