Chapter 10

535 79 1
                                    

Double up biar cepat kelar ceritanya....

.

Maaf kalau ada typo dan kata kata kasar....

.

.

Author POV

Di sisi lain...

Aaron yang baru sampai di rumah langsung bertanya kepada pelayan dimana ayahnya.

Kebetulan saat itu ternyata ayahnya sudah pulang dari kantor jadi Aaron tak perlu menunggu lebih lama untuk mengatakan niatnya.

Dia pun langsung bergegas menuju ke ruangan ayahnya.

"Ayah..." panggil Aaron saat membuka pintu.

"Astaga Aaron, kalau mau masuk ketuk pintu dulu." Ucap ayahnya.

"Hehehe maaf... oh ya ayah, aku ingin memberitahu sesuatu."

"Sekarang apa masalahnya?" Tanya ayahnya.

"Masalah?"

"Apa kau memukul temanmu, memukul gurumu atau merusak properti sekolah."

"Atau jangan bilang kau bolos sekolah di hari pertama?"

"Aku tidak seburuk itu ayah. Memangnya seburuk itukah aku di matamu?"

Ayah Aaron mengangguk.

"Itu kan aku yang dulu, sekarang aku sudah berubah."

"Yang benar?"

"Ayah percaya saja deh. Oh iya sampai lupa. Aku itu ingin memberitahu ayah bahwa diriku sudah menemukan pujaan hati."

Ayah Aaron cukup terkejut mendengarnya.

Bagaimana tidak, Aaron sebelum dan sesudah kecelakaan sangat sulit sekali dekat dengan seseorang.

Bahkan sudah beberapa kali ayahnya ingin menjodohkannya tapi selalu berakhir gadis itu menangis karena diperlakukan tidak baik oleh Aaron.

Sekarang anaknya malah bilang sudah menemukan pujaan hati.

"Akhirnya... ayah kira kau akan melajang sampai tua."

"Siapa orang itu? Dia laki laki atau perempuan."

"Laki-laki dan dia adalah orang berhasil membuatku jatuh cinta."

"Kau yakin dia orang baik? Bukan orang yang ingin memanfaatkanmu."

"Dia orang baik. Ayah ingat aku bercerita mengenai sosok yang aku impikan saat koma. Dia orangnya."

"Ternyata dia orang itu. Jadi kapan ayah bisa menemuinya?"

"Malam minggu sekalian aku mengajak orang tuanya."

"Jadi kau ingin sekalian meminta restu orang tua nya."

"Iya, sekalian minta ijin juga sama keluarga pacarnya."

"Maksudmu."

"Hehe..."

"Jangan bilang kau menyukai seseorang yang sudah punya pasangan."

"Hehe..." Aaron hanya membalas dengan tertawa canggung sambil mengusap belakang kepalanya.

"Sebenarnya mereka berdua sudah setuju aku nimbrung di hubungan mereka."

"Ayah jangan marah dulu. Aku mau menjelaskan."

"Cepat jelaskan sebelum tongkat golf ini menyatu dengan tubuhmu."

"Sebentar ayah jangab marah. Iya iya aku akan menjelaskan."

It's Just A StoryWhere stories live. Discover now