11. Penyekapan

Mulai dari awal
                                    

"Seperti...," sahut John menggantung ucapannya. Ia menyipitkan matanya sok misterius dan membuat senyuman yang terkesan horor.

"Ada deh," ucap John mengakhiri.

"Yeu!" Sontak semua temannya memutar bola matanya malas. Sungguh sangat menyebalkan sekali Manusi ini!

"Eh tapi kok bisa lo pada dikejar boti?" tanya Dimas kepada Trio Pulu-pulu.

"Tadi tuh-"

John, Aksel, dan Zidan sedang dalam perjalanan menuju ke markas Javegas. Sepertinya hari-hari biasanya mereka ke sana untuk menghabiskan waktunya, entah untuk sekedar nyebat, mengobrol, atau mabar. Bagi mereka tak ada yang bisa mengalahkan keseruan jika sudah bersama dengan teman-temannya. Ya walau mereka seringkali berantem tidak jelas, tetap saja akan terasa asyik.

Ketiganya masih asyik mengendarai motor. John dan Zidan berboncengan, sedangkan Aksel mengendarai motornya seorang diri. Saat asyik mengendarai motornya dan menikmati hiruk-pikuk ibukota, tiba-tiba mesin motor milik Aksel mati. Cowok itu berdecak, sangat merepotkan sekali motornya ini!

Lalu tanpa berlama-lama ia menepikan motornya di pinggir jalan, saat mulai sadar kedua temannya masih melaju ia pun segera berteriak "WOI! NYET! MOTOR GUE MOGOK KAMPRET!"

John dan Zidan yang tak sengaja mendengar teriakan temannya kompak menolehkan kepalanya ke belakang, mereka menghembuskan napas jengah. "NGEREPOTIN LO MONKEY!"

Walau begitu kedua cowok itu tetap putar arah, ya meskipun dengan hati yang dongkol.

"Buang aja motor lo mendingan!" ketus Zidan sambil bersedekap dada.

"Enak aja, motor pemberian babeh gue ini!" sela Aksel tak ingin kalah.

"Buang aja! Nanti calon Ceo ini yang akan beliin lagi," sahut John dengan nada yang sombong. Kedua alisnya kini naik turun disertai dengan raut wajah seperti orang yang sedang ngajak ribut.

"Eleh calon pemulung iya!" cibir Aksel.

"Ngenyek!" sungut John.

"Udah bantuin motor gue gimana?!" tanya Aksel sedikit emosi.

"Ya ndak tau," jawab Zidan asal.

"Apa perlu gue ambilin jet pribadi gue di rumah?" timpal John masih dengan kehaluannya.

"Gerobak sampah noh di rumah lo!" sarkas Aksel tersulut emosi.

"Nyenyenye!" cibik John memasang muka julid.

"HI! MAS-MAS GANTENG NAN TAMPAN!"

Sapaan itu berhasil menghentikan ketiga cowok yang tengah terlibat adu cek-cok. Dua orang wanita datang dengan tampang lemah gemulai yang dibuat-buat, oh tidak! Mungkin banci?

Wanita setengah pria itu datang dengan make up yang super tebal dan dengan pakaian yang pendek. Jangan lupakan heels yang terpasang apik di kaki yang terlihat sedikit buluk itu.

Ketiga cowok itu yang melihat banci tersebut kompak menatap jijik ke banci itu. Sambil menatap was-was, mereka juga berdoa semoga tak menjadi incaran banci pangkalan itu.

'Amit-amit sekali' pikir mereka jika sudah berurusan dengan wanita setengah pria itu.

"Woi! Gimana woi! Kok malah disamperin om-om berkedok tante-tante?" bisik Aksel pada kedua temannya.

CerebretoniaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang