16.

140 21 0
                                    

•Don't Forget to tab Vote and Coment•
🌸🐯🐍🦢🐱
Selamat membaca semua😊
***

Proses. Banyak orang bilang bahwa kesalahan ataupun kegagalan adalah proses bagi seseorang untuk tumbuh. Untuk tumbuh lebih kuat, tumbuh lebih baik, ataupun tumbuh menjadi lebih bijaksana. Akibat dari proses itu, kini jiwa seorang gadis telah tercabik, terasingkan, dan dihancurkan oleh kesalahan. Kesalahan yang bahkan tidak pernah dia lakukan.

Hanya ada kesendirian yang mau menerimanya, bahkan keramaian pun telah mengasingkannya hingga pada titik dasar terdalam kegelapan. Kini tempatnya singgah tak lagi sama, hanya ada rasa gundah dan resah. Jika boleh ia berharap, ia memohon pada Tuhan untuk mmberinya segudang rasa ikhlas. "Aku bukanlah orang jahat. Kesalahan apa yang kubuat dimasa lalu sehingga Tuhan menghukumku begitu kejam?" Gadis itu terus menatap polaroid yang ia pajang diatas meja belajarnya. Terlihat 6 gadis yang tengah berpose duduk berdampingan dengan pakaian yang cantik.

"Aku begitu beruntung bisa bertemu dengan orang-orang baik dan hebat seperti mereka

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Aku begitu beruntung bisa bertemu dengan orang-orang baik dan hebat seperti mereka. Haruskah aku merasa sengsara atau bahagia?" Dia terus bermonolog untuk dirinya sendiri. Menyendiri di ruang ternyaman untuknya berlindung. "Apakah aku manusia yang egois jika ingin terus bersama dengan mereka? Ataukah aku adalah manusia yang jahat karena harapanku untuk bersama bisa menghancurkan mimpi mereka?" Gadis itu larut dalam pikirannya, kegelapan perlahan mulai menyusup kedalam otaknya sedikit demi sedikit. "Tapi mimpiku juga akan hancur jika aku menyerah dan pergi. Kenapa semua ini terjadi kepadaku? Kenapa?" Dia tidak lagi kuat. Kepalanya seakan ingin meledak. Rambutnya yang tak lagi rapi karena tarikan kuat dari kedua tangannya membuatnya terlihat begitu menyedihkan. Rapuh dan hancur.

Sudah dua minggu semenjak hari debutnya, kebahagiaan yang tak akan bisa ia lupakan. Tepat seminggu yang lalu, dia dan teman-temannya baru saja merayakan kemenangan pertama mereka diacara musik. Dan sekarang? Mereka terkurung dan terhimpit rasa sakit. "Apa yang harus aku lakukan? Omma, Appa, tolong aku" lirihnya dibalik air mata yang turun tak tertahankan. Bukan ini ending yang mereka harapkan, bukan juga bagian kisah yang mereka ingin ukir bersama.

***

"Apa dia masih tidak mau keluar?" Tanya Sakura pada Chaewon yang baru saja memeriksa kamar Garam. Leader itu menggelengkan kepala pelan disertai helaan napas panjang.

"Aku takut kejadian dahulu terulang kembali." Kini Yunjin menyahut. Ia masih mengingat betapa menakutkannya kejadian saat Garam terkunci di dalam kamar dan tak sadarkan diri.

Atmosfir di dalam ruangan benar-benar suram. Tak ada senyum dari bibir manis Kazuha, juga tak ada tawa cerah Eunchae yang menyegarkan. Seakan semua orang tengah berduka dengan keadaan yang sedang terjadi.

Dengan lutut yang terlipat, Eunchae menyembunyikan setengah kepalanya, "Aku bahkan lebih benci kenyataan jika kita tetap harus berlatih untuk acara akhir tahun disaat seperti ini." Eunchae berkomentar. Ia ingin ada untuk menguatkan Garam. Setidaknya disaat sulit seperti ini mereka selalu bersama dan saling menguatkan.

Only You: The Turth of LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang