Tujuh belas - "Dasar anak 2lol"

1.3K 124 33
                                    

Happy Reading

Terhitung sejak kemarin Edgar tak dapat balasan chat dari Chaca. Dia merasa khawatir dengan keadaan cewek itu, pun dia meminta teman-temannya untuk menjenguk. Namun dengan sangat disayangkan, dia harus tak ikut karena sesuatu yang lebih penting.

Sudah lengkap dengan seragam sekolah, pagi ini dia berniat menjumpai Chaca di rumahnya.

Edgar keluar dengan langkah buru-buru. Menyalakan mesin motornya namun sebelum itu, dia kembali menelpon Chaca dan lagi-lagi ga dapat jawaban. Dengan setengah frustasi, dia memundurkan kendaraan roda duanya itu lalu mulai mengendarainya keluar dari pekarangan rumahnya.

☁️☁️☁️

Jeka keluar dari rumah dengan mata yang masih sipit karena habis bangun tidur. Cowok itu melirik jam tangannya, menunjukkan pukul lima lewat empat puluh menit.

Jeka menghirup udara sekitar. Aroma khas tanah yang terkena guyuran hujan semalam sedikit menyejukkan perasaannya.

Matahari sebentar lagi akan terbit dan mereka masih ada di sini alih-alih segera bersiap untuk pergi ke sekolah, tapi para makhluk di dalam rumah masih tertidur.

Posisi mereka udah kayak ikan berserakan yang terdampar alias acak-acakan. Mana pada mangap semua lagi.

Saku celananya bergetar bersamaan suara deringan ponsel. Jeka merogoh sakunya kemudian melihat siapa yang menghubunginya pagi-pagi ini.

Ternyata kak Jean.

"Nginep dimana lo!"

Jeka sedikit menjauhkan ponselnya karena pekikan suara diseberang sana. Masih pagi udah dibentak-bentak gini. Kurang sabar apa coba.

"Kalau ada yang nanya itu jawab bukan diem. Punya mulut, 'kan lo?" Jean bisa denger Jeka yang lagi nguap.

"Di rumah temen. Gue tutup ya..." Jawabnya dengan malas.

"Bener-bener emang. Jangan ditutup dulu!"

"Kenapa lagi, lo nelpon gue cuma mau marahin gue doang. Sakit lama-lama telinga. Bisa gak kalo ngomong gak usah teriak-teriak?" tegas Jeka pada kakaknya itu.

"AAAA JAUH-JAUH LO!" Pekikan dari suara Lisa tiba-tiba membangunkan semua yang ada di sana.

"Jeka, suara siapa itu?" tanya Jean.

Sedangkan Jeka dengan cepat menutup sambungan teleponnya dan langsung bergegas ke dalam.

Lisa menatap jijik bagian kaki yang kena iler Bams.

"Sialan."

Bams yang baru setengah sadar dia bangun dari tidurnya. Matanya masih merem sementara tangannya mengusap bibirnya.

"Jam berapa ini?" tanya Rosie seraya mengucek matanya.

"Apaan sih pagi-pagi udah berisik." Gerutu Mahen.

"Emang ya, gak pagi, gak siang, gak malem ni anak selalu bikin gue darah tinggi tau gak!" Kesal Lisa.

"Awas jodoh." Celetuk Jihan yang masih tiduran. Entah sedang mimpi atau tidak, itu cewek membuat Lisa tambah kesal.

Vous avez atteint le dernier des chapitres publiés.

⏰ Dernière mise à jour : Sep 15, 2023 ⏰

Ajoutez cette histoire à votre Bibliothèque pour être informé des nouveaux chapitres !

RAWR ! [97line✓]Où les histoires vivent. Découvrez maintenant