t w o

160 28 0
                                    


Dari semua hal yang terjadi tiba-tiba, banyak kata syukur yang Bee ucapkan. Salah satunya, ia hidup di keluarga berkecukupan, sangat berkecukupan, terpandang dan serba mewah.

Dalam hal finansial, Bee memang tak kekurangan. Namun sepertinya, Bee kekurangan dalam hal kasih sayang dan hal lainnya yang berkaitan dengan batin. Tak apa, itu hal yang biasa baginya. Yang penting finansialnya terpenuhi.

"Bee, sayang, ada cemilan nih di bawah." Ujar sang ibu.

Itu ibu angkatnya, namanya Roselyn Aridefferia. Jangan salah, nama-nama di novel memang selalu menyulitkan lidah bukan.

Bee segera turun dari kasurnya, ia membuka pintu kamar yang memang tak di tutup, "Cemilan? Bukannya tadi kita baru makan?" tanya Bee kebingungan.

Cemilan di siang hari, mungkin ini kehidupan orang kaya.

"Kenapa si Bee, biasanya juga gitu kan." Balas Roselyn.

Bee tersenyum senang, "Iya ma ayo!" Katanya semangat.

Menurut Bee, selagi ia yang di tawari ya tak apa-apa. Lagi pula kelaparan itu tak enak, Bee sudah pernah mencoba di kehidupan pertamanya, dan hal itu benar-benar menyiksa.

Rumah ini sangat luas, seperti panthouse, hal itu membuatnya mengerti seberapa kaya keluarga ini.

"Nih, makan cheesecakenya, kesukaan kamu kan." ujar Roselyn saat sampai di ruang tengah.

Wajah Bee nampak berubah saat melihat beberapa orang di ruang keluarga, sepertinya mereka sedang bersantai. Jujur saja, Bee tak mengenal siapa mereka. Tapi mereka pasti anggota keluarga Arthristid.

Bee melirik ke arah sofa tunggal, di sana terdapat seorang kakek-kakek, yang terlihat berwibawa, sedang membaca koran. "Pasti itu si kakek di novel." Cibir Bee dalam hati.

Lalu Bee melirik ke arah sofa panjang, dimana ada sesosok pria dewasa yang terlihat tampan dan menggoda, aura yang di keluarkan pria itu tak main-main. Ia adalah suami dari Roselyn, namanya kalo tak salah, Theodor Arthristid. Dan si kakek barusan itu, namanya, Ellard Arthristid.

"Itu Bee, cheesecakenya di makan, bukan diem aja." kata Roselyn, ia lalu duduk di sofa, bersebelahan dengan suaminya Theodor.

Bee terkekeh canggung, ia lalu duduk di karpet berbulu. Ruangan ini sangat nyaman sebagai tempat berkumpul, ada beberapa sofa dan televisi besar, sebuah meja kecil di tengah yang di bawahnya terdapat karpet berbulu berwarna hitam bercorak.

Bee memasukan sesuap cheesecakenya dengan perlahan, sesekali ia melirik ke arah kedua orang itu. "Enak ga?" Tanya Roselyn.

Bee menoleh dengan raut sedang mengunyah, lalu matanya membola sambil tersenyum. "Ini enak banget ma, ga keju banget, tapi– pokoknya aissh, ini enak bangett!" kata Bee tak karuan.

Harap di maklum, ini kali pertama Bee makan cheesecake yang benar-benar cheesecake. Biasanya ia hanya makan kue brownis di tukang dagang keliling yang harganya dua ribu rupiah.

Roselyn tampak senang, ia lalu menoleh pada suaminya, "Tuh kan, kata aku juga Bee pasti suka." Kata Roselyn.

Karna sang nyonya mencoba berbicara dengan sang tuan, membuat Bee mengingat kembali betapa menyeramkannya mereka. "Aku bakal di kamar aja, mama makasih cemilannya," ujar Bee sambil berdiri, ingin pergi ke dalam kamarnya secepatnya. Lelah berada di satu ruangan dengan para manusia sempurna.

"Yah, kenapa padahal kamu di sini aja, duduk di samping mama," balas Roselyn merenggut.

Bee melirik sedikit ke arah Theodor, yang sialnya tengah menatapnya kini. Bee langsung memalingkan wajahnya, tatapannya itu sangat tajam nan menakutkan. Dengan gelagapan Bee langsung menggelengkan kepalanya, "Ga usah, ga usah, lain kali aja ma, Bee mau di kamar aja sambil bel–" ucapanya terpotong, karna Bee yang mundur terus-menerus membuat kaki belakangnya terantuk sofa.

"Mama!" Bee memekik kecil saat badannya jatuh ke sofa tunggal yang kosong, ia lalu cengengesan canggung dan bangun dari jatuhnya.

"Bee ga–" ungkapan yang ingin Roselyn tanyakan terhenti saat Bee mengangkat tangannya, "Ga apa-apa, asli," balasnya meyakinkan, ia lalu berjalan ke arah tangga.

"Ini cemilan bawa Bee," ujar Roselyn.

Bee lalu membalikan langkahnya, ia membawa beberapa cemilan yang tersedia di meja, dengan wajah menunduk, Bee berkata, "Makasi, makasi banyak ma, semuanya Bee duluan."

Roselyn hanya bisa tertawa sambil menggelengkan kepalanya, mungkin ini alasan Bee tak mau bertemu dangan anggota keluarga lainnya, gadis itu canggung dan sungkan.

*****

Awalnya Bee Meshyia sedang berbaring di dalam kamar, sambil membaca novel bergenre family, drama dengan tenang. Namun karna ia haus, Bee memilih keluar kamar dan menuju dapur dan sang ayah tiba-tiba membuka pintu rumah lalu memukulnya dengan tongkat bisbol.

Itulah perjalanan Bee Meshyia.

Dan sekarang ia ada di tubuh Beearlyn Roseetta, salah satu karakter dalam novel. Ia adalah anak angkat dari keluarga Arthristid.

Kini ia berusia enam belas tahun, kelas sebelas di sekolah menengah atas, semester akhir. Dalam novel di jelaskan bahwa sang anak kandung keluarga ini datang saat kenaikan kelas duabelas. Karna setelah datang ke rumah besar ini, sang anak kandung langsung memasuki jenjang sekolah kelas duabelas sebagai murid baru.

Di alur novel, peran Beearlyn tak banyak di pakai. Setelah sang anak kandung datang, mereka semua yang ada di dalam rumah ini memusatkan perhatiannya kepada sang anak kandung.

Sampai ia terlupakan. Saat perayaan ulang tahun sang anak kadung, Beearlyn datang, ia membawa sebuah boneka boda dan lampu tidur sebagai hadiahnya, yang ternyata tak di sukai pemilik pesta. Berakhir hadiah bonekanya di tempat sampah, lampu tidurnya di simpan di kotak bawah kasur, mungkin karna lampu tidurnya terlalu biasa.

Beearlyn tak di usir dari rumah, ia lebih tau diri dan memilih keluar rumah dengan tangan kosong. Sang nyonya besar, Roselyn seakan melupakannya setelah kedatangan anak kandungnya, tapi Bee mewajarkan itu, bagaimana pun mereka sudah berpisah bertahun-tahun dan hal itu membuat banyak waktu terbuang sia-sia.

Namun sialnya, Beearlyn Roseetta harus mati di usia tujuh belas tahun. Karna kecelakaan saat ia menaiki taksi ketika aksi keluar rumahnya.

"Mungkin memang seharusnya mati, dari pada jadi beban keluarga." ucap Bee ketika mengingat semua alur di dalam novel, lalu kembali memasukan potongan cheesecake pada mulutnya.

Bee? Where stories live. Discover now