14

31 6 3
                                    

"Noonim? Apa yang kamu lakukan disini?"

Sapaan ramah itu menarik perhatian beberapa orang disekitar. Meski mereka semua adalah idol, ini tidak menjadi alasan untuk mengabaikan keberadaan wanita cantik yang entah sejak kapan berada diantara mereka. Terlebih, dibanding pakaian olahraga dengan tag identitas seperti yang mereka kenakan, wanita itu mengenakan kemeja putih polos yang dipadukan dengan celana kain hitam. Namun, ketika melihat kamera yang ada ditangannya, mereka bisa menebak identitasnya.

Mengabaikan sekitarnya, Seojang menatap datar pada Hans yang membuatnya menjadi pusat perhatian. Ia tersenyum sebelum mengarahkan kameranya untuk mengambil gambar member grup. Semuanya, selain si maknae brisik itu. Tatapannya lalu tertuju pada sang kapten sebelum mengambil potretnya secara diam-diam. Jika saja ada yang tahu perangai kapten pendiam dan maskulin itu...mungkin banyak yang akan terkejut.

"Apa kamu setega itu padaku? Bisa-bisanya kamu mengucilkanku dari foto grup," sedih Hans saat melihat tidak ada foto individunya di sana.

"Bukannya Alex sudah memperingatkanmu? Jika mulut sialanmu membuat masalah, aku bisa mengkickmu,"

"Noonim...kamu...benar-benar tega,"

Click

Seojang tertawa saat mendapatkan potret alay Hans. Diawal, dia sudah mengambil beberapa potret pria ini, namun mereka sudah tertutupi oleh foto lain. Ia bergegas berpindah ke sisi 4ST ketika menyadari perubahan ekspresi si maknae. Meski jarak mereka melebar, melihat mimik alay kembali muncul di wajah itu, dia kembali membidikkan kameranya pada pria itu.

Click

Click

Click

"Berhentilah menggodanya. Aku lelah mendengar keluhan staff yang dipusingkan dengan ulahnya," gumam Eunbi yang duduk disebelahnya, "Grupku yang terakhir?"

"Mhm, aku sudah mengambil banyak potret ZERO dan 3 grup lainnya,"

Click

Click

"Heey, setidaknya beri tahu kami jika kamu akan mengambil foto," keluh Dan yang sebelumnya sibuk bergosip dengan Rain, "Yamannieeee,"

"Unnie, temanmu menyeramkan," bisik Seojang pada Eunbi, namun terdengar jelas di telinga Yama yang meliriknya dengan ekspresi datarnya.

"What did you just say?!"

"Uh oh, aku harus pergi,"

Seojang nyaris terjungkal kebelakang ketika kerah kemejanya ditarik. Ia tertawa saat diserang oleh tiga rekan setim Eunbi. Senyumnya terbit ketika ia merangkak mundur dan bersembunyi di belakang sang kakak. Ekspresinya berubah tengil ketika mengarahkan kameranya dan mengambil potret kemarahan member. Setidaknya, ia sempat mengambil foto momen itu sebelum mereka berempat mulai berpose. Dengan sabar, dia menuruti permintaan girl group generasi 4 itu.

"Cukup, cukup. Baterai kameraku tinggal sedikit,"

"Berhentilah berbohong," omel Yama, "Sejak kapan kamu hanya membawa satu kamera dan satu baterai?"

"..."

"Cepat, aku lelah berpose seperti ini,"

"Aku bukan fotografer pribadi kalian. 40 ribu won per jam, baru aku mau menggunakan kameraku yang lain," balasnya dengan menaik turunkan alisnya, "Bagaimana, mau tidak?"

"Kenapa mahal sekali. Terakhir aku menyewa fotografer hanya 10 ribu won per jam," syok Rain, "Yeonji-unnie, lihat bagaimana dia memeras kami,"

"10 ribu won...apa dia fotografer professional? Pernah memotret sederet selebriti dunia? Pernah menjadi fotografer brand ternama?" sedih Seojang sebelum kabur saat Rain mengangkat botol minum dan menatap tajam kearahnya.

AutofocusWhere stories live. Discover now