2

27 1 0
                                    

Cafe.

"Lama banget Lo. Tumben biasa Paling on time" sindir Yuta.

"Biasa gue ada keperluan dikit tadi. Biar gak gangguin kegiatan kita manggung. Jadi sekarang mau mulai?" Tanya Minju sambil meletakkan tas yang ia bawa ke salah satu kursi disana.

"Ok langsung naik aja" Ucap Taeil dan ketiganya berjalan beriringan naik keatas panggung kecil yang disediakan oleh pihak cafe.

Lagu pun dinyanyikan dengan sangat baik oleh Taeil selaku vokalis di grup tersebut. Sedangkan Minji sendiri mengambil bagian sebagai pemain gitar namun sesekali ia akan ikut bernyanyi saat kebetulan lagu yang dibawakan untuk duet dan Yuta piano yang sesekali juga bergantian nyanyi.

10 lagu tanpa sadar sudah di bawakan oleh mereka.

Karyawan cafe tersebut pun memberikan masing-masing satu gelas untuk mengisi kerongkongan yang mulai merasa haus.

"Ini udah kelar kan?" Tanya Minji yang baru saja meletakkan gelasnya diatas meja.

"Udah. Lo mau cabut sekarang?" Tanya Taeil.

"Ya. Gue mau mampir ke perpustakaan kota dulu, pinjam buku buat olimpiade" ucap Minji

"Olimpiade mulu. Kenapa Lo terus sih. Kan ada sih Minju. Suruh aja sesekali dia yang ikut. Lagian juga dia sama pinternya kan sama Lo" ucap Yuta santai sambil memakan Snack nya.

"Gue cabut ya sekarang" ucap Minji yang sudah berdiri dan berjalan meninggalkan teman-temannya yang memandang bingung kearahnya.

"Bg Lo ngerasa gak, kalo selama ini kayak ada yang gak beres?" Tanya Yuta

"Gue juga ngerasa gitu. Tapi kita gak ada hak untuk nanya hal pribadi ke dia. Kita temannya cuma bisa support dia terus dari belakang" ucap Taeil yang memandang sulit kearah gelas bekas minuman Minji.

Dan dibalas anggukan kepala oleh Yuta.

.

Dirumah.

Minju baru saja menyelesaikan pekerjaan rumahnya dan sang ibu memanggilnya untuk turun makan malam.

Minju segera menuruni tangga dan berjalan kearah meja makan dimana sang mama dan papa sudah berapa disana.

"Gimana sekolahnya baik-baik aja kan sayang" ucap sang mama sambil mengelus rambut Minju.

"Baik ma." Ucap Minju.

Mereka bertiga pun makan dengan khidmat. Saat makanan yang ada di piring mereka tersisa setengah tiba-tiba saja pintu utama terbuka dan memperlihatkan Minji dengan pakaian kaos berwarna putih celana jeans biru dengan tas gitar yang berada dipunggungnya. Dan jangan lupakan tangannya yang memegang 2 buku berukuran cukup tebal.

Minji terlihat jalan dengan santai melewati ketiganya. Raut Minju sangat kentara sekali merasa tidak enak dengan adiknya berbeda dengan kedua orangtuanya yang melanjutkan makan malamnya.

Baru saja Minji menginjakkan kaki di anak tangga pertama ada pertanyaan yang dilayangkan padanya.

"Minji udah pulang. Yuk gabung makan sama kita" ajak Minju.

Terlihat Minji memasang wajah datarnya. Masih tidak menolehkan kepalanya ke belakang.

"Gue udah makan diluar" ucap Minji dan langsung bergerak naik keatas. Namun baru beberapa anak tangga. Suara dingin menusuk masuk kedalam telinganya.

 
"Begitu cara kamu menjawab pertanyaan dari kakak kamu sendiri" ucap sang mama.

 
"Sudah merasa hebat kamu begitu. Karna kamu pinter,, Iya. Jadi sombong kamu dengan kelebihan kamu sendiri. Ya,, begitu?" Suara sang papa yang semakin meninggi.

Adik Kakak Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang