Tujuan Kita

7 6 2
                                    


"Yang namanya hidup itu, harus punya tujuan. Karena dengan tujuan, hidup lebih terarah." –Baim Abraham.

"Tujuan akhir kita itu ya ke tanah. Yang dari tanah bakal balik ke tanah." –Piyan Ghifari.

***

Suara deruman motor membuat suasana menjadi riuh. Piyan, Bani, Rafid dan Baim baru saja sampai di rumah Piyan tempat yang memang menjadi tujuan awal mereka yakni kumpul di rumah Piyan. Setelah berhasil membuntuti Sagara yang mengantarkan Naya pulang ke rumahnya, mereka segera pergi menuju rumah Piyan dan sampai lebih dulu dari Sagara.

"Woi, Yan! Buruan buka gerbang rumah lo! Keburu Sagara ke sini."

"Iya, sabar dikit kek." jawab Piyan.

"Ini, kenapa kita jadi kayak main kucing-kucingan sama si Sagara ya?" sahut Rafid membonceng pada Baim sembari mengaruk-garuk tengkuknya.

Gerbang rumah Piyan telah di buka. Mereka memarkirkan motor tepat di halaman rumah Piyan yang lalu mengistirahatkan tubuh mereka di gazebo kecil yang ada disana. Masing-masing mereka langsung merebahkan diri dengan posisi berjabat, kaki menggantung ke bawah. Sehingga hanya tubuh mereka saja yang di baringkan.

"Hh... Hh... Hhh...Anying capek banget gue!" Bani terlihat sangat kelelahan sekali. Ia mencoba mengatur napasnya yang masih ngos-ngosan.

"Sama." timpal Baim yang masih mengatur napasnya. "Berasa lagi di kejar anak Anjing!" timpalnya kembali.

"Lo semua kenapa?"

"ANJING!" kejut Baim. Semua bangkit begitu mendengar suara Sagara yang ternyata berada di hadapan mereka.

"Ngatain gue lo?!"

"Kagak Gar! Suudzon banget!"

"Terus maksud omongan lo tadi apa?"

"Oh itu, itu... Iya, tadi kita abis di kejar Anjing. Lebih tepatnya anak anjing gitu," Baim mengeles. Bisa aja ngelesnya Si Baim.

"Makanya kita masih ngos-ngosan, terus gue kira anjing nya ke sini. Makanya gue kaget."

Dari dalam rumah Piyan datang seorang wanita. Dia adalah Bi Runi, salah satu asisten rumah tangga di rumah Piyan.

"Mas Piyan, sudah pulang?"

"Sudah Bi. Hem, Bi boleh buatkan Piyan sama teman-teman minum gak?"

"Oh, tentu boleh dong. Sebentar ya Bibi buatkan!"

Beberapa menit kemudian...

"Nah ini dia minuman untuk Mas Piyan and prends!"

Bani menahan tawanya kala Bi Runi salah mengucap kata. "Pfttt... and friends kali, Bi."

"Nah, itu maksud Bibi! Maklum mulut Bibi masih proses belajar hehehe..."

"Oh iya, Mas Piyan. Kapan-kapan mau engga ajarkan Bibi bahasa inggris lagi?" ucap Bi Runi kepada Piyan.

"Soalnya Bibi mau banget bisa bahasa inggris."

"Boleh, Nanti Piyan bantu ajarin Bibi."

"Wah, terima kasih loh Mas Piyan. Baik banget mau bantu Bibi. Bibi doain semoga Mas Piyan tambah ganteng, tambah pintar dan semoga cepat dapat jodoh."

"AMINNN!!!" seru semua mengaminkan doa yang di panjatkan oleh Bi Runi untuk Piyan.

"Eh, tapi Bi? Doa bibi yang terakhir kayaknya bakalan lambat deh di kabulinnya."

SAGARA LAKSANAWhere stories live. Discover now