Good News

10.7K 988 70
                                    

Jeno mengekori Jaemin keluar dari kamar mandi setelah memuntahkan isi perutnya. Satu tangan pria dominan itu memijat pundak suaminya, sementara Jaemin menyeka bibirnya selepas berkumur karena muntah.

“Kenapa? Apakah rasanya begitu aneh?” tanya Jeno.

Dia ikuti sang suami yang akhirnya duduk di tepi ranjang, wajah pucat serta tubuh lemas Jaemin membuat Jeno merasa iba. Dia berjongkok di depan sang suami dengan kepala mendongak, memandang wajah suaminya yang pucat.

“Tubuhku lemas.” Ucap Jaemin, suaranya serak dan parau serta mata yang tampak berat.

“Ya sudah, istirahat saja.” Ucap Jeno.

Jaemin menaikkan kedua kakinya ke atas ranjang, mengambil posisi berbaring sementara Jeno sigap membalut tubuh suaminya dengan selimut.

“Kau mau ke mana?” tanya Jaemin saat melihat Jeno beranjak. “Mau peluk.” Ujarnya kemudian.

Jeno tersenyum dengan helaan nafas ringan, dia kemudian naik ke atas ranjang, membuat Jaemin langsung memiringkan tubuhnya dan memeluk suaminya. Kepalanya dia angkat saat Jeno menyelipkan lengannya agar menjadi bantal, sedang satu tangan lain langsung mengusap sayang kepala Jaemin.

Setelah muntah, kondisi perut Jaemin terus bergejolak seperti di kocok membuatnya terus-terusan mual, namun dia mencoba untuk menahannya, kepalanya juga terasa pusing dan berat.

Jaemin menarik wajahnya yang sembunyi di antara dada suaminya, dia lihat sang suami yang menatapnya dengan senyum, sementara tangannya tak berhenti mengusapi kepalanya membuatnya sayu dan mengantuk.

“Kenapa?” Tanya Jeno, namun ia hanya menggeleng.

Jemarinya bergerak menarik tengkuk Jeno lalu mengecup bibir suaminya membuat Jeno pun membalas dengan melumat kecil bibir bawah Jaemin, kemudian lidahnya melesak dan bermain dengan lidah Jaemin. Di akhiri dengan dia mengecup lagi bibir kenyal suaminya.

Jaemin tersenyum setelah ciuman itu, ibu jarinya mengusap pipi Jeno, netranya terus bergerak, menyelami wajah tampan suaminya.

“Ada apa denganmu?” Tanya Jeno merasa heran dengan tingkah suaminya.

“Mau peluk saja.” Jawab Jaemin dengan suara seraknya.

“Aku di sini.” Jawab Jeno

“Jeno.”

“Ada apa Sayang?”

“Perutku sangat mual.”

“Kau ingin muntah lagi?”

Jaemin mengangguk lalu Jeno membantunya untuk beranjak, dia biarkan Jaemin ke kamar mandi sementara Jeno menunggu di ranjang. Dia menghela nafas lalu beranjak, namun baru satu langkah, dia terhenti karena teringat sesuatu.

Dia menoleh saat mendengar suara suaminya, pria itu baru saja keluar setelah berusaha memuntahkan isi perutnya.

“Sayang.” Panggil Jeno, ia melangkah menghampiri suaminya. “Ayo duduk dulu.” Pintanya menuntun Jaemin untuk duduk di sofa.

“Kau di sini dulu, akan kuminta maid mengantar air hangat. Aku keluar sebentar.”

“Mau ke mana?”

“Hanya sebentar, aku akan segera kembali.” Ia meyakinkan.

Setelah memastikan kondisi suaminya, Jeno pun keluar dari kamar. Tak lama, maid datang membawa segelas air hangat. Jaemin pun meneguk air hangat itu guna meredam mual. Dia duduk bersandar sembari menunggu Jeno pulang.

Tak lama, sang suami kembali menjinjing kantung plastik kecil. Jaemin hanya terdiam saat sang suami menyodorkan kantung plastik itu dan dengan ragu menerimanya, dia sempatkan melongok lalu mengambil isinya.

98,7FM [NOMIN]✓Onde histórias criam vida. Descubra agora