6

10 0 0
                                    

Minji baru saja memarkirkan motornya di parkiran. Saat ia baru saja selesai mengikat tali sepatunya dengan benar dan hendak berdiri dari jongkok nya. Ada seseorang yang sudah berdiri menjulang didepannya.

Tentu saja membuat Minji mendongakkan kepalanya keatas.

"Oh elo. Ngapain?" Ucap Minji yang sudah berdiri sambil menatap orang didepannya.

"Gak ada. Gue cuma nyapa Lo aja" ucap Renjun.

"Oh. Hai" ucap Minji malas dan mulai beranjak dari sana.

Renjun langsung berjalan sedikit cepat dan akhirnya menyamai langkah kaki Minji berjalan.

"Lo ngapain sih" ucap Minji sambil menatap Renjun malas. Sedangkan yang ditatap malah tersenyum manis kearah nya.

"Pagi-pagi udah gila Lo?" Ucap Minji jutek.

"Lo cantik" ucap Renjun tiba-tiba. Dan berhasil membuat Minji menghentikan langkahnya.

"Lo kalo mau ngerayu, ke orang lain aja. Gue gak mempan sama yang begituan. Dan kalo menurut Lo gue senang jalan bareng sama Lo, apalagi jadi pusat perhatian orang-orang. Lo salah besar.

Gue risih." Ucap Minji dingin dan jalan dengan langkah lebar. Namun ternyata ucapan Minju bagai angin lalu bagi Renjun.

Laki-laki itu malah berjalan beriringan lagi dengannya.

"Lo gak ada kerjaan lain selain ngikutin gue?" Tanya Minji sewot karena mereka berdua sudah sampai di depan kelas Minji.

"Istirahat gue kesini" ucap Renjun tiba-tiba.

"Terserah Lo" ucap Minji dan berjalan masuk kedalam kelas. Baru saja ia mendudukkan dirinya di bangku.

"Siang nanti gue jemput buat pergi ke kantin bareng" ucap Renjun sedikit teriak lalu langsung pergi dari sana.

Minji sendiri hanya menatap kesal kearah pintu.

Minju yang disebelahnya hanya tersenyum.

"Kayaknya kak Renjun suka sama kamu Ji" Ucap Minju pelan.

"Gue gak" ucap minji.

"Oh ya Ji. Soal ulang tahun Papa -" ucapan Minju terhenti karna tiba-tiba saja Minji meletakkan sebuah kotak berukuran sedang diatas meja Minju.

"Gue gak tau bakal suka atau gak. Dari kemarin Lo mohon-mohon buat kado Papa. Itu dari gue" ucap Minji dan beranjak dari sana meninggalkan Minju yang saat ingin tersenyum namun berbeda dengan matanya yang berkaca-kaca.

'kakak tau kamu sayang sama kita semua. Tapi mungkin memang cara kamu sedikit berbeda. Kakak bakal tunggu kamu buat jujur tentang apa yang kamu rasain. Maaf karna kakak belum bisa menjadi kakak yang baik buat kamu' ucap Minju dalam batinnya sambil menatap kearah kotak yang berada ditangannya saat ini.

Lamunannya buyar karena seseorang melambaikan tangan didepan wajahnya.

"Lo kenapa. Sakit?" Ucap Chenle yang sedikit cemas.

"Gak. Gue baik-baik aja kok." Ucap Minju sambil tersenyum kearah Chenle.

"Oh ya balik nanti kita ke cafe yuk. Urusan bokap nyokap Lo aman. Mereka kan udah kenal gue dari waktu SMP. Nanti gue minta izin pasti di kasih" ucap Chenle dengan percaya diri.

"Ok deh. Setuju kalo gitu.
Tapi nanti gue yang tentuin mau di cafe mana gak apa-apakan?" Tanya Minju.

"Gue tebak Lo mau ke cafe tempat adek Lo manggung kan?" Tanya Chenle tepat sasaran.

"Ya. Gue mau lihat adek gue tampil. Pasti keren banget" ucap Minju dengan mata yang berbinar-binar.

"Yaudah apapun yang bikin Lo senang gue ikut" ucap Chenle.

.

Di perpustakaan Minji sedang menyenderkan tubuhnya di rak sambil membuka tiap lembar halaman di buku bersampul biru tua itu.

"Lo jadi perwakilan untuk olimpiade rajin banget ya belajar terus" Ucap Renjun.

"Haish. Kenapa sih Lo ada dimana-mana. Gak tenang hidup gue rasanya. Jangan deket-deket gue napa. Semua orang pada salah paham semua karena sikap Lo ke gue" Ucap Minji yang terlihat sangat kesal.

"Gue minta maaf udah buat Lo kesulitan. Tapi jangan paksa gue untuk menjauh dari Lo.

Karna Gue suka sama Lo" ucap Renjun tiba-tiba dengan tatapan tulus. Membuat Minji memutarkan matanya malas.

"Apa yang Lo suka dari gue. Lo gak denger hal buruk yang dibicarakan sama semua orang. Lo gak takut nama Lo bakal jelek juga. Apalagi posisi Lo sebagai ketos disekolah ini. Lo gak khawatir bakal direbut sama orang?" Tanya Minji dengan tatapan yang menusuk ke bola mata Renjun yang menatap dirinya dengan tenang.

 
"Gue suka semua yang ada di diri Lo. Gue tau Lo gak seburuk yang mereka bilang. Gue juga gak takut nama gue jelek karena dekat sama Lo. Dan kalo pun sebagai ketua osis jadi penghalang buat gue Deket sama Lo, bakal gue lepasin." Ucap Renjun serius.
 
 
Terdengar dengusan dari Minji.

"Jangan gila deh jadi orang. Gue gak suka sama Lo. Jadi stop deketin gue" Ucap Minji dan langsung pergi dari sana. Namun tangannya sudah dicekal lebih dahulu oleh Renjun.

 
"Gue gak bakal nyerah. Gue yakin bisa dapatin hati Lo. Gue bukan sekedar suka doang tapi udah jatuh cinta sama Lo. Gue bakal perjuangin perasaan gue. Gue yakin Lo bakal buka hati buat gue" ucap Renjun.

"Cinta?. Hah.  Jangan terlalu berusaha keras. Lakuin hal yang udah pasti-pasti aja" ucap Minji dingin dan langsung menyentak tangan Renjun.

"Siang ini di CAFE DIAMOND kan?" Teriak Renjun.

"Gak usah Lo datang" ucap Minji galak.

"Ok gue bakal datang" teriak Renjun.

Terdengar decakan dari Minji, Minji langsung keluar begitu saja dari perpustakaan sedangkan Renjun tengah tersenyum dan bahkan tertawa kecil mengingat bagaimana tadi sikapnya yang terlalu terburu-buru dan bar-bar.

Terdengar tepukan tangan dari seseorang yang sedari tadi bersembunyi dibalik rak yang ada disebelah.

 
"Gila-gila bro. Jangan langsung jedor dong. Gak seru banget. Nanti si Minji malah makin jauhin Lo yang ada" ucap Jay yang terlihat frustasi melihat kekonyolan temannya itu.

"Ya gimana. Gue gak tau harus gimana" ucap Renjun.

"Gini nih. Makanya jangan belajar sama organisasi mulu. Perkara cewek jadi kayak orang dongo kan Lo" ucap Jay.

"Y-yaudah biarin lah. Setidaknya gue udah confess ke Minji. Berarti tinggal gue usaha lebih keras lagi untuk mendapatkan hatinya." Ucap Renjun.

"Tapi nanti yang ada si Minji malah makin jaga jarak sama Lo. Pas tau Lo suka dia." Ucap Jay yang sudah mengusap wajahnya frustasi.

"Gue pastiin hal itu gak terjadi" ucap Renjun mantap.

"Yaudah langsung ke kelas kita. 2 menit lagi bel. Bahaya jam pertama pak kumis. Bisa kenak ceramah kita" ucap Jay.

"Oke" ucap Renjun dan keduanya pun berjalan keluar dari perpustakaan.

.

.

.

.

Tanpa mereka ketahui. Ternyata saat keluar tadi Minji teringat bahwa pena nya tertinggal di rak tadi, dan memutuskan untuk kembali masuk kedalam perpustakaan.

Minji pun masuk melewati lorong rak yang dipojok dan tidak sengaja mendengar obrolan Renjun dan Jay.

"Gak seharusnya Lo suka sama orang kayak gue" gumam Minji

Setelah kedua orang itu pergi, Minji pun keluar dari persembunyiannya dan mengambil pena dan juga buku olimpiade yang sempat ia tinggalkan. Lalu beranjak dari sana menuju kelasnya karna kebetulan bel berbunyi.

Adik Kakak Where stories live. Discover now