9

23 4 3
                                    

Ting

"Selamat datang...eh? Jang?"

"Halo,"

Seojang tersenyum saat menghampiri wanita cantik di balik counter. Senyum cerahnya berubah sendu saat memeluk sosok 160 senti ini. Ayahnya memiliki 3 orang saudara. Dengan 2 dari mereka sangat sibuk dengan pekerjaannya, hanya 1 yang tersisa. Park Yuri.

"Kamu kemari memakai motor? Aigoo, kukira kamu sudah melupakan bibi," tanya Yuri dengan hangat. Ia mendorong Seojang untuk duduk di salah satu kursi, "Kamu belum sarapan, kan? Mau bibi buatkan bibimbap kesukaanmu?"

"Itulah alasanku kemari sepagi ini,"

Seojang tertawa saat bangkit dan mengikuti Yuri ke dapur. Berbeda dari keluarga ibunya yang bisa dibilang serba mewah, keluarga ayahnya cenderung lebih sederhana. Meski bibinya ini juga mantan soloist terkenal, yang jauh melebihi ibunya, siapa sangka jika dia sekarang menghabiskan waktu luangnya menjalankan kedai makan kecil di daerah Jeju.

"Bibi,"

"Kenapa? Kamu mendapat masalah di agensi?"

"Kurang lebihnya,"

"Mau bercerita padaku,"

"...tidak,"

"Tsk,"

Seojang tertawa saat melihat ekspresi Yuri. Meski sempat kaku, suasana diantara keduanya seketika mencair ketika bibinya menyanyikan salah satu lagu TvB. Suasana hatinya yang memburuk 2 minggu belakangan berangsur membaik saat dia ikut bernyanyi.

"Bibi, kamu pernah menjadi idol K-Pop,"

"..."

"Bagaimana rasanya?"

"Rasanya...seperti aku berada di tempat yang benar. Meski harus mendengar omelan ayahmu setiap kali bertemu, tapi aku menikmati hari-hari itu," jelas Yuri dengan senyum sedihnya, "Kenapa kamu bertanya? Apa kamu mendapat tawaran lagi?"

"Kurang lebih," jawabnya sengan singkat, "Sigh, aku tidak mau berada di depan layar,"

"Dengan kepribadianmu sekarang, aku takut kamu terkenal karena alasan lain,"

"Yaaaaaa, karena itu juga...tapi ibuku.."

"Jang, dengarkan aku,"

"..."

"Lakukan apa yang kamu suka. Percaya padaku, sebanyak apa uangmu, jika kamu bergelut di bidang yang tidak kamu sukai, kamu hanya akan menyesal di masa depan,"

"Andai ibu dan nenekku memahami ini,"

Seojang tersenyum sedih ketika menerima mangkuk bibimbapnya. Sebenarnya, alasan dia hanya memakan bibimbap adalah karena bibinya. Di Korea sisi manapun itu, dia hanya akan memesan bibimbap karena merindukan masakan Yuri. Namun sayang, dia tidak pernah ada yang bisa mengalahkan masakan mantan idol ini.

Meski berbincang bersama, dia tetap melahap sarapannya. Jarang dia bisa makan masakan Yuri. Jadi, ia berencana memuaskan kerinduannya hari ini. Kapan lagi dia bisa berkunjung ke Jeju tanpa membawa beban pekerjaannya dan tanpa diganggu oleh segala macam makhluk disekitarnya.

"Jang, aku beberapa kali membaca mengenai kedekatanmu dengan Eunseo dan Eunbi. Tidak ada yang tahu jika kamu adik mereka?"

"No, aku ingin berkarir tanpa dibayangi oleh status mereka, status ibu dan nenek, status abeoji, statusmu...dan aku juga ingin merasakan menjadi orang biasa,"

"Padahal kamu putri bungsu dinasti Han. Banyak yang ingin hidup sepertimu,"

"Dinasti apaan. Park juga membentuk dinastinya sendiri, kan? Dinasti elite yang berisi para professor, diplomat, peneliti...eh, bibi, hanya kamu yang berbeda?"

AutofocusWhere stories live. Discover now