Shy to be Naughty 🔞

17.2K 967 66
                                    

Chanyeol dan Baekhyun menoleh saat pintu ruangan terbuka, ada Jeno yang masuk dengan menggenggam jemari suaminya.

Keduanya tak terkejut melihat Jaemin datang dengan wajah penuh lebam serta hidung yang di plester karena luka robekan akibat amukan Jeno tadi. Pria itu tampak kasual mengenakan kaos berwarna merah dengan celana jeans hitam.

“Maaf lama, Dad, Papi.” Ucap Jeno dengan senyum yang di ulas terpaksa ke arah kedua orang tuanya.

Jeno dan Jaemin lantas mendudukkan tubuh mereka di depan Chanyeol dan Baekhyun. Anggota baru dari keluarga Park itu hanya diam, memandangi meja makan yang penuh akan beragam hidangan mewah.

“Ini adalah pesta sederhana untuk merayakan pernikahan kalian.” Ujar Baekhyun dengan senyum.

“Ayo bersulang dulu.” Ajak Baekhyun mengangkat gelas winenya ke udara.

Jaemin memandang Jeno sesaat lalu menatap Baekhyun lagi. “Aku tidak minum, Papi. Aku tidak suka alkohol.”

“Baiklah.” Sahut Baekhyun.

Baekhyun pun bersulang dengan suami dan putranya, mereka meneguk wine itu sebelum mulai menikmati hidangan.

Saat Chanyeol meraih pisau dan garpu, yang lain pun mulai menyantap hidangan. Entah apa yang di katakan pada Jaemin sebelum tiba, Baekhyun yang tak ingin tahu, dia hanya melirik ke arah Jaemin yang tampak tunduk dan diam selama makan.

“Daddy tidak bisa lama di sini, Jeno. Jadi kami harus kembali lusa.” Ujar Chanyeol di sela makan.

“Tak masalah. Yang penting kalian sudah hadir di hari bahagiaku.” Jawab Jeno dengan senyum.

“Apa kalian berencana untuk berbulan madu?” Tanya Baekhyun membuat Jeno dan Jaemin saling tatap.

“Tidak, Papi. Aku sibuk dengan skripsiku, aku akan segera menyelesaikan pendidikanku.”

“Benar, setelah itu bicaralah pada Sekretaris Kim kapan kau akan mulai memegang perusahaan.” Sahut Chanyeol lalu menyantap steaknya.

Jaemin tak bereaksi apa pun selama pembicaraan keluarga barunya, dia hanya menyantap makanannya dalam diam. Sibuk meredam tubuhnya yang seolah remuk akibat amukan Jeno.

Selepas makan, keduanya masuk ke dalam kamar. Jaemin duduk di sofa dan Jeno menyusul. Pria itu tampak melamun dengan Jeno di sisinya.

Pundaknya tersentak saat Jeno menggenggam jemarinya membuatnya langsung menoleh ke arah Jeno.

“Kau tahu jika Mark sudah berada di Amerika sekarang?” Tanya Jeno membuat pupil mata Jaemin membesar. Melihat reaksi terkejut itu membuat Jeno mengulum seringai.

“Dia pergi.” Ucap Jeno setengah berbisik, setelahnya dia tertawa.

Jadi, Mark sudah berada di Amerika. Dia pergi tanpa menunggu Jaemin pulang.

“Dia akan segera melupakanmu dan menemukan orang baru di sana, Sayang.” Ucap Jeno dengan suara yang berat namun pelan membuat Jeno merinding.

Benarkah Mark akan seperti itu?
Mungkin saja, mengingat nasibnya entah seperti apa di sini. Mark mungkin akan lelah mencari dan menunggunya.

“Cepat atau lambat, dia akan lelah mencari dan menunggumu kemudian menemukan orang baru.”

Mengapa setiap ucapan Jeno, selalu seperti pria itu bisa membaca pikirannya.

“Lalu, apa yang masih kau harapkan untuk merengek padaku untuk bebas?” Tanya Jeno.

“Harus berapa kali kukatakan, bahwa aku ingin bebas bukan karena dia. Tapi keluargaku.”

98,7FM [NOMIN]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang