CHAPTER 4 - Meet U Again

Start from the beginning
                                    

Emma tersenyum, "Tidak, Nona. Aku tidak merasa kerepotan. Tuan Muda juga membawa Anda kemari mungkin karena merasa kasihan. Sebelumnya beliau tidak pernah melakukan hal itu kepada orang lain." Jelas Emma, sambil mengingat kejadian semalam dimana anak majikannya itu menggendong gadis ini walau lukanya masih belum pulih.

Cassie yang mendengar penjelasan itu semakin merasa tidak enak, karena merepotkan orang lain. "Di mana Tuan Muda itu sekarang? Aku sangat ingin berterima kasih padanya." Ucap Cassie

"Tuan Muda saat ini sedang berjemur di kolam belakang mansion, Nona. Bila Anda ingin menemuinya, habiskan dulu sarapan yang sudah tersedia di meja ya. Ada beberapa pakaian juga yang sudah tersedia di walk in closet untuk Anda pakai, bila Anda ingin bersih-bersih, Nona." Jelas Emma

Cassie mengangguk sambil menelan ludahnya kelu. Mansion? Sepertinya dia ditolong oleh orang kaya raya.

Melihat Cassie tidak kembali bersuara membuat Emma tersenyum dan berkata, "Baiklah kalau begitu, Nona. Aku akan keluar, jangan lupa habiskan sarapannya lalu minum obat pereda pengarnya." Ucap Emma

Cassie mengangguk, "Terima kasih, Madam." Jawabnya

Emma mengangguk dengan senyuman, lalu menghilang dari balik pintu. Selesai sarapan Cassie memutuskan untuk mandi. Matanya melihat jam dinding yang sudah menunjukkan waktu 8 pagi. Cassie mendesah, dirinya melewatkan acara pengenalan kampus yang saat ini sudah dimulai, karena dijadwal pukul 8 acara itu berlangsung. Dia merasa takut jika tidak menghadiri acara itu akan berpengaruh pada beasiswanya. Tapi, Cassie akan menjelaskan bahwa dirinya berhalangan hadir karena sakit, bila Kaprodi atau Dekan menanyakan.

Ketika berjalan menuju kamar mandi yang masih tidak Cassie ketahui di mana letaknya—saking luasnya ruangan ini. Dia melihat-lihat ruangan yang lebih pantas disebut apartemen dibandingkan kamar tidur. Di kamar ini ada 3 ruangan yang masing-masing disekat oleh tembok yang dihubungkan dengan pintu. Di dalam ruangan yang disebut kamar ini, ada ruang tamu, ruang baca dan kamar mandi yang terhubung langsung dengan walk in closet. Hal yang menarik perhatian Cassie ialah ruang bacanya yang dipenuhi berjuta-juta buku menghiasi dinding ruangan, dia tertarik untuk berjalan ke sana, tapi diurungkan niatnya lantaran harus segera mandi dan menemui lelaki itu.

 Hal yang menarik perhatian Cassie ialah ruang bacanya yang dipenuhi berjuta-juta buku menghiasi dinding ruangan, dia tertarik untuk berjalan ke sana, tapi diurungkan niatnya lantaran harus segera mandi dan menemui lelaki itu

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

Selesai mandi Cassie berjalan ke walk in closet. Cassie terkejut dengan walk in closet-nya yang sangat mewah dengan desain yang juga klasik. Matanya disuguhkan dengan pakaian dan sepatu bermerk terkenal yang berderet rapih di setiap lemari yang menempel di tembok, juga lampu hias yang menjuntai dengan indah. Lantainya pun menggunakan marmer dengan dihiasi karpet permadani yang begitu lembut, membuatnya merasa lembut ketika menginjakkan kakinya di sini. Ada juga beberapa lukisan dari sastrawan dan seniman Eropa yang menghiasi dinding ruangan ini.

Gadis itu lalu memilih pakaian mana yang harus dia kenakan, semua pakaian di ruangan ini tidak ada yang berharga murah karena semuanya bermerk terkenal. Gadis itu merasa tidak enak jika harus mengenakan pakaian mahal ini. Namun, tidak ada waktu lagi, dia harus segera mengganti pakaian. Tidak mungkin'kan dirinya memakai pakaiannya yang sudah kotor terkena muntahan?

The Season When Everything is FineWhere stories live. Discover now