Welcome Baby

12.2K 1.1K 140
                                    

Jeno tersenyum mendengar pertanyaan suaminya, tangannya bergerak, memainkan poni sang suami. Dia pandangi wajah cantik yang tanpa ekspresi itu. Seperti masih menunggu jawabannya.

“Mau kuceritakan sesuatu?” tanya Jeno yang di angguki oleh Jaemin.

“Saat sekolah menengah atas, aku berkencan dengan beberapa orang. Dan akhirnya aku menyadari satu hal dalam menjalani hubungan itu...” Jeno mulai bercerita.

“Mereka tidak ada yang mencintaiku dengan tulus.” Ujarnya.

Jaemin tersentuh mendengar awal cerita pria itu, dia pandangi sang suami dengan air wajah yang berubah. Seperti ia menyimpan luka atas kilas baliknya dulu.

“Kebanyakan dari mereka, melihat rupa dan uang. Mantan pertamaku, menyukaiku karena dia bilang aku tampan, aku keren, hanya itu. Dia berselingkuh dengan musuhku di sekolah. Aku dan anak itu, kami di kenal sama-sama juara dalam hal pelajaran...”

“Lalu tak lama, aku berkencan lagi. Dia menyukaiku karena keluargaku. Yang kau lihat, aku bisa memiliki apa pun hanya tinggal meminta pada Daddy. Ternyata dia sangat miskin, makanya mengencaniku untuk memoroti uangku.”

“Aku banyak berjuang untuk mereka, tapi tak pernah mendapatkan lebih, bahkan sepantas yang aku dapat. Tidak pernah.” Ujarnya menggeleng dengan senyum kecut.

“Lalu aku berpikir, bagaimana aku menemukan seseorang yang tulus padaku. Yaitu, menjadi jauh dari standart orang-orang. Menjadi jelek dan tidak menarik.” Lanjutnya.

“Lalu aku bertemu denganmu. Satu-satunya orang yang menyapaku dengan hangat. Di mana pun, kau tak pernah terlihat malu untuk dekat denganku. Kau lihat, bahkan aku tidak dekat dengan siapa pun, semua mahasiswa berlomba untuk menjauhiku. Maka, kau lah yang aku cari. Seseorang yang pasti akan menerimaku dengan tulus.”

Jaemin tersenyum kecut sepanjang mendengar cerita Jeno. Pria yang dia anggap monster dan mengerikan, tak lebih dari seekor anjing tanpa induk yang kesepian. Jeno hanya butuh kasih sayang yang tulus. Tapi dia seperti salah melangkah untuk mendapatkan itu.

Jaemin tahu rasanya di cintai dengan tulus. Dia mendapatkan itu dari Mark. Senang dan bahagia rasanya bila di cintai. Bisa dia bayangkan jika Jeno mendapatkan itu, pasti Jeno akan sangat bahagia. Ini kali pertama dia benar-benar tersentuh pada suaminya.

Mata Jaemin berkaca-kaca, satu tangannya naik dan mengusap pipi suaminya. Ia kira, di balik kerasnya, Jeno adalah seekor singa yang menyeramkan. Tapi dia salah.

“Aku di sini.” Ucap Jaemin dengan senyum luka membuat Jeno tersenyum. Dia menggenggam jemari sang suami yang mengusap pipinya.

“Ya, aku bersyukur kau di sini. Aku bahagia memilikimu. Itu sebabnya aku tak akan pernah melepaskanmu. Kuharap kau mengerti.” Ucap Jeno, dia kemudian mengecup punggung tangan Jaemin.

“Tidak. Aku tidak akan meninggalkanmu.” Balas Jaemin, dia menarik sang suami dan Jeno dengan manja memeluk Jaemin.

“Aku tidak pernah merasa sebahagia ini.” Tutur Jeno. “Aku tidak takut kesepian lagi.” Lanjutnya.

Jaemin mengangguk, membenarkan ucapan sang suami. Dia mengusap sayang punggung lebar suaminya lalu mengusap air mata yang turun ke pipinya. Setelahnya, dia lepaskan pelukan hangatnya untuk sang suami. Dia tersenyum lalu menatap Jeno dan tangannya menangkup pipi sang suami. Ibu jarinya bergerak membelai pipi Jeno sayang.

Jaemin tak tahu lebih tepatnya seperti apa kehidupan Jeno dengan kedua orang tuanya. Ia juga tak tinggal dengan kedua orang tuanya. Tapi dia tak pernah merasa kesepian, karena kedua orang tuanya mencurahkan cinta untuknya.

Jika Jeno merasa kesepian, apakah dia tidak mendapat cinta dari kedua orang tuanya? Meskipun mereka tidak tinggal bersama.

Jaemin ingat bahwa Jeno sudah di tinggal setelah SMP. Di masa remaja itu, di masa pubertas itu, Jeno membentuk karakternya tanpa bantuan kedua orang tuanya. Dia beranjak, beralih dari anak-anak ke masa remaja yang terkadang labil tanpa bimbingan.

98,7FM [NOMIN]✓Where stories live. Discover now