Tatapan Asha tak sengaja melihat Pelangi yang sedang fokus mengobati, "Eh ada Pelangi, maaf ya aku gak tau kalo kamu ada di sini, tapi kalo kamu mau punya aku aja," ucapnya sambil menyodorkan satu botol yogurt kepada Pelangi.

"Selesai, yey," ucap Pelangi, ia tidak tuli. Ya pelangi mendengar semuanya bagaimana Jerry menyambut baik Asha dan bagaimana Deril dan Cada memberikan respon yang baik saat Asha datang. Berbeda sekali ketika mereka menyambutnya. Ia jadi semakin membenci Asha.

Pelangi tersenyum lalu menerima yogurt yang di berikan Asha, "Oh, santai aja, makasih ya," lanjutnya langsung pergi dari uks. Niatnya ingin rebahan gagal deh.

.
.
.

Saat ini Pelangi lebih memilih untuk ke kantin, sambil menunggu Tamara yang masih di kelas. Ia jadi kepikiran ada hubungan apa Cada dengan Asha.

"Gue harus cari tau," gumamnya pelan.

Suara berisik dari arah pintu masuk kantin membuat Pelangi menoleh dan mendapati kekasihnya yang sedang mengobrol dan tertawa.

"Arnesh!" teriakan yang lumayan kencang deri Pelangi membuat sang pemilik nama menoleh, lalu berjalan menghampiri Pelangi yang menyambutnya dengan senyuman.

"Tumben udah di kantin?" tanya Arnesh yang kini duduk di sebelah Pelangi.

"Akutu tadinya mau ke Uks, tapi malesin banget tau!" cerocosnya, yang membuat Arnesh menggangkat sudut bibirnya.

"Kenapa sih pacar aku marah-marah, sini cerita," ucap Arnesh.

"Iya jadi tadi itu, aku mau ke Uks kan, mau rebahan, eh di sana malah ketemu Cada sama Asha!"

"Cada sama Asha?" ulang Arnesh.

"Iya sayanggg."

"Jadi kamu gak jadi dong rebahan nya."

"Enggak lah, orang di sana-" ucapan Pelangi terpotong ketika melihat Digo dan Davin membawakan nasi goreng, mie ayam, dan es jeruk ke mejanya.

"Di makan ya kanjeng ratu dan baginda raja," ujar Davin.

"Kita-kita boleh duduk di sini gak?" tanya Digo.

"Nyari tempat duduk yang lain sono, jangan ganggu!" balas Arnesh.

"Dih sombong amat mentang-mentang dah sama pawang," seru Davin yang di angguki oleh Digo.

"Makasih ya Davin, Digo," ucap Pelangi.

"Sama-sama cantik," ujar Davin dengan nada genit, tidak lupa dengan satu matanya yang ia kedipkan.

Arnesh menatap tajam ke arah Davin, "Gak usah godain cewe gue!"

"Santai baginda raja," seru Davin yang langsung berlari di ikuti oleh Digo. Melihat itu Pelangi tertawa.

"Kenapa ketawa? Seneng di goda?"

Mendengar pertanyaan yang keluar dari mulut Arnesh, tawa Pelangi terhenti, "Eh ngga, aku ga seneng, cuma lucu aja gitu loh."

"Makan."

"Sayang kamu marah?"

"Gak."

"Masa cemburu sama temen sendiri."

"Gak cemburu."

"Boong."

Di kursi paling belakang, seorang lelaki menatap tajam ke arah meja yang Arnesh dan Pelangi tempati. Tangannya mengepal.

"Lo brengsek, Nesh," desisnya pelan. Ia Mengarahkan kamera ponselnya lalu merekam kedua orang yang kini tengah tertawa, tidak lupa juga dia kirim video tersebut kepada seseorang.

.
.
.

Di lain sisi

Gadis cantik yang kini tengah terbaring lemah, meremas ponselnya ketika mendapatkan satu pesan berisi satu video berdurasi sepuluh menit, dimana ia melihat Arnesh dan Pelangi sedang tertawa.

Gelas yang berada tepat di sebalahnya terlempar begitu saja,"Brengsek! Gue di sini sakit, dan lo malah seneng-seneng sama Pelangi!"

Dadanya sesak, nafasnya tidak beraturan,"gak ada inisiatif banget buat jenguk gue!"

Ia menatap foto di tembok kamar dengan ukuran yang begitu besar, Arnesh dan dirinya sedang berpelukan. "Sekarang lo bisa ketawa, tapi gatau nanti, mungkin lo bakal nangis."

"Puas-puasin sama Arneshnya, sebelum lo tau semuanya," lanjutnya.



Alloooo

Selamat datangg di ceritaa

Pelangi Untuk Cadaa

Gimana nii part inii

Semogaa sukaa yaa

Jangan lupaa vote banyakk banyakk

Teruss komen banyakk banyakk

Biar akuu tambah semangatt

Kalo ada typo mohon di maafkan

Ajak semuaa keluarga, mantan,
pacar, temen, sodara

Buat bacaa ceritaa akuu.

Terimakasih🍓

Papaiiiii

Sampai jumpa di bab bab

Selanjutnyaaaa

saranghaeee💗

Pelangi untuk CadaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang