Chapter 01

1.4K 136 4
                                    

Maaf kalau ceritanya tidak sesuai harapan kalian.....

.

Maaf kalau ada typo dan kata-kata kasar

.

.

Author POV

Helian bangun dengan sedikit terengah-engah.

'Dimana ini?' Batinnya sambil melihat kek kanan dan kiri.

'Apa sekarang gue nyasar ke novel latar modern.' Batinnya lagi.

"Reyhan?" Ucap seseorang di depan pintu kamar rumah sakit.

"Mami..."

"Sayang, kau sudah bangun. Sebentar mami panggil dokter dulu."

'Gue balik jadi Reyhan? Bukankah harusnya gue mati pas jatuh di tangga?'

'Kenapa gue balik saat jadi Reyhan dan kapan ini? Kayaknya dewa emang mempermainkan hidup gue.'

'Kalau gue jadi Reyhan berarti...'

Pintu kembali terbuka dan menampilkan seorang laki-laki remaja.

"Reyhan...." Mahen menghampiri Reyhan dengan air mata yang mengalir dari kedua matanya.

Baru kali ini Reyhan melihat Mahen menangis seperti ini.

"Mahen..." air mata Reyhan pun turun.

Mahen buru-buru memeluk kekasihnya ini.

"Aku... aku pikir diriku tidak bisa bertemu denganmu lagi. Aku pikir akan kehilanganmu lagi."

'Wait? Lagi? Jangan bilang....'

"Mahen, apa maksud lo bilang kehilangan gue lagi?"

"Ahh...lupakan. Aku senang kau tidak terluka parah."

"Axel." Panggil Reyhan tiba-tiba.

Muka Mahen menunjukan raut wajah terkejut.

"Jangan bilang kau...."

"Gue kembali." Ucap Reyhan sambil tersenyum.

"Aku pikir hanya aku yang mempunyai ingatan mengerikan mengenai dunia itu."

"Gue senang ternyata lo akan ada kemanapun gue pergi."

"Tentu saja, aku akan selalu bersamamu dimanapun itu."

"Sudah selesai pelukannya? Ayo Mahen lepaskan Reyhan dulu. Biarkan dokter memeriksanya." Ucap mami yang tiba-tiba muncul.

"Hehehe, maaf mi. Habisnya kan aku khawatir." Ucap Mahen.

"Mami paham kok. Mami kan pernah muda dulu..."

Setelah melepaskan pelukannya dokter kemudian memeriksa Reyhan.

"Bagaimana keadaan anak saya dokter?"

"Syukurlah semuanya baik-baik saja. Tidak ada patah tulang atau apa pun. Kalau infusnya habis boleh pulang. Tapi saya sarankan istirahat dulu di rumah dan jangan bersekolah terlebih dahulu. Apabila pasien merasakan pusing atau hal lain segera ke konsultasikan ke dokter." Jelas dokter.

"Baik dokter, terima kasih."

Dokter itu kemudian pergi.

"Itu sebabnya mami sudah sering bilang jangan berlarian di tangga. Untung saja tidak terjadi apa-apa." Ucap mami.

"Baru sadar dimarahi. Dasar mami." Balas Reyhan.

"Mahen, jaga Reyhan bentar. Mami mau nebus obat dan menyelesaikan administrasi."

It's Just A StoryOnde histórias criam vida. Descubra agora