5

31 5 1
                                    

"Kita akan mulai pengambilan video set 1 10 menit lagi,"

Seojang mengabaikan peringatan dari Producer Director. Ia lebih memilih meminum americanonya sebelum kembali fokus pada laptop didepannya. Sesekali, tangannya menggaruk kulitnya yang memerah akibat gigitan serangga.

Mengingat rangkaian set untuk shooting video M/V cukup ketat, semua orang sedang jatuh dalam kesibukan. Ini membuat hanya segelintir yang menyadari kehadirannya di sudut studio. Terlebih, dirinya juga tidak memiliki niatan untuk menyapa mereka. Terlebih, hari ini adalah jadwal cutinya. Ia datang karena keperluannya dengan Eunseo.

"Seojang-ssi, daepyo-nim ingin bertemu denganmu,"

"Oh? Dimana?"

"Uh, aku tidak tahu. Aku hanya diberi tahu untuk mencarimu,"

"Aigoo, aku mengerti. Terima kasih informasinya, manajer-nim,"

Seojang membereskan laptopnya sebelum pergi. Langkahnya langsung tertuju pada lift khusus petinggi perusahaan. Dibandingkan lift karyawan, lift ini jauh lebih cepat. Tidak perlu menunggu lama untuknya tiba di lantai teratas. Setibanya disana, dia mencari orang yang bisa ditanyai. Namun, belum juga bertindak, seseorang sudah angkat suara.

"Seojang-ssi, Daepyo-nim menyuruhmu untuk langsung masuk," ucap wanita yang meja kerjanya berada tepat didepan ruang kerja ibunya.

"Ah? Oke,"

Setelah mengetuk, ia langsung membuka pintu dan melangkah masuk. Baru saja menutup pintu dan berbalik, badannya membeku saat mendengar deheman seseorang. Suara itu jauh lebih lembut dari milik ibunya, tetapi entah bagaimana membuatnya takut.

Senyum sedihnya terbit ketika melihat seorang wanita paruh baya duduk di sofa. Tangannya memegang cangkir keramik dengan anggun sebelum meminumnya. Ah, bagaimana bisa dia datang saat ada founder group, CEO, sekaligus kepala board of directors NXT Entertainment sedang berada di ruangan ibunya.

"Ada apa dengan mukamu itu? Aigoo, apa kamu tidak merindukanku?"

"Jangankan melihatmu, eomma. Wajahnya juga seperti itu saat melihatku," balas Soyoung, "Apa yang kamu tunggu? Cepat kemari dan sapa nenekmu!"

Seojang tertawa sedih sebelum berjalan menghampiri bos besar perusahaan tempat Eunbi mengikat kontrak. Meski tidak ingin, dia tetap mendekat kepada wanita yang merupakan neneknya itu.

Seo Namsan, atau yang lebih dikenal dengan Han Namsan.

Meski sudah berusia hampir 80 tahun, wajahnya tidak terlihat seperti usia aslinya. Kulitnya tampak begitu kencang dan mulus. Bahkan tampak lebih muda dibanding ibunya sendiri. Jika keduanya keluar bersama, mereka sering dikira sebagai saudara dibanding pasangan ibu dan anak.

"Nenek, bagaimana kabarmu?"

"Lihatlah anak ini. Dia sudah di Korea hampir 4 bulan, tetapi ini pertama kalinya dia menanyakan keadaan neneknya sendiri," omel Namsan, "Apa kamu memang sesibuk itu?"

"..."

"Soyoung, aku sudah bilang padamu, dia harus dijauhkan dari Eunseo. Akan lebih baik jika dia bekerja denganku, jadi dia bisa lebih dekat dengan Eunbi,"

"Aigoo, ibu, sudahlah. Kontraknya akan berakhir 2 bulan lagi, kamu bisa mengambilnya setelah itu," sedih Soyoung.

"Aku akan mengingat kata-katamu. Awas saja jika kamu menelannya lagi,"

"Ibuu, aku tidak bersungguh-sungguh,"

"Bahkan belum semenit, tapi kamu sudah menelan ludahmu sendiri,"

AutofocusWhere stories live. Discover now